ur madness

608 59 0
                                    

Flashback in flashback on.

"Aku normal Jisung!

Kau tau aku menyukai wanita selama ini..

Aku selalu menceritakannya padamu bukan!?

Tidakkah itu cukup menjelaskan bahwa aku normal!? Tapi kenapa kau!" Chenle kehabisan kata.



"Maafkan aku
Tapi nyatanya aku benar-benar menyukaimu Chenle..



Aku tau.. kau pasti jijik, dan akan sangat membenciku jika kau mengetahuinya..."
Jisung berucap penuh penekanan.



"Tapi aku tak berharap kau mau membalas perasaan konyolku ini..

Kumuhon..
Anggaplah hal ini tidak pernah terjadi diantara kita..

Aku tidak bisa menjauhimu.. aku sudah pernah mencobanya.. 
Itu terlampau sulit"
sambung Jisung.





Chenle menggeleng heran.

Menatap dalam kearah manik mata Jisung.





Terlalu tulus..

Chenle sangat membencinya!

"Sungguh! Kau teman tergila Sung!"

Chenle melangkahkan kakinya mundur untuk menghindari sentuhan Jisung.

Chenle terus saja menampik tangan Jisung dari dirinya.

Apakah Chenle memang sejijik itu?

Jisung menatap bersalah kearah Chenle yang menunduk tak percaya akan perasaan bodoh yang Jisung ungkapkan.

Mereka kemudian terdiam..








"Jangan menghindariku Chenle..

..Aku akan melakukan apapun yang kau minta."

Jisung berucap mantap.

Jisung benar-benar gila..

Chenle terkekeh..

"Baiklah!.. jika itu maumu.."
Ucap Chenle berlagak tersenyum.

Namun masih menghindari tatapan Jisung.

Jisung kemudian mendekat dan memeluk Chenle.


"Terimakasih Chenle-ya.. kita akan tetap berteman.. maafkan aku."





"Jangan memelukku.."
Ujar Chenle.

Flashback in flashback off.



Kejadian itu adalah awal dari kecanggungan mereka...

..juga awal yang menyiksa bagi kedua belah pihak.

#

Ingatan itu terputar kembali..

Kejadian yang paling Chenle sesali adanya..

Tapi,

Tanpa adanya kejadian itu.. Chenle tidak akan pernah tau isi hati Jisung sampai sekarang.

Dia teman yang istimewa..

"Jisung-aahh!..
Kita memang seharusnya hanya sahabat!"

Chenle ingin berhenti menangis.. tapi air matanya terus saja keluar.

Ditambah sesenggukannya mendukung pilu..

'Maafkan aku yang membuatmu harus mengatakan maaf kepadaku.."

{...perasaan yang tidak pernah diharapkan adanya...}

'Segala Maafku..'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang