9. cengeng pt.2

2.2K 196 13
                                    

"eommaaa"

Taehyung berlari masuk ke dalam rumah dengan air mata yang membasahi kedua pipinya. Pucuk hidungnya tampak memerah karena tangannya beberapa kali mencoba membersihkan ingusnya yang keluar akibat dari ia menangis. Jorok memang, tapi itu Taehyung jadi iyakan saja.

Jadi, sebenarnya ada apa sih kok si Taehyung nangis-nangis begitu di depan anak kecil pula, ada yang bisa menebak?

Sementara sang eomma yang menonton televisi di ruang tengah menoleh terkejut ke arah Taehyung yang sudah berdiri di sampingnya.

"Wae? kenapa pulang-pulang menangis seperti ini, dinakalin siapa tadi di jalan?"

Taehyung menggeleng ribut dengan sesekali menyedot ingusnya, Mina di depannya memandang sangsi anak bungsunya itu.

"Wae? Ada apa uri Taetae? Ada yang menakalimu, hmm?" Mina mengelus pundak Taehyung yang masih sesengukan di sampingnya setelah ia menarik tangan kurus itu untuk duduk di sampingnya.

"Eommaa" rengek Taehyung membuat Mina gemas dengan tingkah bungsunya ini.

"Eomma"

"Nde? Ada apa?"

"Tadi aku bertemu anak kecil di taman dan ia tengah menangis sendirian di sana"

"Memangnya ada apa dengan anak kecil itu, hmm?" Mina mengelus rambut halus anaknya.

"Anak itu cerita kalau ia ditinggal noonanya..."

Isakan Taehyung tendengar kembali, membuat Mina yang mendengar merasa mengerti akan perasaan sedih anaknya ini.

"Noona-nya pergi ke surga yang artinya ... dia telah meninggal. Aku sedih sekali mendengarnya, apalagi ia masih kecil sudah ditinggal orang terdekatnya hiks"

"Cup cup cup anak Eomma sudah dong nangisnya, nanti tampannya hilang lho"

"Aku sedih hiks sekali eomma. Aku tidak membayangkan jika aku ada diposisi anak kecil itu. Huaaa"

Isakan tadi yang mulai reda kini kembali pecah membuat Mina panik dibuatnya. Tepat disaat itu juga pintu depan terbuka menampilkan Seokjin dan Yeonjun yang membawa kantong plastik berisi entah itu apa dengan Seokjin yang membawa gelas plastik berisi bubble tea yang masih di tangan kanannya.

"Kami pulang"

Mina yang mendengarpun menoleh ke sumber suara dan tersenyum, "Ah, kalian sudah pulang. Bagaimama jalan-jalannya?" Tangan Mina tak hentinya mengelus surai dan punggung Taehyung bergantian.

"Taehyung kenapa?"

Itu Seokjin yang bertanya melihat adiknya yang memeluk ibunya sambil menangis. Keras pula suaranya.

Taehyung yang mendengarpun malah mengencangkan tangisannya. Membuat semua yang ada disana tampak kaget, karena suara Taehyung itu berat omong-omong.

"Tae hyung kenapa bibi? Apa ia sakit? Dan ya jalan-jalan kami menyenangkan hehe." Tanya dan jawab Yeonjun dengan cengirannya.

"Syukurlah kalau begitu, lebih baik kalian istirahat sana, bibi akan menjinakan bayi beruang ini terlebih dahulu."

Yeonjun hanya mengangguk dan menyerahkan bungkusan plastik di tangannya yang ternyata makanan untuk Taehyung.

"Baiklah aku pamit ke kamar bibi, hyungdeul."

Selepas Yeonjun pergi, kini tersisa tiga orang yang terdiam ditempatnya.

"Ada apa dengannya, eomma?" Tanya Seokjin dengan nada datarnya. Kalau kalian ingin tahu, sebenarnya Seokjin juga merasa sedikit khawatir dengan adiknya ini.
Sedikit ya, karena melihat adiknya yang menangis sesengukan itu merupakan hal langka. Biasanya ia hanya akan menangis sebentar lalu ya sudah, haha hehe lagi.

"Adikmu ini hatinya lembut sekali."

"Hah?"

"Iya. Dia menangis karena melihat anak kecil di taman yang juga tengah menangis."

Seokjin hanya mengangguk mengiyakan, membenarkan ucapan ibunya bahwa adiknya itu memiliki hati yang lembut, ia bisa saja menangis melihat hal-hal yang cukup sensitif baginya.

"Ya! Cengeng, berhenti menangis!" Ucap Seokjin sembari mengacak rambut Taehyung. Hal tersebut membuat Taehyung merasa nyaman dan melepas pelukannya.

Taehyung menunduk menggegam tangannya, tangisannya sudah reda kembali, meskipun badannya masih bergetar karena menahan isakan.

Seokjin lantas membawa tubuh kurus Taehyung kepelukannya. Hangat. Itu yang dirasakan Taehyung saat ini.

"Berhentilah menangis!"

"Hyungie" panggil Taehyung yang dijawab dehaman oleh Seokjin. "Maaf..."

"Hah?" Lagi Seokjin hanya mampu membuka mulutnya tak paham dengan ucapan Taehyung.

"Anniyo, aku sayang Seokjin hyung"

Mina yang melihat kedua anaknya yang tengah akur ini tersenyum melihat pemandangan yang jarang ia lihat ini.

Seokjin hanya mengangguk dan tersenyum mendengar kalimat yang dilontarkan adiknya. Sayangnya Taehyung tidak dapat melihat senyuman itu. Ya, iyalah orang mereka lagi pelukan. Hehe.

****

Jadi, tujuan awal kabur ke taman tadi karena ia tengah kesal dengan kakaknya, Seokjin. Seokjin pergi berdua dengan Yeonjun tanpa mengajaknya, ya istilah kerennya sih cemburu gitu.

Makanya ia memutuskan ke taman untuk mendinginkan hatinya. Di sepanjang jalan pun ia mengerutu, kenapa ia harus memiliki seorang kakak, kenapa ia harus jadi anak bungsu, kenapa ia tidak jadi anak sulung saja. Ya, seperti itulah.

Ketika di taman ia mendapat hidayah dari cerita anak kecil yang menangis sendirian di sana.

Bahwa, setiap orang yang selalu berada di dekat kita bisa pergi kapan saja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dan cerita anak kecil itu pula yang membuatnya menangis dan teringat oleh Seokjin, kakak satu-satunya yang ia miliki.

Tbc.

Hallo?
Maaf baru muncul hehe, peace^^
Stay safe, stay healthy, stay at home, gaess.
Semoga bisa mengibur kalian yang lagi gabut di rumah hehe.
Maaf belum sempat bales komenan kalianㅠㅠ
Terima kasih untuk kalian yang masih nunggu cerita ini, semoga tidak mengecewakan yah ♡

See you ^♡^

He is my brother?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang