Kepingan

21 4 5
                                    

"Hyunjin? Kenapa gak bilang kalau mau kesini?" tanya Jelita saat Hyunjin sampai di depan pintu kamar kosnya.

Hyunjin cengengesan, "Kejutan"

Jelita kemudian menggandeng tangan Hyunjin, mengajaknya keluar dari sana. Mencari tempat yang cocok untuk mengobrol. Dan disinilah mereka, di bawah pohon depan kos Jelita. Tempatnya sungguh sangat nyaman dan sejuk.

Jelita pun mengajak Hyunjin untuk duduk di sebelahnya dan ia pun menurut saja.

"Aku kan gak lagi ulang tahun. Kenapa sih? Mau ngomong sesuatu ya?" tebaknya tepat sasaran. Hyunjin hanya sedikit terkejut. Sebegitu terlihatnya ya?

"Jin,"

"Iya?"

Jelita beralih menyandarkan kepalanya di bahu milih Hyunjin.

"Sini cerita" ucap Jelita seraya sedikit memejamkan matanya.

Hyunjin belum ingin bicara. Rasanya apakah sebegitu penting? Ia pun sedang sibuk memainkan ujung rambut Jelita yang menjuntai.

Jelita mengangkat kepalanya kemudian menatap manik mata Hyunjin dengan serius, "Jin, kok diem aja sih daritadi" ucapnya sambil membuat lengkungan di bawah bibirnya.

"Gapapa kok," jawab Hyunjin singkat.

"Apanya? Kamu tuh bilang kalo ada apa apa atau kamu punya pertanyaan yang buat kamu bingung ngomong aja ke aku" ujarnya kemudian memalingkan pandangan dari mata Hyunjin.

"Iya, ini mau bilang"

"Hish! Orang daritadi kamu diem aja gak ngomong apa apa. Aku ngomong sendiri daritadi tau gak?"

Hyunjin sedikit terkekeh, "Iya iya"

Hyunjin membenarkan tempatnya duduk, menatap Jelita dengan serius. "Em, soal tadi eh kemarin anu..."

"Bilang aja, Jin"

"Cowok yang kemarin di parkiran pas sama kamu siapa?" tanya Hyunjin pada akhirnya. Dia sedikit bernafas lega akhirnya dapat bertanya hal ini.

Jelita sedikit kaget mendengarnya, namun kemudian ia tersenyum menatap Hyunjin. "Temen,"

Jujur saja, Hyunjin sedikit tidak percaya bahwa mereka hanya berteman saja. Karena memang dari cara mereka memandang pun berbeda.

"Kenapa? Kamu gak percaya ya?" tebak Jelita lagi. Dan benar lagi.

"Aku gak ada apa apa kok sama dia. Kamu cemburu ya?" godanya pada Hyunjin.

Hyunjin hanya menggeleng, "Aku percaya. Main yuuukk" ajaknya sambil memegang pergelangan tangan Jelita.

"Main kemana?"

"Ranca Upas," jawab Hyunjin mampu membuat Jelita terlonjak kaget.

"R-Ranca U-Upas?" tanyanya terbata bata.

"Iya, ayo sekarang aja" ajaknya kembali seraya berdiri menggandeng tangan Jelita.

"Ah? Bentar, mau ganti baju dulu"

"Iya, aku tunggu di mobil aja ya"

"Iya, bentar kok"

***

"Kenapa ngajak keluar sih?" tanya Widya.

Mereka sekarang sedang berada dalam satu mobil, tentunya dengan Jisung yang sedang menyetir.

"Kamu gak suka?"

Widya menoleh ke Jisung dengan gerakan yang lambat, memang untuk menoleh saja dia sungguh malas, "Mager," jawabnya.

Destiny. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang