Day three-Bandung

4 1 0
                                    

Seperti biasa, di awal pagi. Tidak, di Akhir tengah malam, Ray mendatangi kamar Ayu.
Kali ini Ray mengetuk pintu terlebih dahulu, baru ia berani masuk kedalam kamar.

"Udah siap?" Tanya Ray.
Ayu yang sedang mengaca di Lemarinya, langsung melihat kearah Ray, dan mengangguk.

Dengan kaus polos berwarna coklat muda, celana panjang berwarna hitam, sepatu kets berwarna Hitam.
Ia pun terlihat sudah siap.

"Mau kemana sih pagi pagi gini?" Tanya Ray.

Ayu pun tersenyum, memperlihatkan barisan gigi atasnya yang putih.
Ia menarik tangan Ray, dan membawa Ray keluar rumah.

"Sekarang, kita mau jalan jalan, tapi..." ucap Ayu.
"Eh ada tapinya nih?" Tanya Ray.
Ayu mengangguk, dan mengeluarkan sesuatu.

Gelang berwarna krem kecil, ia pakai di lengan kiri Ray.

"Pake ini ya, biar gua bisa nyariin lu kalau lu ilang" ucap Ayu.
Ray hanya mengangguk.
"Ayo, nanti gua telat" ucap Ayu dan masuk kedalam mobil, dan menyalakan mesin mobil.

"PULANGNYA JANGAN MALEM MALEM YU, NANTI KAKAK DI OMELIN SAMA PAPA!!!" Ada teriakan yang lama kelamaan nyaring terdengar. Kak Dara berjalan, sambil berteriak keluar dari rumah.
Untuk mengingatkan adiknya tersebut.

"Iye bawel" jawab Ayu dan mengeluarkan mobil dari garasi.

Ayu menjalankan mobil dengan kencang tetapi santai.
"Mau kemana sih?" Tanya Ray kebingungan.

"Kemana aja, pokoknya ikut" ucap Ayu.
Ray hanya menggelengkan kepala dan menutup kepalanya dengan topi hoodienya berwarna krem.
Ia menutup matanya, berusaha tidur.

Tak lama, Mobil Ayu berhenti di depan sebuah ruko. Ayu mengklakson Mobil selama tiga kali. Akhirnya keluarlah seorang lelaki berbadan tegap berdiri di ambang pintu besi toko tersebut.

Ray yang mendengar klakson Ayu pun terbangun karena terdengar kencang kala itu.

Ayu mematikan mesin mobil, dan turun dari mobil tinggi tersebut.
Ray pun menyusul apa yang Ayu lakukan.

"Mang Asep apa Kabar? Ini Ayu" ucap Ayu dan bersalaman dengan lelaki tersebut yang biasa Ayu panggil Mang Asep.
"Eh Neng Ayu, alhamdulillah damang neng. Neng Ayu kumaha kabarna?" Tanya Mang Asep dan memegang pundak kiri Ayu.

"Alhamdulillah sehat mang. Oh iya, ini kenalin mang. Namanya Ray temen Ayu" Ayu pun mengenalkan Ray kepada Mang Asep.

Ray dengan sigap bersalaman dengan Mang Asep.

"Sini atuh masuk" ajak Mang Asep.
"Nggak usah mang, udah telat soalnya mang" ucap Ayu dan dia menyengir.

Mang Asep pun mengerti dengan apa yang Ayu lakukan.
"Eh geuningan, sok atuh sok. Mau di sini aja parkirnya?" Tanya mang Asep.
"Muhun Mang, Ayu berangkat dulu ya Mang" pamit Ayu dan bersalaman lagi.

"Eunya, hati hati neng" ucap Mang Asep di susul dengan Ray yang ikut bersalaman kepadan Mang Asep.
"Siap mang" ucap Ayu dan berjalan pergi.

Ayu menarik tangan Ray, dan memegangnya dengan sangat erat.
Ayu berjalan dengan cepat sampai sampai hampir berlari.

Ray hanya mengikuti apa yang Ayu lakukan. Ia tidak bisa bertanya ataupun berkomentar, karena ia sedang mengatur nafasnya agar tidak terlalu lelah.

Di situasi ini Ayu hanya sedang menikmati proses yang dulu ia lakukan.
Selalu bangun pagi, pergi sekolah menggunakan motor. Menitipkan motor di Warung Mang Asep, dan sekarang ia mulai berlari.

Ayu pun berhenti di depan batas suci, kini kedua manusia itu sedang berdiri di depan Masjid Raya Bandung, Alun Alun.

"Ray, mau nunggu di luar atau di dalem? Ayu mau sholat subuh dulu soalnya" tanya Ayu sambil menunjukan senyumannya yang manis itu. Sambil membuka tali sepatunya.

The DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang