Lie's (2)

18 7 0
                                    

Malam minggu seperti ini adalah malam yang kusuka,seharusnya.Tapi nyatanya hari ini tidak.

Aku kembali bergelut dengan fikiran dimana aku bertemu dengan ayahkku dan gadis itu,Gabriel dan gadis itu,siapa sebenarnya gadis beruntung itu?

Aku menghembuskan nafas perlahan.Memikirkan hal itu hanya akan membuat kepalaku sakit saja.Aku mengambil obat di dalam tas sekolah dan meminumnya menggunakan air.

Baru saja aku ingin merebahkan tubuhku di ranjang suara nontifikasi dari ponselku mengalihkan perhatian.

Gabriel
Hai leyna! Nonton film bersama ayo?

Aku yang membaca pesan itu langsung tersenyum riang.

                                                                Kim
                              Ayo!aku akan kesana!

Dengan cepat aku mengambil hoddieku dan pergi kerumah Gabriel.Untung saja rumahku sedang sepi hari ini.Ayahku katanya ada urusan kantor lagi di luar kota dan ibukku tinggal di apartemen karena pekerjaannya yang menumpuk.

Tok tok tok

Ku ketuk pintu rumah Gabriel dan menampilkan pria tampan menggunakan hoddie pink.

"Ayo masuk!aku sudah membuat popcorn."aku langsung masuk kedalam ruamh Gabriel dan duduk di sofa depan TV begitupun Gabriel.

"Ingin nonton film apa?"tanya Gabriel.

"The breakfast club."Gabriel mengangguk dan televisi menayangkan film tersebut.

2 jam kemudian film itu akhirnya tamat.Tetapi aku masih menikmati popcorn yang Gabriel buat.

"Mau nonton lagi gak?"tanya Gabriel.

"Enggak deh."akhirnya kita berdua hanya berdiam diri.

Tak ada yang berbicara.Dan suasana seperti ini mengingatkanku akan kejadian tadi siang.

"Rey kamu mau tau gak ciri aku marah gimana?"ujarku basa basi.

"Gimana tuh?"balas Gabriel.

"Kalau logat aku - kamu berubah jadi gue - lo itu artinya aku marah,kecewa,dan masih banyak lagi."Gabriel hanya mengangguk anggukan kepalanya sambil memakan popcorn.

"Dan satu lagi,aku paling gak suka di bohongin."Gabriel langsung diam dan memberhentikan kunyahannya.

"Semua orang juga gak suka di bohongan Ley haha."Gabriel terkekeh garing.

"Tapi lo bohong."ucapanku membuat Gabriel kembali mematung.

"Maksud k-kamu?"balasnya.

"Lo bilang mau kerja kelompok tau nya jalan sama kakak kelas cewek itu."sahutku.

"Adeline?"aku menggidikan bahu acuh.

"K-kamu cemburu ya?"perkataan Gabriel membuatku terdiam,namun karena tak ingin aku menampakan sekali hal itu aku menutupinya dengan gelengan dan wajah santai.

"Gue gak cemburu cuma gak suka dibohongin."balasku.

"Maaf ya aku takut kamu marah soalnya kalau aku pergi bareng Adeline."ujar Gabriel sambil memunjukan wajah menyesalnya.

Aku yang tak tega hanya menghembuskan nafas."Santai aja kali!aku cuma bercanda HAHA!"tawa membludak,tentu tawa palsu.

"Aish!aku kira kamu beneran marah."aku hanya menggeleng dan terkekeh.

"Gak mungkin Gabriel aku gak akan marah sama kamu kok."aku tersenyum.

Semoga.Batin Billa.

"Untung aja!habisnya kamu serius banget ngomongnya."aku terbahak.

"Omongan tentang kalau aku marah dan gak suka di bohongin itu beneran tapi yang soal kamu jalan sama kakak kelas cewek itu hanya terkaanku saja."aku terkekeh.

"Kamu ini!senang sekali membuat jantung orang berdisko."aku hanya tertawa kecil.

"Btw,kamu kayaknya lagi deket sama cewek itu.Dia siapa?"tanyaku.

"Temen doang."balas Gabriel.

"Temen apa temen?"ledekku.

"Temen kok!beneran."Gabriel menikan dua jari nya.

"Kamu suka ya?"ledekku lagi walau jujur hatiku sakit,tapi tak apa hanya demi melihat Gabriel tertawa aku ikhlas.

"Bisa di bilang...iya."Bagai ditusuk belati,hatiku sakit namun ku paksa untuk tersenyum.Baru kali ini aku merasakan patah hati.

"Eum..semangat berjuangnya,cepet di officialin biar gak di ambil orang."Ucapku.

"Iya."Gabriel tersenyum manis ke arahku.

"Aku pamit pulang ya udah jam 9."Gabriel mengangguk dan mengantarku sampai di dekat gerbang.

"Bye!Leyna!"aku hanya tersenyum singkat dan melambai.

Benar ya kata pepatah.Kalau mau jatuh cinta harus siap patah hati.

•••

Next part guys!

Kita pernah ada ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang