Jisung berjalan antusias menuju rooftop kampus..
Dengan senyuman mendampingi setiap langkahnya..
Persis orang gila..
'Chenle pasti sudah rebahan disana.' Pikir Jisung
-
Segar..Udara berhembus kencang seperti biasa..
Jisung menghentikan langkahnya.
Pandangnya menemukan dua manusia tengah duduk saling merangkul disana..
Kemudian Jisung kembali melangkah..
Bukan kedepan untuk melabrak sahabatnya itu..
Tapi berbalik, melangkah kedepan untuk tidak mengganggu sahabat kesayangannya..
Senyuman Jisung perlahan memudar.
Mata, hatinya gusar.
'Seharusnya aku tak lagi menyimpan banyak harapan..'
Jisung kira tempat itu hanya diantara mereka berdua saja..
Tapi Chenle justru..
Jisung ternyata bukanlah apa-apa..
Hanya sebagai tokoh pendukung dari segala sisi. Hidupnya maupun hidup Chenle.
Mengangkat Chenle untuk memerankan peran utama dalam kisahnya sendiri.
Poor Jisung.
~
"Da.."
Chenle melambaikan tangan kepada gadisnya."Bye.."
Gadis itu tersenyum kepada Chenle, lantas pergi..Chenle segera berlari menuju wastafel.
Membasuhi tangan dan wajahnya..
Chenle merasa kurang nyaman.
Dipikirannya sekarang hanyalah Jisung..
Pasti dia sudah patah hati.
Chenle tak sanggup lagi menunjukan senyuman mengerikannya kearah cermin.
'Drrt'
notif dari hape Chenle..Ada yang memesan.
Memesan Jisung untuk malam ini..
Chenle ragu untuk sakit yang lebih.
Kemudian ia menggeleng.
'Jangan..
Jisung sudah mendapatkannya hari ini..
Kurasa itu sudah cukup.'
Gelisah, tidak nyaman akan permainannya sendiri.
"Kapan dia akan berhenti..?!"
Chenle menghela nafas.'Kurasa aku mulai lengah..'
#
'Maafkan aku yang malah mengkhianati kita berdua.
Dirimu dan diriku sendiri.."
{..jelas menimbulkan drama dalam sebuah permainan..}
KAMU SEDANG MEMBACA
'Segala Maafku..'
Teen Fiction~Hanya tentang perasaan~ . ChenJi short fiction story.. BXB . Jangan jiplak tolong~~ Jangan lupa meninggalkan☆ jua.