Rintik hujan semakin deras,aku berjalan dengan santai sembari bersenandung ria dan sesekali menginjak genangan air.
Di dekat halte bus tiba tiba saja aku membulatkan mataku,ada seorang pria yang mengamuk sambil menendang dan memukul sekitarnya.
Dengan cepat aku menghampiri pria yang menurutku 'gila' itu.
"Hei!kamu kenapa?"
Tak ada balasan. Napas pria itu tersengal sengal lalu melirik aku tajam.
"ARGHHH!KAU SIAPA?!PERGI!"
Aku terkejut,tapi aku tak mau meninggalkan pria itu sendiri di jalanan seperti ini siapa tau nanti ia tiba tiba menghajar orang lewat?
"Tenanglah! Aku hanya ingin menolong mu!"
Pria itu hampir saja mencekikku kalau saja aku tak memeluk tubuhnya erat,sial!kebiasaan ku sejak SMP masih melekat.
Pria itu awalnya memberontak tapi ia mulai tenang saat aku mengelus hangat punggungnya.
"Tenang ada aku."
Lalu,tubuh pria itu melemas dan terjatuh mencium aspal. Aku panik dan menepuk nepuk wajahnya.
"Hei!kau kenapa?tolong jangan mati karena aku tak membunuhmu."
Pria itu hanya diam menatap lurus ke arahku lalu tangannya terulur memegang tanganku.
"B-bawa a-k-ku k-ke r-r-u-mah."
Aku segera mengangguk dan menaruh satu tangan pria itu di leherku. Aku berjalan terseok seok karena berat menopang beban pria ini.
"Dimana rumahmu?kita harus cepat sampai karena hujan akan lebih deras."
Pria itu menunjukan jalannya padaku. Saat tiba di depan komplek perumahannya aku terkejut pria ini satu komplek denganku.
Tapi,aku lebih terkejut lagi saat pria ini menunjuk rumah yang berhadapan dengan rumahku ah ralat rumah orang tuaku.
"Kau warga baru?"
Pria itu mengangguk. Aku membukakan gerbang rumahnya dan langsung membawa pria itu masuk.
Aku mencoba mencari orang di dalam rumah tapi nyatanya tak ada orang satupun,sepertinya pria ini tinggal sendiri,pikirku.
Aku segera menuju dapur dan mengambil air hangat dan handuk.
"Pakai ini,keringkan tubuhmu dan jangan lupa minum air hangat ini."
Pria itu mengangguk patuh,ia menuju kamar mandi dan tak lama ia keluar dengan pakaian yang sudah berganti.
Aku yang bediri di ruang tamu terkejut,pria itu begitu tampan rupanya.
"Bagaimana keadaanmu?"
Pria itu duduk di kursi,"Terimakasih."
Aku mengangguk lalu tersenyum,sungguh aku sangat senang membantu orang.
"Bersihkan tubuhmu dan ganti pakaianmu dengan hodie milikku saja."aku mengangguk lalu segera menuju kamar mandi dan membersihkan diriku.
Beberapa menit kemudian aku keluar dari kamar mandi lalu menuju ruang tamu,ternyata pria itu tak ada di sana. Dimana pria itu? Jangan bilang ia kabur lagi dan ngamuk ngamuk seperti tadi? Oh god.
Aku mencari di setiap penjuru rumah dan akhirnya aku menemukannya di kamar sedang berbaring lemah sambil diselimuti.
Aku mengetuk pintu lalu pria itu melihat ke arahku,"Kemari."katanya. Dengan ragu aku melangkah masuk kedalam kamarnya dan duduk di kursi yang pas sekali ada di samping kasur pria itu.
"Eum,sebenarnya aku ingin pamit pulang."katakku.
"Menetaplah sebentar,aku lelah sendirian."lalu pria itu memegang tanganku erat dan matanya terpejam.
Aku bingung sendiri jika aku tak pulang bagaimana? Ibukku dan ayahkku akan mencariku tapi,setelah ku ingat ingat mereka sedang keluar kota.
Jadi kupilih untuk menginap di rumah pria yang baru kukenal ini. Tapi aku kembali di buat bingung,bagaimana aku tidur? p2ria ini sudah terlelap dan masih menggenggam tanganku.
Aku yang juga sudah mengantuk memutuskan untuk menelungkupkan wajahku di atas kasur lalu tertidur.
•••
Keesokan harinya aku terbangun dengan keadaan sakit pada bagian punggung dan leher mungkin karena efek tidur yang membungkuk.
Setelah mungucek matakku aku baru sadar kalau pria itu sudah tak ada di atas kasurnya,aku yang takut ia kembali mengamuk aku memilih untuk menuju lantai bawah,dan benar saja pria itu ada di sana.
"Hei,selamat pagi."sapanya hangat.
Aku terkejut,"Maaf sepertinya aku lancang tidur disini."balasku.
Pria itu tersenyum manis hingga menunjukan lesung pipinya,"Kamu tak lancang tapi aku,maaf tadi kemarin aku merepotkanmu."
"Ah tidak kok."aku berjalan mendekat ke arahnya.
"Makanlah akan ku antar pulang nanti "ucap pria itu.
"Tak perlu,rumahku di depan rumahmu."pria itu langsung tersedak roti yang sedang ia lahap,dengan cepat aku memberinya air putih.
"Lain kali hati - hati."aku terkekeh.
"Terimakasih."balasnya.
"Omong - omong kita belum kenalan sejak kemarin. Aku Billa leyna kimberly dan kamu?"tanyakku.
"Gabriel Reynandita."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita pernah ada ✓
Teen Fiction"Selalu ingat kalau aku pernah ada" "Bukan kamu aja,tapi kita iya kita pernah ada" Hidup billa semakin rumit ketika kedatangan adeline di hidupnya dan tak lupa dibalik segala kerumitan itu ada seseorang yang mewarnai hidupnya,dia gabriel. Billa adal...