Saat itu langit menyerupai segerombol gumpalan kapas putih. Terkadang aku cukup bingung untuk berbagi pada siapa, tentang langit-langit yang seperti ini.
################################
Yaaa.. Benar, gadis itu adalah Pelangi, wanita yang selalu kutunggu kehadirannya, sebuah peluang harapan yang bisa menjadi kenyataan, sekarang dia ada di depanku, ini bukan halusinasi yang diciptakan oleh harapan, tetapi ini adalah kenyataan yang seharusnya sangat mustahil untuk terwujud.
Sepertinya dunia sedang tidak ingin aku merasakan kesepian, hakikatnya manusia akan merasakan kesepian jika keinginannya hanya menjadi harapan disebuah pemikiran, aku sangat senang karna langit mengerti perasaanku dan mungkin langitlah yang menyampaikan ceritaku diatas sana.
Saat itu, Pelangi tidak melihatku, karna mungkin dia sedang terburu-buru menuju ke kantin, akupun langsung beranjak pergi ke kantin dengan perasaan yang amat sangat senang, aku merasa seperti semesta telah memperhatikanku kala itu.
Aku duduk dimeja kantin yang berada persis dibelakang Wanita itu, tak lama aku memperhatikannya, datanglah segerombolan lelaki dan menghampirinya, dia duduk disamping Pelangi.
Aku berfikir positif bahwa dia hanya teman sekelasnya, tapi salah satu dari mereka langsung merangkul Pelangi seakan sudah sangat dekat, yang aku bingung, Pelangi melihat lelaki yang merangkulnya itu dengan senyuman yang akupun juga pernah mendapatkan senyuman itu bertahun-tahun lalu.
Jujur, disitu aku merasakan hal yang aneh, hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, nafasku menjadi pendek, dadaku mulai sesak, mungkin karna aku perokok, itu adalah hal biasa buatku, tetapi sesak yang kurasakan pada saat itu berbeda, dadaku layaknya kertas yang digenggam sekeras-kerasnya.
Ntahlah aku tidak peduli dengan yang aku rasakan, lelaki itu berbicara dengan Pelangi,
" Nanti tunggu sebentar dulu yahh, aku mau ngumpul dengan yang lain dulu, kamu tunggu aja di perpus, nanti kalau udah selesai aku kabarin" ujar lelaki itu..
"Iyahh, nanti aku tungguin kokk.."
Balas Pelangi dengan raut wajah yang jutek, seakan dia tidak ingin menunggu.Yaaaaa... Aku semakin yakin bahwa itu adalah kekasihnya, aku langsung berdiri dari meja yang aku tempati, tidak sengaja disitulah Pelangi mulai melihatku, aku bertatap muka dengannya, aku langsung membalas dengan senyuman kecil, Pelangi biasa saja menurutku pada saat itu, aku langsung membuang mukaku ke kanan dan beranjak pergi ke kelas.
Aku bingung sekali, aku masih belum bisa membedakan mana rasa senang mana rasa sakit.
Sisa jam pelajaran tinggal sedikit lagi, dan aku mendapatkan kabar kalau guru yang mengajarku tidak hadir dan kemungkinan akan ada jam kosong, aku bergegas pergi keluar sekolah, aku pergi ke tempat biasa aku dan temanku berkumpul.
Setelah sampai disana, saat aku sedang mengeluarkan rokok dari kantong celana kananku dan mulai membakarnya dengan korek, tanpa sengaja disebelah kananku persis ada yang melihatku yaitu adalah guru BK yang selalu memantau siswanya diluar sekolah.
Aku kaget dan dia menghampiriku dan kemungkinan akan membawaku ke sekolah lagi, aku diberi himbauan untuk kesalahanku
"Ngapain kamu?!" ujar guru BK yang berbadan besar itu.
"Habis dari fotocopy pak... Ini ada tugasnya..." balasku sambil memberi kertas yang aku pegang.
"Alesan aja kamu inii , itu kenapa nyalain rokok?!, kamu gatau aturanya??, kamu masih menggunakan seragam sekolah!, malu-maluin aja kamu.." balasnya dengan nada tinggi dan mengabaikan kertas yang aku pegang, karna itu memang bukan tugasku , itu kertas gorengan yang aku beli didepan warung kopi tadi.
"Maaf pak" balasku dengan ketawa kecil.
"Maaf maaf seenaknya, ini masih jam pelajaran, kamu ikut saya keruang BK sekarang." balasnya sambil merangkulku.
"Yaelah pak, ngopi dulu kita bentar.., asem parah ini mulut ett..." balasku dengan candaan.
"kamu ini masih sempat-sempatnya becanda sama saya" ujarnya dengan senyum.
Akupun langsung menuju keruang BK pada saat itu.
"Assalamualaikum pak/buk!" ujar guru BKku yang bernama pak Yayan sambil mengetuk pintu diruang BK.
"Waalaikumsalam pak Yayan, maaf pak ruang BK lagi di bersihkan," ujar pembersih sekolah yang sedang mengepel lantai ruang BK itu.
"Oh iya bu.., yaudah kita keperpustakaan" ujar Pak Yayan sambil mendorongku perlahan.
Aku berharap keadaan sepi, karna sudah bunyi jam selesai sekitar 10menit yang lalu, kebetulan Ruang BK dan Perpustakaan berada berdekatan, setelah sampai di perpustakaan,
"Assalamualaikum pak Roni," ucap pak Yayan.
"Waalaikumsalam pak, waduhh si biang kerok lagi ya? wkwk, Bintang Bintang kenapa sih lu hobi banget dihukum pak Yayan haha" ujar pak Roni penjaga perpus yang sudah akrab denganku.
"Biasa bang Roni, fans saya dia, kemana-mana ngikutin saya dia bang kayaknya wkwk" balasku dengan candaan kecil.
"Diam kamu.. Bintang!" balas pak Yayan dengan tertawa kecil, sepertinya dia bingung ingin marah atau bagaimana karna aku selalu memasukan komedi didalam percakapanku.
Saat itu aku baru Ingat bahwa Pelangi akan datang menuju kesini karna menunggu pacarnya yang sedang ngumpul bersama temannya.
Aku bingung dan panik, seakan raut wajahku berubah menjadi serius.
"Heh bandel! Kenapa lo!?, jadi serius banget mukanya" ujar bang Roni karna dia mungkin memperhatikan perubahan ekspresi di wajahku.
Tak lama kemudian, datanglah Dia...
//////////////////////////////////////////////
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘"Hari ini hujan yang menggantikan terangnya matahari bukan??, aku berharap pelangi terlihat sekarang dilangit 🌈🌨"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara dari Langit
Roman pour AdolescentsSebuah cerita fiksi pengalaman lelaki tentang kehidupan,persahabatan dan percintaan seorang yang sederhana yang hanya ingin menunjukan ke dunia bahwa dia bukan manusia yang tidak berguna, semua tentang perjalanan yang melewati berbagai rintangan ke...