10

16 4 0
                                    

"Shil, sudah siap?" Tanya Reza.

"Iya, ayo berangkat." Ucap Shilla.

Shilla mengunci rumahnya. Lalu, ia berjalan bersama Reza menuju mobil Reza yang terparkir di taman dekat Rumah Shilla.

"Hahahaha..." Shilla tertawa.

"Kenapa kamu tertawa tiba-tiba?" Tanya Reza.

"Tidak, aku hanya menemukan hal lucu. Serius, lain kali parkir saja di halaman rumahku." Ucap Shilla.

"Hehehe... iya baiklah." Ucap Reza.

Mereka memasuki mobil Reza. Reza menghidupkan mobil. Namun, gerakannya terhenti ketika melihat suatu bayangan lewat di depan mobilnya.

"Shil, apa kau lihat itu?" Tanya Reza.

"Hm? Lihat apa?" Shilla sedang sibuk memakai seatbelt.

"Ah... tidak." Ucap Reza.

Reza kemudian mengecek cermin untuk melihat ke belakang karena ia akan memundurkan mobilnya. Tetapi, ia melihat suatu bayangan sedang duduk di kursi belakangnya.

"Shil, aku melihat sesuatu di kursi belakang." Ucap Reza.

Shilla kemudian menengok ke belakang dan dia menemukan Arvin sedang duduk manis dengan senyumnya.

"Tidak ada apa-apa kok." Ucap Shilla dengan penekanan yang ditujukan untuk Arvin. Melihat Shilla, ekspresi Arvin langsung mendatar, lalu ia menghilang.

Reza kemudian ikut menengok ke belakang. "Ah iya, mungkin aku hanya berhalusinasi," ucap Reza.

Selama perjalanan, Shilla dan Reza berbincang-bincang.

"Jadi, kapan kamu akan mulai kerja di Jakarta?" Tanya Shilla membuka percakapan.

"Aku akan memulai kerja dua minggu yang akan datang. Untuk sekarang aku akan fokus mencari kontrakan di dekat tempat kerjaku." Ucap Reza.

"Ohh, sebenarnya kau tidak perlu terburu-buru, aku tidak keberatan jika kau menginap." Ucap Shilla.

"Tapi aku merasa terlalu merepotkanmu." Ucap Reza.

"Tidak, lagipula akan ada yang membantuku bersih-bersih di rumah." Canda Shilla.

"Jadi itu tujuanmu." Ucap Reza.

"Reza, apa pekerjaanmu?" Tanya Shilla.

"Aku bekerja sebagai penyelidik kasus-kasus kejahatan yang terjadi. Biasanya aku mewawancarai para penjahat hingga menyelesaikan suatu kasus. Terkadang, aku juga ikut turun ke lapangan." Ucap Reza.

"Wah, benar-benar hebat." Ucap Shilla kagum.

"Bagaimana denganmu? Apa pekerjaanmu?" Tanya Reza.

"Aku bekerja sebagai editor di-" Shilla baru ingin menyelesaikan kalimatnya ketika mereka sampai di depan kantor Shilla.

"-sini." Ucap Shilla.

Reza segera menepikan mobilnya dan mempersilakan Shilla untuk turun.

"Wah, ini kan perusahaan majalah ternama. Kau sangat hebat. Baiklah, lakukan pekerjaanmu dengan baik." Ucap Reza.

"Terimakasih karena sudah mengantarku. Oh iya, ini kunci rumah. Aku akan pulang malam. Kau bisa makan duluan kalau perutmu sudah lapar, okay?" Ucap Shilla dan dijawab anggukan oleh Reza.

Shilla kemudian turun dari mobil Reza dan bergegas memasuki kantor.

°°°

"Shilla, apakah kau mau makan siang bersama?" Tanya Arka.

UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang