Happy birthday Jeon Jungkook 🥳
Sehat selalu ya, jangan pernah kapok jadi anaknya pina 🌝Oh iya, cuma mau bilang. Jangan lupa nabung dari sekarang ya buat ikutan PO "Diary Sang Maknae"
Btw, cerita ini tinggal beberapa chapter doang. Setelah cerita ini habis, mau cerita baru ga? Rekomendasiin pina dong! Maunya genre apa? Tokoh brothershipnya siapa aja. Makasih 🌚
Jangan lupa main game 🥰
Happy Reading 💜
Flashback On
Yugyeom berjalan dengan kepala yang berat. Ah, bukan berjalan ... dia berlari. Lebih tepatnya kabur. Ya, dia kabur dari kejadian yang akan membuat nama baiknya atau nama baik keluarganya hancur. Yugyeom akan mati jika sang ayah mendengar hal ini.
Setelah membawa memori yang sudah ia ambil dari kamera perekam tadi, Yugyeom merasa lega karena buktinya sekarang sudah ada padanya.
Dirinya pun menghubungi nomor seseorang untuk menjemputnya.
"Yoboseo?" sambungan tersambung.
"..."
"Ahjussi, bisa jemput saya didekat rumah makan Gyuna?"
"..."
"Baiklah, saya tunggu."
Tak lama setelah itu, jemputannya pun sampai. Tanpa menunggu lama, Yugyeom masuk dan memberi intruksi pada supir untuk segera meninggalkan tempat ini.
Sesampainya di rumah, Yugyeom belum merasa lega. Dia takut jika setelah ini Jungkook ingat apa yang terjadi dan akan mencarinya di rumah.
Tiba-tiba sebuah pemikiran muncul melewati otaknya. Yugyeom segera melakukan apa yang dibuat pikirannya. Yaitu, menelpon temannya yang berada di Ilsan.
"Yoboseo? Kau di rumah?" tanyanya to the poin.
"...."
"Baiklah, aku akan pergi ke rumahmu sekarang."
"...."
"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya rindu padamu," bohongnya.
Saat sambungan terputus, terdapat sang ayah yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Mau kemana malam-malam?" tanyanya penasaran.
"Ah, aku akan pergi ke rumah temanku yang ada di Ilsan, Appa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci || [END]
Fanfiction[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Jungkook punya enam kakak. Kadang ada yang bikin sayang. Kadang ada juga yang bikin benci. Tapi bisa dibilang, dia sayang semuanya. Cuma, kalau ada yang tanya, "Paling benci sama siapa?" Tanpa berpikir panja...