Ajal?

14 3 1
                                    

Ini hari kelima aku tinggal di masjid dan bermain bersama teman - teman pria Sifa. Benar kata Sifa mereka semua pria yang baik dan menyenangkan. Akhir - akhir ini juga mereka sering berkunjung ke masjid hanya untuk beribadah lalu bermain bersama.

Aku bahagia. Iya,sangat bahagia. Tertawa bersama mereka seakan menjadi kebahagiaan tersendiri bagiku.

Akhir - akhir ini juga kepalaku tak terlalu sering sakit mungkin karena aku merasa bahagia? Entahlah.

"Mereka hari ini kesini lagi kan Sif?"tanyaku pada Sifa yang sibuk menggulung karpet selepas shalat dzuhur berjamaah.

"Iya Billa."balasnya.

"Sekarang aku tahu kenapa kamu sangat senang berteman dengan mereka! Mereka memang sangat menyenangkan!"ucapku.

"Iya kamh benar! Mereka menyenangkan dan baik hati."aku mengangguk cepat.

"Oiya besok kita udah sekolah lagi dan aku akan tinggal di kost-an,Bian sudah membayar sewanya selama 1 bulan."ucapan Sifa itu membuatku mengulang semua ucapan jahat yang di lontarkan ibukku.

"Hei kenapa bengong!"aku terkejut dan membalasnya dengan tersenyum kikuk.

"ASSALAMUALAIKUM!!"aku dan Sifa menoleh itu Bian dan kawan - kawan.

"Walaikumsalam!"balas kami berdua. Dengan cepat kami menggulung karpet terakhir dan menaruhnya cepat lalu berlari keluar menghampiri mereka.

"Kalian berdua udah makan siang?"tanya Toto.

"Belum sempat."jawab aku dan Sifa bersamaan.

"Yaudah ayo kita cari makan dulu untuk kalian,tenang aja kita yang bayar kok! Sedang dapat banyak rezeki hari ini!"aku dan Sifa yang mendengar itu langsung tersenyum cerah.

"AYO! AYO!"balas aku dan Sifa.

Kami segera pergi menjauhi masjid dan mencari warteg terdekat untuk makan siang.

Setibanya di warteg aku dan Sifa memesan nasi dengan telur balado dan juga tahu serta tempe tak lupa kami memesan es teh.

"Mangan sing akeh! Ambir gelis gede."ujar Mamat,aku dan Sifa mengangguk. Lima hari bukanlah sebentar aku sedikit - demi sedikit faham akan apa yang mereka ucapkan.

Aku dan Sifa memakan makanan yang kami pesan dengan lahap dan nikmat tentunya.

Usai makan kami duduk sejenak lalu mulai beranjak pergi dari warteg yang kami singgahi tadi.

"Makasih ya kalian udah traktir kita."ucapku.

"Woles."balas mereka dan aku hanya tersenyum.

Saat asyik berjalan dan bercanda ria aku tak sengaja melihat ibuku yang bersiap menyebrang namun ia sibuk dengan ponselnya.

Aku melihat ke arah kanan ternyata ada truk dengan kecepatan tinggi melaju ke arah ibuku yang mulai berjalan sembari menelepon seseorang.

Aku yang tersadar akan hal itu langsung menjerit histeris dan berlari menghampiri ibuku.

"MAMA AWAS!!!!"teriakku ibuku menoleh ke arahku sesaat dan dengan cepat aku mendorong ibuku kepinggir. Baru saja aku hendak berlari dari tempat ku mendorong ibuku truk itu sudah...

TIN!

TIN!

TIN!

DUAR!

"AAAAA!!!!"Teriakku lalu semuanya gelap.

Billa terpental beberapa meter dari lokasi kejadian semua orang yang melihat kejadian naas itu hanya bisa bengong di tempat lalu lari menolong Billa.

Kita pernah ada ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang