Ingatkan mereka berdua yang keluar sepagi ini hanya untuk mencari susu pisang. Mereka sengaja berjalan kaki daripada naik mobil. Biar sehat. Jadi harus banyak-banyak bergerak.
Tapi apa mereka tidak tahu, jika pagi-pagi seperti ini cuacanya sangat dingin? Jungkook tadi juga lupa kalau dia hanya memakai kaos putih polos dengan celana jeans selutut. Bayangkan betapa menggigilnya Jungkook saat ini.
Taehyung yang menyadari sang adik kedinginan pun melepas jaket tebal yang ia pakai tadi untuk memakaikannya pada Jungkook. Walaupun dirinya sendiri hanya memakai kaos polos berwarna hitam. Tapi tidak apa-apa. Demi adik tersayang.
"Eh? Kenapa hyung berikan padaku? Hyung juga kedinginan," protesnya pada sang kakak. Ia tidak ingin kakaknya sakit, hanya karena dirinya.
"Tidak apa-apa, Kook. Kalau kau sakit, siapa juga nanti yang susah?" canda Taehyung.
Jungkook yang dianggap sebagai pembawa kesusahan pun hanya bisa memasang wajah marah pada Taehyung. Lihat saja kini matanya dilebarkan, bibirnya dikerucutkan, sambil memandang wajah Taehyung penuh dengan emosi.
Sedangkan Taehyung? Dia tidak merasa bersalah sama sekali. Bahkan kini dia malah mengambil ponsel di saku celananya, lalu memotret ekspresi Jungkook saat ini. Dan itu membuat Jungkook semakin membulatkan matanya. Kini ia benar-benar kesal dengan Taehyung.
"Ya! Hyung! Berikan padaku. Kau memotret ku tanpa izin. Kau bisa ku laporkan polisi karena melanggar undang-undang dan aku bisa memasukkan mu ke penjara."
"Memang ada undang-undang memotret adiknya sendiri bisa masuk penjara?"
Jungkook diam.
Benar juga ya?
Taehyung mengacak rambut Jungkook--gemas. Jungkook hanya diam. Toh, tadi dia juga belum merapikan rambutnya karena terlalu antusias dengan ajakan Taehyung. Dan meskipun rambutnya tidak ia rapikan. Itu tak menjadi masalah. Demi susu pisang, katanya.
Sesampainya di supermarket, Jungkook segera berlari menuju tempat di mana susu pisang berada. Sebegitu suka ya adiknya ini pada susu pisang? Dan Taehyung hanya bisa melihatnya sambil menggelengkan kepala.
"Ambil 2 saja ya, Kook. Jangan banyak-banyak, kau kemarin sudah minum banyak," ucapnya sambil tertawa miring.
Sebentar. Apa maksud tadi malam sudah minum banyak?
"Maksudmu, hyung?" tanya Jungkook was-was.
"Aku tahu. Kau 'kan yang menghabiskan 5 stok yang Seokjin hyung belikan kemarin?" jawab Taehyung sambil memilih makanan ringan yang ia suka.
"Cepatlah ambil, dan pilihlah snack yang kau suka. Aku hanya mengambil ini saja," ucapnya dengan mengangkat tangan dan mengoyangkan sedikit snack potatonya.
Jungkook masih speechless.
Bagaimana kakaknya ini bisa tahu? Ah, Jungkook harus bertanya nanti. Yang terpenting sekarang adalah membeli snack kesukaan dulu. Itu nomer dua setelah susu pisang.
Sehabis belanja makanan dan minuman favorit, mereka kini memilih duduk di bangku depan supermarket tersebut. Katanya sih, Jungkook mau istirahat sebentar. Padahal niat sebenarnya adalah ia ingin bertanya bagaimana Taehyung bisa tahu tanpa ada orang lain yang mendengar.
"Tae hyungie ...," panggilnya.
"Iya ada apa?" Taehyung yang awalnya sibuk dengan media sosial diponselnya pun mengalihkan atensinya pada Jungkook.
"Bagaimana hyung bisa tahu jika Kookie yang menghabiskan semuanya?" Jungkook bertanya dengan kegugupan yang kentara, Taehyung yang melihatnya pun menunjukkan senyum kotaknya.
"Karena hyung melihatmu."
"Bukannya hyung kemarin pergi bersama Jimin hyung?"
Taehyung menggelengkan kepalanya. Kemudian tanganya terulur untuk membelai surai hitam Jungkook.
"Dengarkan hyung, Kook. Kau tidak boleh meminum susu pisang sebanyak itu. Bagaimana kalau kau nanti sakit perut? Hyung tidak mau adik kesayangan semua orang ini sakit. Jadi, jangan diulangi lagi. Kau paham?"
Jungkook mengangguk dengan tersenyum menunjukkan gigi kelinci andalannya.
Setelah menghabiskan satu kotak susu pisang, Jungkook mengajak Taehyung untuk kembali ke rumah. Karena kini perutnya sudah minta diisi, ia sudah tidak bisa lagi menahan lapar.Sesampainya di rumah, mereka sudah bisa melihat kakak-kakaknya yang berkumpul di meja makan sambil mengomel tak jelas. Hoseok yang pertama melihat mereka pun segera melayangkan rasa kesalnya.
"Yak! Kalian ini dari mana saja? Apa kalian pergi ke supermarket di Jerman? Lama sekali," omelnya pada Taehyung dan Jungkook.
Sedangkan yang diomeli hanya cengengesan minta ditampol. Tidak tahu apa kalau cacing di perut kakak-kakaknya ini sudah demo? Kalau saja bukan karena tradisi, ini semua tidak akan terjadi.
Ya benar. Dalam keluarga Kim ini, ada satu tradisi yang harus mereka lakukan bersama. Apalagi kalau bukan sarapan bersama. Itu sebuah kewajiban bagi keluarga ini. Katanya sih agar persaudaraan antar mereka akan terjalin dengan baik dan jauh dari kata perpisahan. Kecuali kalau mereka sudah berkeluarga. Tentu saja, mereka akan menjalani kehidupannya masing-masing. Hanya saja untuk saat ini, mereka tetap melakukan tradisi ini. Karena saat ini belum ada salah satu di antara mereka yang statusnya sudah menikah.
Bagi Seokjin, tradisi ini tidak buruk juga. Karena tradisi ini, ia bisa menjamin jika adik-adiknya memakan makanan yang sehat dan bergizi.
"Sudahlah, Hoseok hyung. Aku sudah lapar, ayo kita segera makan. Menceramahinya nanti saja." Itu Jimin yang berkata dengan nada melas. Jimin jujur, dia memang sudah lapar. Tidak ada alasan hanya untuk menolong Taehyung dan Jungkook. Karena ia yakin jika itu semua masih berkesinambungan dengan Jungkook--tidak akan ada yang memarahinya.
Mereka semua pun memakan masakan Seokjin yang lezat dengan tenang. Hingga beberapa menit kemudian, makanan itu sudah habis tak tersisa. Dan kini Jungkook sedang membantu Seokjin yang mencuci peralatan makanan di dapur.
Kalau tahu begini, sebaiknya Seokjin tadi tidak menerima bantuan Jungkook. Lihat anak itu, bukannya membantu malah membuat gelembung udara dari sabun cuci piring. Mau memarahi itu bagaimana? Seokjin tidak tega. Seokjin 'kan sayang Kookie.
"Jangan hanya dimainkan saja, Kookie. Cepat selesaikan acara cuci piringnya. Kau tidak mau ikut hyung menjemput appa dan eomma di Bandara?" Tiba-tiba Seokjin berkata seperti itu dan membuat Jungkook terkejut bukan main.
"Appa dan eomma pulang hari ini?! Beneran, hyung?" Sekali lagi Jungkook dibuat antusias. Wah benar-benar hari yang membahagiakan bagi Jungkook.
Dengan kecepatan bak kilat, dia menyelesaikan acara cuci piringnya dan dibantu Seokjin. Jadi yang sebenarnya terjadi adalah Seokjin yang membantu Jungkook. Bukan Jungkook yang membantu Seokjin. Baiklah, tidak apa-apa. Untung Seokjin sayang.
-Benci : 01~ Fin
30.03.20Cerita ini akan update setiap Sabtu sebagai pengganti Diary Sang Maknae dan juga untuk menemani malam minggu kalian.
#Dirumahaja
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci || [END]
Fanfiction[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Jungkook punya enam kakak. Kadang ada yang bikin sayang. Kadang ada juga yang bikin benci. Tapi bisa dibilang, dia sayang semuanya. Cuma, kalau ada yang tanya, "Paling benci sama siapa?" Tanpa berpikir panja...