"If in the twilight of memory we should meet once more, we shall speak again together and you shall sing to me a deeper song."
──Khalil Gibran.
= Enam Hari =
Ding!
Dentingan jam kuno besar menyeruak mengantarkan bunyi yang cukup besar tertangkap indera pendengaran.
Mata sipit Jihan berkontak dengan mata sendu seorang lelaki dengan wajah bersedih dan kulit yang pucat.
Jihan memperhatikan sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke segala arah ketika laki-laki berkulit pucat tersebut mengerjap.
Perpustakaan kuno ini cukup menyeramkan. Apa lagi ketika ada kehadiran seorang laki-laki berkulit pucat di sana-menatap Jihan misterius.
Jihan memfokuskan dirinya pada sebuah buku yang sebelumnya ia baca.
"Hai...?"
Jihan tersentak kaget ketika mendengar sapaan yang entah untuk siapa namun suaranya terlalu dekat.
Jihan menoleh, "Hai." balasnya.
"Kamu suka baca sastra Spanyol ya?" tanya laki-laki itu dengan sudut bibir yang sedikit terangkat membentuk seulas senyum.
Jihan melebarkan matanya. "H-hah?" lalu beralih pada buku yang ia baca.
Ah, yang benar saja. Dirinya salah membaca buku. Padahal sebelum melihat laki-laki itu Jihan membaca buku yang benar, kok.
Jihan jadi malu.
"E-eh enggak kok. Salah baca buku, hehe." tangannya beralih──meraih buku yang sebelumnya ia baca.
"Lino." laki-laki itu mengulurkan tangannya ke arah Jihan.
Jihan mengerutkan kening. "Eh...?" menatap Sang lawan bicara. "Jihan." lalu membalas uluran tangan Lino.
Lino menggaruk pucuk kepalanya yang sepertinya tidak gatal. "Boleh duduk di sini enggak?" tanyanya agak hati-hati sambil menunjuk kursi di sebelah Jihan.
Jihan tersenyum. "Kenapa enggak? Boleh kok. Ini kan tempat umum."
Lino duduk di sebelah Jihan. "Kutu buku?"
Jihan refleks menoleh menatap Lino. Entahlah Lino berbicara apa──kepada siapa, Jihan tidak tahu.
"Kamu kutu buku?" ulang Lino.
Jihan menggeleng cepat. "Enggak kok. Apakah orang yang cuma suka baca buku novel bisa di sebut kutu buku?" kekehnya.
Lino memiringkan kepalanya, menatap ke atas kiri. "Bisa aja, tuh. Kan kutu buku. Orang yang suka baca buku. Kamu suka baca buku novel. Novel itu buku, loh. Berarti kamu sama aja kayak kutu buku."
Jihan tertawa. Baru kali ini ada yang mengatakan kepadanya hal seperti ini. "Bisa aja."
Sesaat, keadaan kembali hening. Sama heningnya seperti sebelum Lino datang di hadapan Jihan.
Hanya ada suara lagu dengan volume yang tidak terlalu besar.
"Kita... Boleh temenan?"
Jihan yang sedang melanjutkan membaca novelnya, kini beralih pada Lino. "Ehh?"
-tbc--- jangan lupa vote dan komen, ya! hargai karya kecilku sedikit aja ^_^ .
KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Hari
Romance[✓| end | bahasa ] ❝Andai kita bisa bertemu lebih awal, mungkin saat ini aku masih bisa melihat wajahmu❞ © 2020, Khatulistivva