BAB 8

6 0 0
                                    

"Kamu nemuin Kinara tadi siang?" pertanyaan itulah yang akhirnya Langit lontarkan pada Ibel.

"Aku yang udah ngacauin semuanya, jadi aku bertanggung jawab untuk memperbaikinya Ngit,"

"Mau sampai kapan kamu terus-terusan merasa gak enak?" tanya Langit pada Ibel.

"Makasih untuk hari ini. Tapi aku harap, kamu gak melakukan hal seperti ini lagi. Urusanku sama kamu, itu gak berkaitan sama urusanku sama Kinara, oke Bel"

"Aku minta maaf karena udah lancang," Ibel terus menundukkan kepalanya, ragu menatap ke arah sahabatnya itu.

"Bel, kamu masih inget apa yang selalu aku bilang ke kamu. Jadiin aku sahabat, kakak, atau apapun yang buat kamu nyaman. Buat kamu aman setiap dekat sama aku. Buat kamu merasa gak sendiri setiap ada sesuatu yang gak beres dihidup kamu. Aku gak suka kalau kamu terus merasa bersalah setiap apapun yang terjadi antara aku sama Kinara. Jadi tolong berhenti, bisa ya"

Ibel pun hanya tersenyum simpul.

"Kamu udah makan?" tanya Langit.

"Belum sih, kebetulan mama belum pulang,"

"Makan nasi goreng depan situ yuk" ajak Langit pada Ibel sembari menunjuk ke arah tempat nasi goreng yang memang kebetulan berjualan di area sekitar rumah Ibel.

"Sekolah kamu gimana?"

"Lancar, gak ada yang spesial" ujar Ibel sembari mulai memakan nasi goreng miliknya. Dan seperti biasa, ia akan mencicipi makanan milik Langit sebelum memakan miliknya. Dan seperti sudah terbiasa, Langit pun menyodorkan piring nasi goreng miliknya ke arah Ibel.

Drrtt..

"Bentar ya Bel," ujar Langit sembari mengangkat panggilan masuk pada ponselnya.

"Halo bu, tumben telepon Langit malem-malem. Ada apa?"

"Ibu mau menyampaikan ucapan terima kasih dari bude Sarah. Makasih udah buat Wayang mau pulang,"

"Oh jadi Wayang udah sampe Bali? Kok dia belum kasih tau Langit ya" ujar Langit.

Ibel yang mendengar percakapan Langit dengan ibunya itupun sesekali melihat ke arah Langit.

"Ya udah, Langit lagi di luar ini. Nanti Langit telepon ibu lagi ya"

"Ibu?" tanya Ibel.

"Iya,"

"Oh ya Bel, nanti kapan-kapan kamu aku kenalin sama sepupu aku, namanya Wayang"

"Kok aku baru denger sepupu kamu yang namanya Wayang itu?" ujar Ibel sedikit heran, karena memang hampir semua keluarga dekat Langit, Ibel telah mengenalnya.

"Emang, aku juga baru ketemu minggu lalu. Ceritanya panjang, nanti kapan-kapan aku ceritain"

Ibel pun hanya mengangguk paham seraya kembali melanjutkan makan, dan tidak bertanya lebih lanjut lagi.

***

Wayang terlihat ragu untuk kembali menghubungi Kinara karena panggilannya yang tiba-tiba terputus tadi. Namun, entah kenapa ia benar-benar ingin mendengar suara Kinara saat ini.

"Yang, ibu boleh masuk?" terdengar ketukan pintu dari ibu yang membuat Wayang sedikit terkejut.

"Iya bu, masuk aja"

"Ibu belum tidur?" ujar Wayang pada ibunya itu.

" Wayang gak boleh menyerah untuk memenangkan hati papa demi mimpi kamu. Ibu cuma mau bilang, mulai sekarang ibu akan terus mendukung apapun yang dilakukan Wayang. Ibu akan mulai percaya, kamu bisa menjadi orang hebat dengan mimpi kamu itu."

Persimpangan KisahWhere stories live. Discover now