Kejadian yang sebenarnya.

5 0 0
                                    

'Ia
Ia dapat Bersinar di malam hari.
Menjadi sesuatu yang dapat mendalami sesuatu.
Memberi kenyamanan.
Memberi keindahan.
Memberi kedamaian.

Ia, wanitaku.
Seragam yang kelonggaran.
Kacamata yang terkadang ia pakai.
Senyuman kebahagiaannya.
Tas yang lumayan besar, berisikan Buku tebal.
Buku sejarah yang sering ia baca.

Ia, Temanku.
Dan ia juga Sinarku'
Ray-2016

"Eh, romantis juga gua anjir" lelaki itu tersadar dalam lamunannya.
Pijama berwarna biru, Rambut yang terikat dari karet jepang, Kacamata silver.
Ia, Lelaki yang sedang mendengarkan kata hatinya.

Masa masa ia Sangat menyukai apa yang Hatinya bicarakan.
Tetapi, Ia mulai ragu dengan hatinya yang mulai membicarakan soal wanita.

Ia mengingat masa masa itu.
Masa dimana, Ia melihat wanita yang ia sukai pertama kali.

-Bandung, 2015.

"Gilaaaa, Gua baru pindah enam bulan aja udah kangen sama Bandung. Apalagi tinggal di Jakarta nanti. Bisa bisa kangen berat gua" ucap Ray dan tertawa di tempat tongkrongannya. Ia mulai menyalakan rokoknya.

Telepon pun masuk pada saat itu, Seorang wanita yang memintanya untuk menjemput dan menemaninya memakan bakso di waktu istirahat itu.

Ray yang sedang di masa PDKT dengan wanita itu, Langsung beranjak pergi untuk menjemput calon kekasihnya itu.
"Pamit dulu ye, biasa. Inces minta nemenin ngebakso" pamitnya kepada beberapa temannya.
"Yah ngebakso, kapan nih jadiannya?" Tanya Warno temannya.
"Hehehe, doain. Moga lancar. Dah ah. Bye" ucap Ray dan pergi.

Pada waktu itu, Semuanya berjalan dengan lancar.
Tidak ada masalah apapun.

Sampai pada waktunya, Siang hari.
Ada sedikit masalah. Bukan sedikit si.
Tapi lumayan cukup besar dan mengorbankan beberapa pihak.

Ray mengantar calon Kekasihnya itu yang bernama Tayuningsih atau biasa Disebut Ayu kembali ke sekolahnya.

"Makasih ya hari in-" belum selesai Ayu berbicara.
Sesuatu terdengar jatuh di lapangan.
Posisi itu lah, Lapangan sedang ramai ramainnya tiba tiba menjadi hening.

"Eh?! Itu di dalem kenapa?!" Tanya Ray dan menujuk ke lapangan.
Ayu pun menengok kebelakang, Dan benar saja. Terlihat dari gerbang depan, Kedua sahabatnya sedang bertengkar.

"Eh! KAMU DULUAN AJA YA, KABARIN AKU KALAU KAMU UDAH SAMPAI JAKARTA! SAMPAI KETEMU LAGI!" Ayu pamit sambil berlari meninggalkan Ray.

Ray yang kebingungan dan masih kepo, ia melanjutkan Nonton apa yang sedang terjadi.

"AKH, SAHA NU NENDANG URANG?!" Wanita berambut panjang itu terduduk di lapangan.
"UING! EMANGNA KUNAON HAH?" Saat itu terlihat ada wanita bagaikan sang jagoan di sekolah, dengan hati ciut itu berani menjawab pertanyaan perempuan yang sedang mencium lapangan itu.

Ray kebingungan, Ia mulai terfokus dengan 'pertunjukan' pertengkaran tersebut.

