11. Trauma pt.2

3K 225 46
                                    

Seokjin mendesah lega setelah menemui dosennya untuk alasan suatu hal. Tungkainya melangkah membawa tubuh dengan bahu lebar itu ke arah parkiran. Menuju mobil dan menunggangginya menuju rumah untuk beristirahat. Untung saja ia telah meminta bantuan oleh teman dekatnya-Yoongi-untuk menjemput adiknya sekolah.

"Kok aneh ya," Monolog Seokjin sambil mengendarai mobilnya. Jalanan di depannya terlihat sedikit macet. Beruntungnya Seokjin hanya menunggu lima menit macet tersebut mulai bisa diatasi dan kendaraan lain pun berjalan lancar seperti biasa.

Kening mulus Seokjin sesekali mengerut tanda ia sedang resah. Ada apa sebenarnya, kenapa hatinya merasa gelisah akan suatu hal. Segala pikiran buruk telah meracai pikiran Seokjin yang berusaha ia tepis.

"Jangan sampai kejadian itu keulang lagi, aish" Dengan perasaan yang campur aduk Seokjin berusaha fokus pada mobil yang dikendaraainnya. Menambah kecepatan untuk sampai rumah lebih cepat.

****

Yoongi sesekali menoleh ke kursi di sampingnya. Melihat raut wajah teman adiknya yang sudah mendekati seperti mayat itu-pucat pasi- ia benar-benar khawatir.

"Taehyung-ah sebentar lagi kita sampai okai! Jangan pingsan dulu, astaga! Jangan panik Yoongi!"

Rumah keluarga Kim sudah mulai terlihat di mata sipit Yoongi, sedak di dadanya sedikit hanya sedikit ketika melihat mobil Seokjin yang memasuki halaman rumah.

Tin tin

Suara klakson mobil menghentinkan pergerakan Seokjin yang hendak menutup pintu mobil. Dilihatnya mobil temannya Yoongi ada di depan jalan masuk menuju rumahnya.

" Wae?" Tanya Seokjin ketika menghampiri mobil Yoongi. "Ya! Ada apa dengannya?" Teriak Seokjin ketika melihat keadaan Taehyung, adiknya.

"A-aku tidak tahu. Dia sudah seperti itu sejak diperjalanan tadi." Terang Yoongi sedikit gugup karena Seokjin tengah memberikan tatapan tajam kepadanya.

Perlahan Seokjin membuka pintu mobil Yoongi dan memegang pundak Taehyung dengan pelan. Keadaan Taehyung masih seperti tadi, gemetar dengan mata terpejam, tangan yang meremat kain seragam bagian dada.

"Tae?" Tubuh yang dipanggil itu tersentak. Terkejut dengan panggilan yang ditujukan untuknnya. Perlahan kepala dengan surai hitam legam itu terangkat menatap orang di samping kirinya.

"H-hyu...ng"

Taehyung kembali menunduk setelah mengucapkan satu kata tersebut. Seokjin dengan sigap melepas seatbelt dan mengendong Taehyung ke dalam rumah. Diikuti Yoongi yang memucat dengan rasa bersalah dan khawatir di dalam diri.

Mina yang tengah bersantai di ruang keluarga langsung berdiri ketika melihat Seokjin yang mengendong bridal Tarhyung dengan raut panik.

"Astaga! Ada yang terjadi? Ada apa dengan Taehyung? Kenapa dia bisa seperti itu?!" Rentetan pertanyaan Mina tak digubris oleh Seokjin, ia memilih berlari masuk menuju kamar Taehyung. Yoongi yang melihat keadaan seperti ini pun merangkul Mina menenangkannya dan membawa wanita cantik itu ke kamar Taehyung dengan kalimat-kalimat penenang yang terlontar dari bibir Yoongi.

Taehyung dibaringkan dengan nyaman oleh Seokjin, sepatu, sabuk beserta dasi Taehyung dilepaskan Seokjin untuk membuat Taehyung semakin nyaman. Telapak lebarnya mengelap keringat yang masih bercucuran di pelipis adiknya. Mengecup dahinya pelan lalu mendekatkan bibirnya ke telinga sang adik, "Gwaenchanha, hyung di sini, gwaenchanha..." kalimat itu terus diulang dengan tangan yang menggenggam tangan Taehyung erat. Adiknya saat ini tengah takut. Takut akan trauma yang dialaminya.

Tbc.

Meluk lutut di pojokan:v
Mohon maaf ya baru up dan belum sempat bales komen, peace^^
Aku nulis chap ini dengan bayang-bayang tugas sejarah wajib dan agama di kepala:v
Ada yang penasaran Taehyung trauma karena apa? Hehe. Semoga suka yah♡

See you

He is my brother?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang