Pagi cerah datang, jam menunjukkan pukul setengah tujuh. Ada seorang wanita yang fokus terhadap make upnya. Ia berbusana Kebaya putih, layaknya seorang Ibu Kartini.
Rambutnya ia cepol kedalam, dan di beri beberapa bunga yang cantik.Rok batik coklat tua dengan hiasan bunga Coklat muda, membuat wanita tersebut tambah terlihat manis.
Fatsya Ayu Riawan. Berumur 17 tahun, ia baru legal tahun kemarin bulan Oktober akhir.
Tetapi, tak lama mukanya cemberut.
Ia mengambil handphonenya, dan mulai menelepon temannya yang berjanji akan menjemputnya di hari ini.'Halo? Kenapa pendek?' Terdengarlah suara lelaki di sebrang sana.
"Kapan datengnya si? Lama bat. Udah tebel nih make up. Gara gara di timbun terus demi nungguin lu yang ga nyampe nyampe" omel Ayu, wanita itu.'Ini gua di bawah, baru ge nyampe' ucap lelaki tersebut.
Ayu pun mematikan telepon.
Tiba tiba pintu kamarnya di buka oleh seseorang, dan ia mengetuk pintu telat karena pintu sudah terbuka terlebih dahulu.
Ray Agustina Hendrano. Umurnya lebih tua setahun dibandingkan dengan Ayu. Teman sekelas Ayu. Dan Ray ini adalah teman dekat Ayu, saat ia baru pindah ke smp di kelas dua.
Ayu sudah membuat muka yang terlihat kesal, Rambutnya berjatuhan berkali kali, tangannya ia lipat di depan dadanya.
"Sorry telat" ucap Ray teman sekolahnya yang sudah terlihat tampan memakai setelan jas hitam, berdasi hitam, dan di tambah dengan kacamata coklatnya.
"Ish, sini napa. Tolongin dulu" suruh Ayu.
Ray pun berjalan mendekati Ayu.
"Ini tolong semprotin" suruh Ayu lagi kepada temannya itu dan memberikan hairspray-nya."Et dah, berasa nyemprot nyamuk tau ga si" Ray tertawa pelan.
"Buruan ish, lama bat" Ayu mulai kesal."Udah ni, mau kemana sih lu tuh? Cantik bener" ucap Ray. "Cantik ya? Cantik ya? Iya doooong" Ayu tersenyum bahagia.
"Ga, lo jelek" Ray pun tiduran di pinggir kasurnya Ayu."Nih pake" Ayu memberi dasi coklat bermotif kupu kupu coklat muda kepada Ray. Lebih tepatnya menyimpan di atas perutnya Ray.
"Eh ape ni" Ray memegang dasi yang di berikan oleh Ayu itu.
Ayu menarik kedua tangan Ray, agar Ray duduk dari tidurnya.
Dan akhirnya Ayu berhasil mengangkat tubuh Ray yang besar itu hanya dalam satu tarikan.Wanita itu membuka dasi hitam Ray, dan mulai mengikat rapih dasi pemberiannya.
"Cuy, gantengan dikit napa. Lu ga mau hadiah dari sekolah gitu njir?" Ucap Ayu.
Ray hanya diam sedikit mengangkat kepalanya, agar dasinya pas.
"Udah, kan gini agak sedikit bersinar tu muka lu" ledek Ayu.
"Dih maksud lu apa wei?" Tanya Ray.
"Udah ah, ayo. Nanti telat" Ayu pun bergegas mengambil tas selempangnya. Dan langsung merangkul kawannya itu agar cepat menuju keluar rumah....
Sesampainya di sekolah Ayu langsung turun dari mobil Ray di depan pintu lobby sekolahnya.
Ia pun menunggu Ray, karena tempat parkir tidak jauh dari pintu lobby.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Difference
Teen FictionBeda umur. Beda keluarga. Beda darah. Beda kelamin. Beda Agama. Canda agama:')