"GARA GARA SIA NYA AYU! URANG JADI TELAT ASUP SAKOLA. GARA GARA SIA URANG DI OMELAN KU BU RATNA. MUN KITU MAH URANG TEU USAH NEMENIN MANEH SHOLAT KA MESJID KALAU TAU BEGINI JADINYA" teriakan itu kencang, sampai benar benar terdengar dari luar area sekolah.
"SIA BIKIN AING TELAT, AYEUNA TINGALI! NGADEKETAN SI ALI. REK NAON SIH SIA TEH? NGAREBUT GEBETAN URANG?!!!! SIA TEH SAHA? PELACUR NYA? GOBLOK SIA!" Emosi perempuan itu mulai tak terkendali.

Perempuan yang di sebut Ayu Ayu itu, Bangun dengan sendirinya.

"apa sih? Gua juga kan tadi nanya di masjid. Lu mau nemenin gua ga? Kalau nemenin lu bakalan telat. Terus kalau mau duluan, gapapa sok. Duluan aja" Ayu Ayu itu terlihat mencoba mengkontrol emosinya.

"Dan lo bilang apa? lo bilang 'YA UDAH GAPAPA, BU RATNA IEU. TEU NANAON DA' gitu" nadanya mulai meninggi.
"SOAL ALI? ALI NYURUH GUA BELIIN AQUA KARENA PAS BANGET GUA JUGA LAGI MAU KE KANTIN. KALAU LU MAU JADI PRINCES YANG DATENG KE PANGERAN PAS PANGERANNYA LAGI CAPEK GARA GARA MAIN BASKET BILANG. NIH AQUA. KASIH KE ALI SANA. LAGIAN GUA GA SUDI KALI PUNYA COWOK MODELAN ALI BEGITU. MIKIR tolol" nadanya, Dari kencang langsung memelan saat berkata kasar di akhir ucapannya. Sambil berkata itu, Ia melemparkan sebotol Aqua kepada wanita yang berani menendang pinggang kanannya itu.

"SIA BERANI KA AING" perempuan itu, Menerima botol Aquanya. Tetapi, Memukul kepala Ayu ayu itu beberapa kali.
Sampai Ayu itu terjatuh pingsan.

Di situ Ray terkejut.
Ia pun menyalakan motornya, lalu berjalan. Dan berusaha melupakan kejadian itu.
Mengerikan, menurutnya.

20.14 Bandung-Jakarta

Dalam perjalanan Ke Jakarta, Ray sedang fokus terhadap hpnya.
Menanyakan apakah semuanya baik baik saja saat tadi siang ia mengantarkan Ayu ke sekolahnya kembali.

Ia menanyakan semuanya. Beruntung Ayu menceritakan semuanya.
Kata Ayu.
Temannya, Riri ini, Adalah tetangganya.
Sedangkan Ayu ini, adalah teman SDnya. Yang ternyata memang satu SD dengan Ray.

Kata Ayu, Ayu temannya ini di keluarkan dari sekolah dan dipindahkan ke smp yang Ayu inginkan di Jakarta.
Sedangkan Riri, tidak di keluarkan. Karena, alasan Riri ini mempunyai prestasi yang tinggi. Dan karena Ayu mengalah juga, ia lebih baik pergi di bandingkan ia melanjutkan di tempat yang menjadi mimpi buruknya.

-seminggu kemudian

Ray yang seperti biasa melakukan rutinitasnya yaitu bersiap siap pergi ke sekolah, dan bersekolah.
Hari itu cukup cerah.
Tapi Ray kali ini cukup kesal.
Karena semua sosial medianya di blok oleh Ayu.
Sepertinya Ayu mulai menjauh, Tanpa alasan yang jelas juga.

Tetapi hari itulah, Hari dimana ia merasakan bahagia.
Senyumnya yang lebar, kembali begitu saja.
Di karenakan melihat Wanita yang ia sayang sampai sekarang, berada di sampingnya saat itu.

Satu bangku.
Tetapi saling diam.
Kaku.
Tidak bersuara.

Hanya senyum kecil yang Ayu berikan kepada Ray kala itu.
Sampai Saat itu Ray tidak dapat menyembunyikan rasa malunya.

Rasa malu,
Atau
Rasa sayang
Yang ia rasakan kala itu:)

CAPEK NGETIIIIK WOI.
CAPEK NGEREVISI JUGAAAAA😭😭😭😭

The DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang