Aku kelahiran jawa tengah, sebut saja namaku bintang, aku adalah seorang pria dari keluarga sederhana yang merantau dari desa.
Ini kisahku dimana belum mengerti apa itu kehidupan yang sebenernya, saat aku Sd aku adalah pria yang sangat mencari perhatian orang sekitar, orang yang selalu meminta kepada Orang tua maupun teman, aku juga sangat mempunyai imajinasi yang sangat tinggi, kedengarannya memang sangat aneh tapi itulah yang akan membentuk pengalaman dan jatidiri yang nyata, rumahku kebetulan dekat dengan sekolah dasarku, bahkan sampai teman sekolahku tidak jauh beda dengan teman rumahku, sekitar kelas 4 Sd aku mengalami hal yang sangat berdampak kepada masa depan menurutku saat itu, yaitu tinggal kelas.
yaa.. benar sekali aku tidak naik kelas saat itu, namun yang aku rasakan biasa saja, tidak ada rasa kecewa sama sekali, mungkin karna aku masih kecil dan pemikiranku belum bisa memahami, ayahku tidak ingin aku seperti itu sehingga aku didaftarkan ke salah satu les (bimbel) di daerah yang lumayan jauh pada saat itu, aku masih belum mengerti saat itu apa tujuannya aku ikut les itu, dan akhirnya aku bisa mengejar teman-teman kelasku dalam belajar dan jauh lebih mengerti dari sebelumnya.
Dan masa-masa sekolah itu aku salah satu orang yang bisa dibilang "pintar" pada masa sekolah dasar. Ini adalah masa-masa yang ingin aku ulangi pada saat aku sudah dewasa.
Dimana pada masa itu aku masih belum tahu kejamnya kehidupan dan kejamnya perasaan manusia.
Ya,.. Pada saat itu aku belum mengerti apa arti CINTA itu adalah alasan mengapa aku sangat ingin kembali ke masa itu.., aku adalah pria caper yang ingin diliat semua orang pada saat itu, tetapi semuanya agak berubah setelah aku melihat seseorang wanita yang ntah kenapa aku menjadi bingung saat melihatnya, pada saat itu aku belum mengerti sama sekali apa itu cinta, yang aku tahu hanya sebuah perasaan suka terhadap lawan jenis, aku seorang pria yang banyak mempunyai teman wanita.
Aku sudah pasti sangat sering berinteraksi dengan mereka, tetapi yang aku bingung, kenapa disaat aku melihat wanita itu, aku seperti ada yang beda dari wanita itu, ntah apa maksudnya semua ini, akhirnya aku mulai mencari tau siapa wanita itu sebenarnya, dan ternyata dia satu tingkatan denganku hanya berbeda kelas saja, setelah berjalan hari demi hari, beberapa temanku mulai sadar kalau aku selalu memperhatikan wanita itu, dan sampai tiba saatnya aku mulai cerita ke sahabatku pada saat itu.
Sahabatku memberitahuku bahwa dia adalah wanita lugu,yang sangat taat dengan agamanya.
Setelah aku tau semuanya yang diceritakan kepadaku, jujur pada saat itu aku sangat ragu untuk mengenalnya lebih jauh, karna aku berfikir sangat sulit bagiku pria yang nakal sepertiku tidak akan bisa dekat dengannya, itu pemikiranku pada saat itu. Dan dia juga teman dari salah satu teman wanitaku, aku mulai bertanya-tanya kepada teman wanitaku, siapa dia sebenarnya.
Setelah aku tahu tentangnya, aku mulai memberikan diri untuk meminta nomer handphone wanita itu.
ya,. Dulu belum ada handphone canggih seperti sekarang, aku mengirim pesan SMS kepada dia pertama kali dan saat dia membalasnya, menurutku dia cukup ramah dan sepertinya belum ada halangan untuk mengenalnya jauh lebih dalam :).
Sebut saja namanya pelangi. Dia seorang wanita yang lugu dan sangat mudah tertawa, rumah dia memang agak jauh dari sekolah, tetapi masih bisa dibilang tidak terlalu jauh dari sekolah dasarku.
Dia mempunyai kakak yang sangat mirip dengannya kebetulan adalah kakak kelasku.
Setelah kita lumayan dekat, aku mulai menyadari bahwa yang ingin mengenalnya bukan hanya aku, tetapi banyak sekali pria yang ingin mengenalnya, kebetulan Sekolahan Dasarku ada dua sekolah dalam satu gedung, sekolah yang berbeda tetapi kita satu atap, salah satu Sekolah Dasar negri di Jakarta yang tempatnya lumayan luas dan daerah aman untuk anak kecil, karna letaknya jauh dari jalan raya besar.
Setelah aku tau dia mempunyai kakak yang berada satu sekolah denganku saat itu, itu merupakan sebuah halangan kecil untuk keberanianku untuk mendekatinya, aku memang masih sangat kecil tetapi cara pemikiranku mungkin saja diatas mereka pada umumnya.
Setelah beberapa tahun kedepan, aku masih ingin mengenal dia lebih jauh walaupun pantangan dan halangan makin ramai menutup jalanku untuk mengenalnya. Saingan terberatku menurutku adalah sekolah lain yang berada di bawah sekolahku, aku tidak akan menyerah begitu saja dengan hal-hal yang rumit itu.
Menurutku itu adalah perasaan bingung pada saat itu, karena aku masih belum mengerti rasa apa yang aku rasakan, aku masih belum mengerti apa itu mencintai, hingga akhirnya aku memutuskan untuk fokus ke pembelajaran disekolah, walaupun rasa aneh itu masih bersamaku, aku berusaha untuk tidak mengakui bahwa rasa itu ada.
Aku berfikir aku memang belum bisa memahami perasaan orang lain pada saat itu. Sepertinya aku harus mengenal siapa aku sebenarnya sebelum aku mengenal orang lain.
Dari dulu aku mempunyai prinsip hidup yaitu sangat ingin melihat orang didekatku , merasa bahagia saat ada aku didalam kehidupannya dengan cara membuat teman-temanku tertawa, sepertinya cukup untuk membuatmu bahagia walau tidak seberapa, dari situlah aku mulai membangun karakterku yang membuat orang tertawa, hingga menjadi kebiasaan yang sulit diubah, menjadikan pria humoris pada karakter sangat sulit jika kamu tidak iklhas dan tidak suka terhadap hal yang kamu lakukan.
Aku sangat tidak suka melihat orang sedih ada dipertemananku dan akhirnya semua orang sudah bisa mengenalku sebagai orang yang selalu mengundang tawa.
Aku sangat senang pada saat itu telah berhasil membentuk jatidiri yang aku sukai. Sejak saat itu aku mulai mementingkan kebahagiaan orang lain dahulu sebelum kebahagiaanku.
Tugasku adalah menghibur siapapun yang aku lihat mempunyai masalah dalam hidupnya, aku mulai mendapat pengalaman-pengalaman dari orang lain secara tidak langsung, aku tau obat untuk berbagai masalah yang berbeda dan aku sangat mempelajari semuanya.
Hingga aku lulus Sd, aku tau aku hanya pria sederhana yang tidak terlalu pintar, aku memperhatikan kondisi keluargaku yang bukan keluarga "berada" , hingga akhirnya aku harus membantunya dengan cara belajar dan mendapatkan hasil yang puas, dengan cara masuk ke Smp negri, agar biayanya tidak terlalu mahal, dan bisa meringgankan beban keluargaku.
Sebelum Ujian Nasional ada beberapa tes simulasi di sekolah dasar itu. Saat aku mengerjakan dan melihat hasil tes simulasi UN aku sangat kaget dan hampir menyerah karna nilai yang aku impikan tidak terwujud, akhirnya aku menjadi lebih semangat didalam satu bidang, yaitu Matematika.
Dan saat-saat masa Ujian Nasional tiba.. aku mulai berdoa dan meminta doa kepada keluarga agar aku bisa melewati semua ini dan tercapai nilai yang aku inginkan.
Saat semua selesai, semua siswa melihat nilai semua mata pelajaran Ujian Nasional yang terpampang di tembok mading yang terbuat dari kayu dan ditutupi kaca itu.
Aku bersama ibuku mencari nomer ujianku di urutan paling bawah, karna aku tidak yakin nomer ujianku ada di urutan atas, aku mulai bingung dan panik, kenapa nomer ujianku tidak ada di bawah, dan saat aku dan ibuku melihat ke atas, ternyata nomer ujianku ada di urutan ke-4 dari siswa yang begitu banyaknya, nilaiku sangat tinggi dan jauh dari harapanku pada saat itu, aku kaget serta bahagia pada saat itu, perjuanganku tidak sia-sia saat ayahku mendaftarkan aku pada bimbel pada saat itu.
Ibuku sempat nangis karena terharu melihat anaknya yang nakal bisa juga membanggakan. Ayahku mulai mencari sekolah bagus dan negri tentunya agar bisa meringani beban biaya sekolahku.
Disaat ayahku mencari smp, aku mulai penasaran dengan pelangi, apakah dia juga mendapatkan nilai yang bagus, aku tidak meremehkan dia, tetapi aku ingin satu sekolah lagi dengannya, karna aku belum berhasil memahami perasaanku saat melihatnya pada saat itu.
Setelah berjalanya waktu, aku tahu dari teman wanitaku bahwa pelangi akan satu sekolah dengan temanku ini.Akhirnya aku berniat untuk masuk sekolah yang sama dengan pelangi, akan tetapi ayahku ingin aku masuk sekolah yang dia sudah daftarkan.
Salah satu smpn favorit dijakarta. Setelah berbulan-bulan akhirnya perlahan demi perlahan aku melupakan pelangi dalam hidupku karna aku tahu aku sudah tidak akan bisa bersamanya sampai kapanpun.
Disini aku mulai menjalani hidup tanpa beban, tanpa tekanan persaan, karena aku akan memperbanyak waktu bersama teman rumahku yang membuat perubahan besar pada masa aku sekarang.
Saat aku memasuki smp aku kenal dengan.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara dari Langit
Teen FictionSebuah cerita fiksi pengalaman lelaki tentang kehidupan,persahabatan dan percintaan seorang yang sederhana yang hanya ingin menunjukan ke dunia bahwa dia bukan manusia yang tidak berguna, semua tentang perjalanan yang melewati berbagai rintangan ke...