26. Lenyapnya batas wilayah

152 10 1
                                    

Langit membuka mulutnya menyantap sesendok makanan yang masih sangat panas, makanan yang diberikan oleh Keisha.

Sambil mengunyahnya Langit mengangguk mantap "Enak" Jawab Langit dengan jujur mengakui bahwa masakan yang kini Keisha masak memang enak sekali.

"Ini belum mateng?" tanya Langit sambil terus mengaduk agar agar yang sedang di rebusnya. Hari ini tiba-tiba Langit pulang lebih awal dari biasanya dengan alasan ingin membantu Keisha memasak. 
Sejak 30 menit lalu keduanya sibuk bersama di dapur, sama sama mengenakan celemek membuat mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang begitu romantis. Sementara Keisha memasak capcay kuah, Langit membuat agar-agar yang ia dan Keisha sukai.

"Tunggu sampe mendidih. Udah kamu tambahin gula kan?"

"Udah"

Setelah 1 jam lamanya mereka berkutat di dapur, akhirnya makanan telah siap untuk disantap pada makan malam nanti. Keisha mengajak Langit mencoba suasana baru, makan malam di gazebo yang berada disamping rumahnya sambil menikmati pemandangan malam yang indah dengan cuaca sejuk. Namun Langit menolaknya karena kesehatan Keisha yang belum pulih sepenuhnya setelah kejadian di danau minggu lalu. Akhirnya keduanya tetap makan dirumah seperti biasa.

"Aku ambilin agar agarnya ya" 30 menit setelah makan, Keisha menawarkan itu.

"Gausah Kei, biar aku aja" Langit segera beranjak mengambil agar agar yang ia buat tadi. Sudah dingin dan mengeras setelah disimpan di kulkas.

Keisha memotongkan agar agar tersebut lalu menyimpannya ke piring kecil milik Langit juga miliknya. Dengan cepat Keisha menyantapnya, Langit pun demikian. Keduanya saling tatap menahan rasa yang tak biasa dari agar agar ini.

"Asin banget, Kak" keluh Keisha sambil meneguk segelas air mineral. Langit yang juga tak kuasa menahan asin segera meneguk air.

"Kayanya aku salah masukin gula deh, malah garam"

Keisha menepuk jidatnya.

"Maaf ya Kei"

"Gapapa Kak"

"Kita beli aja, mau?"

"Emang ada yang jualan agar agar jam segini?"

"Kalo agar agar sih gaada. Tapi makanan lain banyak di warung bu Susi"

"Boleh deh, yuk"

Keduanya kemudian bersiap pergi kesana. Tak lupa Langit memakai jaket, ia juga minta Keisha melakukan hal yang sama, malam ini cuacanya cukup dingin. Keisha memakai jaket hitam oversize sementara Langit memilih mengenakan jaket favoritnya yang berwarna abu abu. Mereka berjalan berdampingan menuju warung bu Susi yang biasanya juga disinggahi bapa bapa yang sedang ronda juga masih banyak warga lain yang silih berganti membeli sesuatu dari warung bu Susi seperti obat nyamuk bakar hingga kopi.
Keisha dan Langit disambut dengan baik oleh bu Susi maupun bapa bapa yang sedang menikmati kopi dan gorengan disana. Dengan ramah pula Keisha dan Langit membalasnya.

"Kamu mau apa?" Langit membiarkan Keisha pesan lebih dulu.

"Susu jahe"

"Bu, susu jahe satu kopi satu ya" Langit memesan minuman dulu saja.

"Enggak bu" cegah Keisha membatalkan "Kamu jangan minum kopi" ucap Keisha pada Langit menahan langkah bu Susi yang hendak membuatkan pesanan mereka

"Sekali aja"

Keisha menggeleng "Dokter bilang, maag kamu itu udah parah. Kamu ga boleh minum kopi lagi"

"Kan tadi udah makan, ga akan apa apa kok"

LABIRIN CINTA | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang