2. Selamat dan Terimakasih

293 20 7
                                    

Keisha mendekat dengan langkah ragu, akan tetapi ia tetap berusaha positive thinking, mungkin keduanya tak sengaja bertemu dan memilih makan bersama karena tahu Keisha akan disini juga. Hampir satu menit lamanya Keisha terdiam memandangi keduanya yang saling menunduk dan diam seribu bahasa. Entah kenapa, hatinya juga merasa tak tenang sejak semalam, apalagi saat melihat foto profil Whatsapp Mahesa yang semula fotonya dengan Keisha, DIHAPUS. Tak biasanya, tapi Keisha belum berani menyimpulkan apapun.

"Kak Mahesa" panggil Keisha membuat Mahesa menoleh, senyumnya langsung merekah melihat wajah Keisha yang ia rasa semakin cantik setelah ia tinggal tugas selama ini, Keisha masih membalas senyum kekasihnya itu dengan cerah "Lia? Kamu disini juga?" sapa Keisha pada sahabatnya yang entah mengapa ada disana juga, padahal ia tak mengundangnya. Tapi tak apalah, Keisha tak keberatan jika harus makan bertiga, Lia juga sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri. Lia hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.

Dari ketiganya, hanya Keisha lah yang paling lahap makan. Entah karena ia yang paling lapar atau Mahesa dan Lia memang sedang tidak mood, makanan mereka tampak tersisa banyak. Mahesa tak dapat menyembunyikan senyum bahagianya melihat Keisha makan dengan lahap, ia selalu menggemaskan dimata Mahesa.

"Apa kamu juga makan dengan baik selama aku tugas?" kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Mahesa.

Karena mulutnya masih mengunyah makanan, Keisha mengangguk untuk menjawab pertanyaan Mahesa "Aku juga selalu tidur dibawah jam 9 dan aku udah bikin beberapa roti dengan jenis dan rasa baru seperti pesan kamu waktu itu. Kamu juga baik baik aja kan?"

"Iya" jawab Mahesa dihiasi senyum tipisnya. Mereka bertiga bercengkrama bersama selama hampir 1 jam lebih. Namun ketika itu Keisha lah yang banyak bertanya dan bercerita. Mahesa dan Lia hanya menjawab setiap pertanyaan yang Keisha ajukan atau menanggapi cerita Keisha dengan tanggapan yang tampak biasa saja, bahkan terkesan tak tertarik. Namun Keisha terus menetralkan pikirannya, mungkin hanya perasaan Keisha.

Keisha teringat sesuatu yang ia bawa dari rumah, ia mengeluarkan botol minuman dari tas jinjing yang dibawanya, sebotol infused water kesukaan Mahesa yang ia buat pagi tadi sebelum berangkat. Bersamaan dengan itu juga Lia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Kak ini aku bikinin.. " belum sempat Keisha menyelesaikan kalimatnya, Lia justru mengatakan sesuatu pada Keisha.

"Ini buat Lo" otomatis Keisha langsung menoleh dan melihat sebuah undangan yang Lia berikan. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, hati Keisha terasa hancur, remuk dan sudah tak berbentuk melihat nama Mahesa dan Lia tertera disana. Ia terus memaksa Mahesa mengatakan bahwa ini hanya prank. Ia tak akan percaya bahwa ini sungguhan, Mahesa sangat mencintainya dan Lia adalah sahabatnya. Tidak mungkin mereka berdua bersama-sama mengkhianati Keisha.

"Kak, ini cuma prank kan?" tatapan penuh harap nampak jelas di mata Keisha yang masih belum mendapatkan jawaban dari Mahesa yang sejak tadi hanya diam membisu "Kamu sama Lia pasti cuma ngerjain aku kan? Karena minggu depan adalah Anniversary kita yang ke 9, iyakan?" tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Mahesa hingga kini "MAHESA!" panggil Keisha sambil menarik lengan baju Mahesa, suaranya yang semula masih rendah kini meninggi, entah karena sedih atau marah, mungkin keduanya. Mahesa benar-benar tak sanggup melihat wajah Keisha saat ini.

"Apa kamu ingat? Sebelum pergi bertugas, aku berjanji untuk nemuin kamu setelah 3bulan, tapi.."

Keisha langsung menyerobot memotong penjelasan Mahesa "Tapi kamu nemuin aku setelah 4 bulan. Karena 1 bulannya kalian pakai untuk mempersiapkan pernikahan, Iyah?" tanya Keisha dengan nafas yang sudah tak teratur karena menahan amarah dan yang paling utama adalah menahan air matanya. Keisha tak ingin meneteskan air mata didepan kedua orang yang telah menyakitinya. Itu hanya akan membuatnya terlihat menyedihkan. Namun didalam hati terdalamnya, ia masih berharap bahwa ini hanya kejahilan keduanya saja. Ia terus memohon pada Tuhan agar Mahesa menjawab 'Tidak'

LABIRIN CINTA | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang