IV. love bomb

272 200 103
                                    

"When I think of you, I think of kindness, wisdom, and love. Thanks for being you."

──Sam Crow.

= Enam Hari =

Jihanette Lebras.

Siapa yang tidak mengenal gadis itu di sekolah? Bahkan, namanya sangat terkenal di kalangan guru-guru.

Selain parasnya yang cantik, Jihan adalah sosok yang sangat baik, ramah, pintar, dan tentunya sangat pendiam.

Jihan sangat tertutup hingga tidak ada satupun orang yang ingin berteman dengannya. Mereka semua tidak mampu untuk bersosialisasi dengan Jihan karena sifatnya yang tertutup sehingga menyulitkan untuk mengobrol. Barang sejenak saja.

Tidak menutup kemungkinan bahwa sering kali banyak yang tidak mau sekelompok dengan Jihan karena sifatnya. Mereka semua berpikir bahwa akan susah bekerja sama dengan Jihan.

Tapi karena gadis itu adalah anak dengan peringkat dua se-angkatan, tidak ada yang bisa menolaknya.

Tidak ada yang mengenal Jihan.

Maka dari itu, ketika salah seorang menyebarkan berita bahwa dia melihat Jihan tertawa bersama seorang laki-laki, semuanya heboh.

Pun dengan Jihan yang terkejut mendengar kabar seperti itu.

Ada yang menyebar berita di lewat grup angkatan. Lengkap dengan fotonya.

"Jihan, cowok yang di foto abang lo atau sepupu lo?" tanya seorang anak.

"Ngaco lo, dia kan anak tunggal. Pasti sepupunya lah." sahut anak lainnya.

Jihan muak dengan ucapan mereka semua. Sejak pagi hingga siang ini, mereka terus membicarakan hal yang sama sekali tidak penting untuk di bicarakan. Apa lagi untuk di gemparkan seperti ini.

Jihan merasa sedikit aneh. Jika di katakan sungguh menjengkelkan tapi memang itu perasaan yang Jihan alami.

Jihan merasa...seperti seleb.

"Lebras, kalo dia sepupu lo kenalin dong ke gue." ucap seorang siswi.

"Eh iya loh. Ganteng!" sahut yang lain.

Jihan menoleh. "Nggak usah di bahas lagi bisa nggak sih? Ikut campur urusan orang aja." sungutnya.

"Kita kan cuma nanya!"

Jihan mendengus. "Dia pacar gue, puas lo?"

"Wah, lo bisa punya pacar juga, ya? Kapan deketnya? Jadian di mana? Wagelaseh!"

"Kasihan banget Jevan, udah suka sama Jihan dari dulu tapi kalah start."

Jihan tidak menggubris. Gadis itu menyibukkan diri dengan buku novelnya.


🍂


Selama perjalanan pulang ke rumahnya, Jihan masih kepikiran gosip yang gempar di sekolah tadi.

Demi apapun Jihan tidak tahu kalau ada yang melihat kejadian itu.

Tapi masalahnya, Jihan dan Lino di foto itu terlihat sangat amat dekat dengan tangan Lino yang mengusap kepala Jihan.

Itu...kapan?

Drrrtt... Drrrtt...

Lino🌞 is calling...

Enam HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang