I'm Late Right?

452 51 1
                                    

Bukan Flashback..  pelan-pelan saja.

~PJS~


Sung!
Pergi kok ga bilang-bilang!

Hehe..
Maaf Le.
Paman gue ngepung.

Yaelah..
Seneng" y lo disana!

Pasti Le :)
-

Woi sung!
Gimana kabar?

Baek sih Le.
Lu gimana sehatkan?

Sehatlah jan sakit sakit!

Bisa ae..
-
Le :(

?

Gue..
Akan nikah.

Serius?!!

Iya..
he..
-

Chatting mereka selama sebulan terakhir sejak kepindahan Jisung.

Stok baca Chenle sehari-harinya.



Menangis dan menangis lagi membaca pesan-pesan singkat itu.

Tak ada niat untuk membalasnya sama sekali.


Dia terlambat.




Seharusnya Chenle menerima perasaan Jisung kepadanya.

Dan tidak menghiraukan omong kosong dari ayahnya itu.






Ya, Chenle mencintai Jisung dari dulu.
Sangat! bahkan..



Ia tak menyangka Jisung ternyata juga sekonyol dirinya.







Sudahlah,
semua itu terlihat sangat jelas.






.

Pagipun tiba~

'Tok tok'

Chenle mengernyit.

Berusaha membuka matanya dengan iklas.

Berjalan dengan berat hati untuk membukakan pintu.





"Jisung?!?"














Terkejut.

Segala perasaan seperti menyerang Chenle secara bersamaan.

Sudah cukup lama mereka tak bertatap muka seperti ini.

Seharusnya mereka sudah mengadakan acara kelulusan bersama..


Hari ini, sekarang juga, Jisung berdiri tepat didepannya.

Nyata!

Ia tersenyum menatap Chenle.

Senyuman itu masih sama,
terlihat canggung dan manis.







Chenle senang melihatnya.




Pandangan Chenle menangkap sesuatu di genggaman Jisung.









Sebuah kartu.

Undangan pernikahan Jisung untuk Chenle?




Apa yang sedang Chenle harapkan dari Jisung tadi?!







"Chen-"

Ucapan Jisung terpotong karena tiba-tiba Chenle menutup kembali pintu rumahnya.








Tangis Chenle pecah dalam diam.

Hatinya kini benar-benar rapuh untuk berhadapan secara langsung dengan kenyataan itu.










'Aku sudah telat Jisung-ah!!

Siapa yang bersalah sekarang?!

Aku?!

Kamu!?

Ayahku!?

Atau ayah yang melahirkanku?!'


Sakit.


Benar..

Siapa yang seharusnya dia salahkan?
Dan siapa yang sebenarnya bersalah?!





Masihkah Jisung sudi mencintai Chenle?

Chenle pecundang..

Munafik.


Selama ini adalah keputusan yang sulit bagi Chenle..

Namun mengapa setiap keputusan harus selalu menyakiti?








'Hanya itu pilihan yang kudapat..

Tak ada satupun pilihan untuk merasa bahagia..'









Selama ini hanyalah akting belaka.


Mereka melakukannya dengan baik bukan?








-

'Maafkan aku yang justru menyalahkan orang lain..
Aku hanya mencintaimu Jisung.."


{...berusaha untuk tidak menoleh keblakang, tapi apa?...}

'Segala Maafku..'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang