Tahun sudah berganti, laki-laki bernama Bintang itu sudah tumbuh menjadi remaja nakal yang hanya mementingkan kebahagiaan orang lain, Bintang sangat yakin bahwa dia akan mengulang keadaan yang sama seperti sebelumnya, yaitu mengenal dunia baru, teman baru, dan tantangan yang baru.
Hari itu adalah hari dimana semuanya pergaulannya akan berubah menjadi berbeda dengan yang sebelumnya, saat itu adalah hari pertama aku ada di SMA, aku sekolah di SMA yang cukup favorit di Jakarta, aku berada dikelas 10 Ips satu pada saat itu, teman sekelasku benar-benar sama sekali tidak kukenal, kebetulan aku adalah orang bisa dibilang paling mudah berbaur.
Setelah pertama masuk SMA dengan semua arahan kakak Osis, akhirnya kita semua kembali kekelas, tetapi aku tidak langsung masuk kelas melainkan aku pergi kekantin untuk makan pada saat itu karna aku sangat lapar, setelah kelar makan aku beranjak langsung ke kelas, tampaknya semua kursi hampir penuh, hanya ada dua kursi yang kosong, didepan meja guru dan di belakang."
Karena aku sangat takut jika ada di depan akhirnya aku memilih duduk dibelakang bersama wanita yang aku tidak kenal, aku menghampirinya dengan senyum dan berkata,
"Permisi , ini kosong kan? apa sudah ada yang ingin tempati?" ujarku sambil menatapnya.
"Kayaknya kosong deh, duduk aja kalo lo mau" dibalasnya dengan senyuman yang ramah,
"Gue duduk sini yah, lagian gue gasuka kalo duduk didepan hehe." ujarku sambil aku meletakan tasku di atas meja.
lalu ada kakak Osis yang masuk kekelas dengan bersuara keras,
"Ayo semuanya duduk dibangku masing-masing, apa kalian semua sudah membuat pengurus-pengurus kelas ini?" teriaknya dengan semangat,
" Belum kak " ujar teman sekelasku
"Baiklah masing-masing maju kedepan untuk berkenalan, dimulai dari kamu, (melihat ke lelaki yang ada didepannya," ucap kakak osis perempuan itu, akhirnya semua mengikutinya , dan tiba giliranku yang merupakan perkenalan terakhir karena aku berada di paling belakang.
Aku maju kedepan dan bediri di depan teman sekelas yang aku sangat asing ketika melihatnya, aku jujur gemetar pada saat itu, tetapi aku berusaha tidak gugup didepan mereka.
"Nama panjang gue Bintang insan, nama gue biasa dipanggil Bintang, asal sekolah SMPN 89 di Jakarta, gue tinggal di Jakarta selatan." ucapku dengan lantang.
"Baik terimakasih!, Sekarang kalian yang memilih siapa yang akan menjadi Pengurus kelas di dalam kelas ini" balasnya dengan senyuman.
"Baik Kak" ucapku sambil menuju tempatku. "Oh, nama lo Bintang? gue Salsa!" ucap teman sebangku aku sambil mengulurkan tangannya."
"Oh iya sal" balesku sambil menyambut tanganya.
Setelah semuanya sudah selesai memperkenalkan dirinya masing-masing, semua tampak sedang berunding untuk memilih siapa saja yang akan menjadi pengurus kelas.
Setelah semuanya selesai berunding, kebetulan bel istirahat berbunyi,
"Heh!, Ke Kantin nga lo?" ucap Salsa sambil menepuk bahuku.
"Ett gue udah makan tadi, lo duluan aja kalo mau kekantin" balesku sambil merapihkan tasku.
"Yaudah gua duluan ya" ujar Salsa sambil mengambil hp yang ada di kolongnya.
Padahal aku sedang tidak ingin ke kantin, tetapi karna aku penasaran dengan isi sekolah ini, akhirnya aku hanya memutari sekolah yang luas ini bersama Rehan yang kebetulan ternyata dia adalah teman rumahku dulu, aku tampak kaget sebetulnya karena ada orang yang kukenal dikelas itu.
"Kemane aje lo? Kaga pernah main sama temen-temen yang lain?" ucapku sambil berjalan memutar sekolah.
"Gue mah ga kemana-mana tang wkwk" balesnya dengan tawa.
"Iyadah terserah apa kata lo wkwk"
Ucapku yang tidak sengaja melihat seorang gadis yang ada di taman, yang postur tubuhnya sangat mirip dengan Pelangi."Heh Pea!, ngeliatinya gitu amat lo, siapa emang? Kenal?" ucap Rehan karena melihat pandanganku terpaku dengan gadis itu.
Aku tampak kaget saat tidak sengaja melihat gadis yang ada ditaman sekolahku itu, aku sempat berfikir kalau itu Pelangi, tetapi nampaknya bagiku itu adalah kemustahilan yang nyata jika Pelangi sekolah di sini.
Akhirnya kami memutuskan kembali ke kelas karena sudah masuk jam pelajaran terakhir.
Aku berusaha tidak memikirkan hal itu, tetapi seakan batin dan pikiranku tidak sejalan dengan apa yang kulihat tadi di taman.
Setelah bel pulang sekolah dibunyikan, aku segera berkemas merapihkan semua bukuku dengan cepat, dan aku segera menuju taman tadi untuk melihat apakah dia masih ada disana.
Setelah aku tiba disana dengan tergesa-gesa, aku langsung duduk dibangku yang ada di bawah pohon yang teduh itu, dimana tempat aku melihat gadis itu duduk tepat disana.
**************************************
ππππππππππππππππππππππππππππ
Sudah lihat langit hari ini? 🌹✨
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara dari Langit
Teen FictionSebuah cerita fiksi pengalaman lelaki tentang kehidupan,persahabatan dan percintaan seorang yang sederhana yang hanya ingin menunjukan ke dunia bahwa dia bukan manusia yang tidak berguna, semua tentang perjalanan yang melewati berbagai rintangan ke...