Chapter 2

11 3 0
                                    

Matahari sudah berada di sisi mereka. Sinarnya mulai menghangatkan tubuh siswa siswi osis yang berada di lapangan itu.
Sore itu, Tak ada awan yang berani lewat di atas sekolah mereka untuk Menutupi senyumnya Matahari.

Cerah, Sangat Cerah.

"Yu" panggil Ray lagi. Ray berjalan sambil membuka selempang yang bertuliskan 'King of the year'.

"Tau ah males" Ayu cemberut.
Ayu membesarkan jarak langkahnya. Agar cepat sampai ke mobil Ray. Ia terus berjalan sehingga lupa membuka selempang yang bertuliskan 'Queen of the Year'.

"Ayu" Ray pun memegang pundak Ayu agar berhenti berjalan dengan cepat.
"Rapat dulu sana, gua mau ke Butik. Mau ngambil baju mama. Mana sini kunci mobilnya" suruh Ayu dengan juteknya.

"Mana ish buru, keburu tutup butiknya" Ayu mulai tak sabar.
"Kan kuncinya ada di kamu" jawab Ray dan menunjukan tas kremnya Ayu.

'Anjir' batin Ayu dalam hatinya.

"Ya udah, buru sana masuk. Mau rapat osis kan? Mau beresin tempat acara juga kan? Sana. Gua mau ke Butiknya mbak Winda dulu" ucap Ayu dan langsung bergegas menuju mobil Ray.

Ray masih berdiri di tempatnya.
Ayu yang saat itu sedang lewat, ia berhenti. Dan berkata "kalau udah selesai, chat aja. Gua di Butik juga kayaknya agak lama" Ayu pun langsung menutup kaca jendelanya. Dan bergegas pergi.

Ray pun mencium bau Knalpot khas mobilnya itu.
Tak lama, ia kembali masuk.

"Ayu mana Ray?" Tanya Rendi kepada Ray.
"Ke Butik dia, ga mau di ganggu katanya" jawab Ray dan mulai mengumpulkan sampah sampah yang berserakan di lapangan sekolahnya itu.

"Namanya juga cewek bro, wajar lah kek begitu. Sabar ae. Untungnya sih temen" celetuk Tian yang sedang mencopot berbagai pita pita di panggung.

Ray menggeleng sambil tertawa kecil.
"Dia bukan cewek" ucap Ray dan tersenyum miring.

...

"Ray itu ya. Gilak. Pen gua tampol anjir"
"Kenapa sih lu harus ngatur ngatur idup gua? Kek idup lu udah bener aja ish"
"Lagian gua juga kan udah di izinin sama mama papa, kalau ke Bandung sendiri"
"Protective banget si jadi temen. Pen bat gua gigit tau gaaaaa"
"RAAAAAAAY"

Ayu masih melampiaskan kekesalannya di dalam mobil, berteriak teriak sepuasnya. Di temani oleh alunan music Band Queen yang ia cintai.

Ayu pun memutar balik mobilnya, dan mulai belok ke kiri. Ia memarkirkan mobil Ray di depan Butik Solgi.

Ia langsung masuk kedalam butik, mencari mbak Winda. Pegawai butik yang berada di sana.

"Mbak" panggil Ayu.
"Eh Ayu, sendirian dek?" Tanya mbak Winda.
"Iya hehe" jawab Ayu dan menggaruk lengan kirinya, walaupun tidak gatal.
"Raynya kemana? Bias.." belum sempat dilanjutkan, Ayu langsung berbicara memotong.

"Mbak, maaf hehe, tante susi ada ga ya?" Ayu bertanya sambil melihat lihat kedalam.
"Oh mama, mama lagi sholat dek. Kenapa gitu?" Tanya mbak Winda.
"Emh, tadi mama aku nelpon. Katanya ada baju yang tante Susi mau kasih ke mama" jawab Ayu.

"Oh baju kebaya krem kan? Tadi sih mama bilang buat tante Yuni" jawab mbak Winda dan memberikan kebaya berwarna krem itu kepada Ayu.

Ayu menerima kebaya yang sudah di plastik rapih, ia memandang kebaya itu dengan senyum yang besar.

"Kebiasaan deh senyum terus kalau di kasih kebaya" ucap mbak Winda.
Ayu pun menyengir.
"Ya udah deh mbak, aku harus buru buru pulang. Mama pasti nungguin bajunya" ujar Ayu.

"Iya, hati hati ya dek. Salam buat tante Yuni ya" ucap mbak Winda. "Siap mbak, salam juga buat tante Susi, hehe" jawab Ayu dan keluar dari butik itu. Lalu bergegas pergi.

"Jarak sekolah sama ini butik kan deket, terus gua kemana dong anjir. Kalau ke sekolah nanti gabut" ujar Ayu kebingungan.

"Beli eskrim aja lah" Ayu pun jalan menuju salah satu Restaurant cepat saji, untuk memesan dua eskrim.

...

"Ray, capek ya?" tanya hani, teman sekelas Ray kepada Ray yang sedang duduk beristirahat di pinggir lapangan.

Ray hanya tersenyum dan mengangguk, ia tidak dapat berbicara, karena nafasnya masih terengah engah.

"Nih, gua bawain minum. Di minum ya" Hani pun memberikan sebotol teh kemasan yang dingin sekali.

"Heh manusia sotoy, nih Aqua" Ayu datang memberikan Aqua botol berukuran sedang kepada Ray.
Ray menerimanya dan langsung meminum aqua tersebut.

"Udah selesai belum, lama bener lu njing" Tanya Ayu kesal.

Ayu menjilat eskrimnya.
Dan mulai melihat kearah Hani yang sedang jongkok di sebelah Ray.

"Eh ganggu ya, soriiiiii" ucap Ayu walaupun Dia tidak pergi sama sekali dari tempatnya itu.

"Gapapa etdah, gua di kasih teh ni sebotol. Lu mau ga?" Tanya Ray dan memberikan botol Teh itu yang baru saja di berikan dari Hani.
"Emang lu kaga... oh dingin ya. Ya udah mana sini. Gua simpen di mobil aja lah" Ayu pun mengambil dan berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Hani, makasih ya Teh nya" ucap Ray dan langsung berdiri lalu lari mengejar Ayu.

"Mau eskrimnya dong" pinta Ray, "ga ga, eskrim gua ini mah ih" Ayu berlari menjauh dari Ray yang menempel terus kepadanya.

"Lu keringetan anjir, gua ga suka. Ni mandi tu pake teh manis, semanis yang ngasih ke lu" Ayu pun melemparkan botol teh itu kepada Ray.

Untungnya Ray berhasil dapat meraihnya.
"Apa si anjir, ayo balik ah. Udah cepel ni" ujar Ray dan mengambil kunci mobil yang sedari tadi Ayu mainkan di tangannya.

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil, dan mendinginkan tubuh terlebih dahulu di dalam mobil.

"Nih eskrim. Mcflury banana kan, niiiiii" Ayu meberikan esrim yang ia beli khusus untuk sobatnya itu.

"Cie, udah gak ngambek ni?" Tanya Ray dan menerima eskrim itu.

"Masih" jawab Ayu.

"Mmm, yu" panggil Ray, "yow" jawab Ayu.
"Soal tadi..." Ray hanya berucap setengah.
"Apa sih, kebiasaan ngomong teh setengah setengah" omel Ayu.

"Besok lu ke Bandung aja deh sendiri, ga apa apa. Lagian itu keinginan lu kan. Gua juga ga bisa ngelarang, toh gua udah ingetin semuanya. Sorry kalau tadi gua terlalu ngelarang" ucap Ray dan mulai memainkan sendok eskrimnya.

"Yeu bocah, tadinya gua malahan mau ngajak elu. Eh tapi elunya udah ngomong begitu. Ya udah" Ayu tersenyum.
"Dih, bukannya bilang atuh" Ray pun mulai cemberut.

"Dih manusia labil, ya udah mau ikut atau nggak nih? Kalau ikut nanti gua nunggu lu selesai rapat dulu soalnya" tanya Ayu dan mencubit pipi temannya itu.

"Ikut lah, gua juga pengen liburan tau. Gua besok ga rapat seoalnya. Rapatnya di undur minggu depan" jawab Ray.

"Wah bagus dong, ya udah besok jam sepuluh samper gua. Kita berangkat jam satu oke" Ayu mulai bersemangat.

"Lah kok jam satu?" Tanya Ray kebingungan dan kembali megaduk eskrimnya.
"Nanti aja liat" jawab Ayu.

Setelah lama berbicara panjang lebar, menceritakan segala sesuatu yang menurut mereka lucu, Dan semua makanan sudah habis. Maka mereka memutuskan pulang karena sudah lelah dengan semua aktifitas di hari itu.

The DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang