Part 8

12 7 0
                                    

Setelah pembicaraan tadi, Amira langsung ke kamarnya. Ia tidak mau  makan dan mengunci dirinya dikamar.

"Ra, Ira sayang buka na, Bunda mao ngomong."

Kebetulan Bundanya malam ini, ada dirumah dan telah sampai sore tadi.

"Ra buka Ra Gue mao ngomong sama Lo." Reno pun angkat bicara.

Seluruh penghuni rumah telah memaksanya untuk keluar, namun tidak ada pertanda pemilik kamar tersebut membuka pintu.

Dan menurut Reno jalan satu-satunya adalah, Rendy.

Ia segera mencari kontak Rendy dan menghubunginya.

"Halo Ren, Lo dimana?"

"Kak Reno, iya Kak ada dirumah."

"Sekarang Lo kesini, penting."

"Oke siap siap kak." Jawab Rendy khawatir.

Reno memutuskan panggilan telephone tersebut.
setelah itu ia menenangkan bundanya, walaupun bunda sibuk dengan pekerjaanya, tetap saja dia memiliki rasa sayang dan rasa khawatir yang mendalam kepada anak anaknya.

"Tenang aja Bun, sebentar lagi Amira pasti mau keluar dan makan."

Bundanya hanya meng-angguk mengiyakan.

Tak lama setelah Reno menelpon Rendy, Rendy datang dan langsung menghampiri Reno.

"Maaf kak, ada apa kak?"

"Amira gak mau makan dari tadi pas pulang dikamarnya, Lo coba bujuk yah."

"Oh iya kak."

Rendy segera melangkah ke kamar Amira dan membawa nasi beserta sop buatan Bunda Amira.

"Ra, buka pintunya Ra."

"Siapa Lo?"

Terdengar sahutan dari bilik pintu kamar itu.

"Gue mohon buka dulu Ra."

Dan Amira pun membuka kunci pintu kamarnya.

"Masuk ajah."

Rendy pun membuka pintu dan segera masuk kedalam kamar menghampiri Amira.

"Ra."

Tak ada sahutan dari Amira.

"Ra Lo makan dulu yah."

"Lo gak pergi?" Jawab Amira.

"Ra, Gue mohon Lo makan dulu yah."

Setetes air mata jatuh dari mata Amira.

"Ra, Gue minta Lo makan, jangan nangis Ra, Gue masih ada disini kok, Gue suapin yah, aaaaaaaa"

Rendy pun memasukan makanan kedalam mulut Amira.

"Nah gitu, Ra Lo ga usah sedih, kan Gue udah bilang sama Lo, Gue pasti bakal kembali, kalaupun Gue pergi, sebenernya Gue gak pergi Ra, Gua selalu singgah di hati Lo."

Rendy kembali memasukan makanan kedalam mulut Amira.

"Ren, gimana Gue gak sedih, nyatanya semuanya sama, Bunda selalu sibuk sama dunia kerjanya, di saat anak anak lain mendapat perhatian dari bundanya Gue, Gue harus terpaksa belajar mandiri Ren, Kak Reno, Kak Reno sibuk, bahkan jarang dirumah, Papa, Lo tahu sendiri Papa kemana kan Ren, seandainya ajah Papa gak ninggalin Bunda mungkin kehidupan Gue gak akan kaya gini, tapi Gue mencoba buat gak ngehirauin, karna Gue kira Gue masih bersyukur ada orang yang masih mau perduli sama Gue, Yaitu Lo. Tapi apa nyatanya Lo pun sama kaya mereka." Dengan suara isakan yang semakin menjadi.

Rendy memeluknya dengan erat.

"Ra Bunda Lo kaya gitu yak buat Lo, beliau sayang sama lo Ra, kalo, Lo gak percaya bunda Lo sayang sama Lo, Bunda Lo pasti diam aja pas keadaan Lo kaya gini, tapi Ra tadi bunda Lo sangat Mengkhawatirkan Lo, keadaan yang menuntut bunda Lo kaya gitu Ra, Lo harusnya bersyukur, dan Kak Reno dia kaya gitu karena dia pengen terus berusaha, buat apa?? supaya Bunda bisa berhenti kerja Ra, dan Gue pergi bukan berarti Gue pergi buat ninggalin Lo, tapi lagi lagi Gue bilang karena keadaan, dan yahh buat sekarang Gue ngerti Lo belum bisa nerima, suatu saat nanti Lo pasti tau semuanya Ra, dan buat Papa Lo, itu cuma masa lalu Ra, masa lalu yang sekiranya buat Lo ngedown, gak usah di inget Ra, gak usah dihiraukan, jadikan semuanya pelajaran buat Lo Ra, karena kalo kita berfikir sesuatu apapun itu yang kita lakuin, kita lihat, kita dengar, dan yang kita tangkap dalam kehidupan kita itu bakal ada pembelajaran yang kita ambil Ra."

Rendy menghentikan pembicaraanya dan mengelus pucuk kepala Amira.

"Ra, tetap jadi orang yang kaya dulu Gue kenal ya Ra, tetap jadi orang yang bersyukur dalam keadaan apapun yah, dan selalu berfikir positif dalam setiap masalah yang Lo jalani yah, Gue sayang sama Lo Ra, Gue gak suka orang yang Gue sayang terpuruk kaya gini."

"iyah ren, tapi kenapa Lo gak mau kasih tau Gue alasan kenapa Lo pergi Ren?"

"Suatu saat Lo bakal tau Ra."

"Ren janji sama Gue kalo Lo bakal kembali!!"

"Janji, tapi janji juga Lo bakal semangat buat wujudin mimpi mimpi Lo, dan Gue pun sama jadi pas kita ketemu kita sama sama menatap masa depan cerah yah."

"Siap."

"Dah jangan sedih lagi yahh, gak pantes biasanya juga Lo ketawa ketiwi, cerewet,bawel ah udahh kaya Bu Ibu komplek, ahahaha."

"Ihhhh Gue lempar bantal yakk Lo."

"Hahahaha, satu lagi Ra jangan diet, tar Gue gak bica cubit pipi Lo lagi hahahah."
Sembari mencubit pipi Amira.

"Ihhhh Lo yak masihh nyebelinn ajah kaya dulu, sakitt tauu, tar pipi Gue copot lagi."

"Biarin nyebelin yang penting di kangenin ahahaha."

"Dihh siapa yang kangenin Lo, geer Lo."

"Siapa yang bilang Lo kangen Gue, ahahaha, Gue gak ngomong yahhh, Lo kan yang ngomong."

"Hmmm, terahh Lo ajahh dehh."

"Hahaha, Ra Lo gak tidur udah malem?"

"Hmm iya Gue mao tidur, tapi solat dulu."

"Oh yaudah Ra,Gue pamit pulang yah, udah malem soalnya."

"Hmm, oke hati hati."

"Siap, jangan lupa ya mimpiin Gue, dahh Gue pulang yah, Dahhh."

"Dahhhhhhh."

Rendy pamitan Ke bunda dan Ka Reno, lalu ia segera pulang ke rumah.

setelah Rendy pulang Amira salat isya, setelah solat isya Amira tak bisa tidur, Ia menuju balkon kamarnya.

"Kira- kira apa yah yang buat Rendy pergi, gak mungkin Rendy pergi tanpa alasan, dan kenapa Rendy gak kasih tau alasan dia buat pergi yahh." Pertanyaan Pertanyaan tersebut telah memenuhi pikiran Amira malam ini.

Entah kenapa Amira tidak bisa Tidur dan terus menerus memikirkan Rendy.

Nyatanya ia tidak akan bisa hidup tanpa Rendy, karena bagi Amira Rendy adalah penguatnya, disaat dirinya dalam keadaan apapun.

okeee,, gimanaa semoga kalian senang sama ceritanyaa😊😀

Jangan Lupa Vote and Comment yahhh..

Love you all.











RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang