DUA

379 15 0
                                    

Tepat jam 3 lebih 15 menit, bel waktu pulang telah berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar dengan gembiranya. Akhirnya setelah 8 jam mereka berkutat dengan aktifitas belajar mereka bisa bebas pulang.

Namun tidak untuk dua gadis yang masih berdiri di depan pintu kelas dengan tangan bersedekap. Mereka berdua Irena dan Deva.

"Ngapain sih ngajakin gue matung?"

"Bantuin lo."

Irena menaikkan kedua alisnya bingung mendengar jawaban Deva.

"Gue mau bantuin lo dapatin perhatian Kak Yoga."

"What?"

"Iya, Kak Yoga pasti kalau pulang lewat depan kelas kita dulu."

"Terus?" Irena masih memperhatikan Deva dengan kedua alis yang terangkat.

"Ntar kita pura-pura candaan aja dan pas dia lewat lo tabrak deh." Jelas Deva.

Irena berdecak, kedua bola matanya berputar jengah. Cara yang Deva kasih kuno banget. Apa gak ada cara lain gitu?

Tapi Irena juga gak protes. Gadis itu diam mengikuti rencana Deva dengan santai. Setelah beberapa menit mereka berdiri layaknya patung di depan pintu kelas, akhirnya sang target muncul juga.

Tiba-tiba saja ide jahil terlintas dalam kepala Irena. Tepat saat Yoga akan melintas di depan mereka, tangan Irena langsung mendorong bahu Deva. Sehingga yang terjadi bukan Irena yang menabrak tapi Deva.

"Eh, maaf kak." Ucap Deva dengan menunduk, sementara Irena tertawa dalam hati.

"Oke." jawab cowok itu singkat.

"Sekali lagi maaf ya Kak, gak sengaja." Lagi Deva meminta maaf tapi tak mendapat balasan dari Yoga.

Irena kemudian menatap ke arah Yoga dengan tampang sinis, cowok itu memutuskan berlalu begitu aja meninggalkan Deva yang masih tertunduk tanpa membalas permintaan maaf sahabatnya itu. Bahkan dengan santainya cowok itu berjalan sambil bergurau di ikuti kedua temannya. Mereka nampak asik seolah-olah yang terjadi barusan tidak pernah terjadi.

"Lo kenapa jadi dorong gue?"

"Emang songong ya tuh cowok." ujar Irena tak memperdulikan ucapan Deva.

"Iren!"

"Gue gak nyangka, bahkan adegan kecil aja gak mempan buat dia, apalagi kalau gue tiba-tiba dateng terus nyium dia?" Lanjut Irena masih mengabaikan Deva yang saat ini terlihat kesal.

"Gue yakin dia cuma bakal jawab, oke, setelah gue minta maaf."

"Gila lo ya!" Teriak Deva geram dan berlalu pergi meninggalkan Irena yang jadi cengo akibat sikap Deva.

"Ngapa jadi dia yang ngambek?" Ujar Irena.

Gadis itu memilih mengendikkan kedua bahunya untuk bodo amat dan kembali melangkah masuk ke dalam kelas.

"Lang, pulang yuk?"

Langit yang masih berada di pojokan kelas bermain ponsel hanya melirik Irena sekilas lalu kembali fokus menatap layar ponselnya.

Irena mencebikkan bibirnya dan mendekati Langit lalu duduk di meja depan Langit.

"Lo bertiga lagi nonton bokep apa gimana sih, anteng aja dari tadi."

"Shuttt." Cowok yang memiliki badge nama Dewa Saputra itu menempelkan jari telunjukknya di bibirnya menyuruh Irena untuk diam. "Lagi mabar nih, bentar lagi gue savage."

"Gue kali, lo mah asist mulu." Sahut cowok yang lagi duduk di meja yang tengah Irena duduki, namanya Raga Desputra.

"Serah dah, gue mau balik dulu." Irena turun dan berjalan, mengabaikan mereka bertiga yang tengah asik dengan dunia mereka sendiri.

"Besok gue ke rumah lo!" Ujar Langit.

Irena hanya berdehem tanpa menoleh. Lagipula kenapa harus melapor. Biasanya juga mereka suka datang pergi seenaknya sendiri layaknya jailangkung, terutama Langit.

*****

Tak lebih dulu pulang Irena datang dengan maksud tebar pesona di depan gerbang SMK Galapagos 1, tetangga sekaligus rivalnya SMA Galaxy 1.

Irena sengaja masuk ke dalam minimarket milik SMK itu sendiri yang ada di depan sebelah gerbang SMK. Banyak cowok yang semula sibuk nongkrong dan merokok tiba-tiba jadi bersiul akibat kehadiran Irena yang dengan cueknya berjalan melewati mereka.

"Mbak, es krim cornetto yang besar gak ada?" Tanya Irena pada salah satu pegawai atau staf dari SMK itu sendiri.

"Bentar," jawabnya. "Oh kosong, adanya yang mini."

"Yaudah gak jadi, makasih Mbak."

"Iya."

Irena tersenyum sumringah karena rencananya berhasil. Dari awal gadis itu tak berminat beli tapi hanya sekedar iseng karena mau caper di depan cowok-cowok yang kebanyakan bermuka B aja. Cewek SMK Galapagos 1 mana ada yang secantik Irena?

Brukkk!

"Aduh!" Rintih Irena saat tubuhnya menabrak sepeda motor yang kebetulan parkir di depan minimarket akibat ditabrak oleh seseorang.

Untung saja ada seseorang yang lain yang menahan tubuhnya. Siapa pelakunya? Bukan dari luar melainkan siswa SMA Galaxy 1 sendiri karena seragamnya sama dengan yang Irena pake dan dia adalah Yoga!

"Jalan pake mata!" Omel Irena sembari mengusap pinggulnya yang terkena body motor bagian belakang.

"Sori."

Hanya itu yang keluar dari mulut Yoga sebelum akhirnya cowok itu pergi begitu saja dengan masuk ke dalam gerbang SMK. Irena melongo di buatnya, cowok itu datang sendiri tak bersama kedua temannya tadi. Tapi untuk apa dia masuk ke sana?

"Lo gapapa?"

Irena menoleh, menatap seseorang yang menahan tubuhnya tadi agar tak terjatuh lebih parah. Cowok itu murid dari SMK, yang kebetulan tadi sedang menaruh kedua siku lengannya di jok motor yang mengenai Irena.

"Gak, makasih." balas Irena ramah.

Cowok itu hanya tersenyum, sementara teman-temannya yang lain sedang bersiul menggoda cowok itu.

"Pepet terus coy!"

"Lumayan nih, bening anjir."

"Iyalah, secara dia cewek Galaxy."

"Neng, pindah sini aja."

"Gas coy, tanyain namanya!"

Tak membalas godaan teman-temannya, cowok itu kemudian bertanya lagi pada Irena.

"Beneran, gue lihat kayaknya lo megang pinggang lo mulu?"

Irena tersenyum tipis, dalam hati menjerit malu. Untung yang sedang mengobrol dengannya ini termasuk kategori cowok yang bisa di bilang kece. Kalau gak sudah pasti Irena bakal cuek bebek dan berlalu pergi.

"Beneran, makasih, gue duluan ya." Ucapnya setelah mendapat anggukan dari cowok yang tak entahlah siapa namanya itu, Irena langsung pergi.

Kalau boleh jujur, pinggangnya masih cenut-cenut. Apa ini karma karena tadi Irena sudah mendorong Deva?

Ah, Irena lupa, Deva-kan cewek alim yang rajin sholat 5 waktu pasti kalau dia merasa terdzolimi doanya langsung di ijabah. Negatif thinking Irena mengatakan pasti Deva sudah memyumpah serapahi Irena.

Tapi dengan dunia yang selebar ini, kenapa dirinya harus bertemu dengan cowok kampret itu?

Jangan bilang kalau sebentar lagi dunia Irena akan terikat pada dunia cowok itu seperti kebanyakan cerita di wattpad itu?

Mampus!

SELCOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang