Lizzie jatuh cinta secara membabi buta pada pria terlarang di London. Segala cara dilakukan Lizzie agar bisa memiliki sang pria hingga dia lupa bahwa seluruh keluarganya cemas akan dirinya.
Basil Davies pada mulanya ingin mempermainkan Lizzie karena...
Sinar matahari menyerbu masuk ke dalam ruangan kamar yang luas dan serba feminim itu. Di balik renda renda tirai yang bergoyang, semilir angin pagi yang manis menyusup menyentuh pori-pori Kim yang sengaja membuka jendela kamar puteri bungsunya. Dia melirik tubuh yang masih meringkuk malas di balik selimut dan mendekati ranjang. Dengan setengah membungkuk, dia berbisik lembut di telinga gadis berambut pirang yang tampak amat bahagia dalam tidurnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat pagi, sayang.." dia mengusap anak rambut pirang itu dan tersenyum melihat geliat pelan dari pemiliknya yang pemalas.
Lizzie menggeliat dan mengangkat kedua lengannya ke atas kepala, membuka separuh matanya dan menoleh ke arah suara lembut di sebelahnya. Seraut wajah cantik yang selalu dikaguminya itu tampak amat dekat di depannya dan dia melihat Ibunya sedang tersenyum ke arahnya.
"Apa kau tak pergi ke kampus?"
Lizzie duduk tegak dengan cepat, menyusupkan sebuah novel miliknya bekas semalam di bawah bantal tidurnya. Dia merapikan rambutnya dan tersenyum lebar menyambut sapaan Ibunya.
"Pagi, Mom. Hari ini tidak ada mata kuliah. Aku berencana akan mengajak Delilah untuk berbelanja pakaian di Portobello untuk Ascot besok." Dia menjawab cepat seraya matanya melirik ujung novelnya yang mengintip. Dia mendorong dengan ujung jarinya tanpa kentara agar tak menarik perhatian sang Ibu.
Kim pura-pura tak melihat gerakan kecil yang diciptakan Lizzie dan menarik selimut yang membungkus tubuh mungil Lizzie. "Oh, kalian berencana berburu pakaian?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lizzie sengaja nyaris menduduki bantalnya dan bergerak menggelung rambut panjangnya. "Yeah, Mom tahu bahwa anak itu nyaris tak peduli dengan penampilan." Dia mengangkat bahunya. "Aku heran bagaimana Jacob bisa tergila-gila dengannya. Dia di luar bayanganku dari semua jenis wanita yang dipacarinya."
Kim tersenyum tipis. "Kau tak tahu sejarah di balik alasan Jacob tergila-gila pada Delilah."
Bola mata Lizzie membesar dan memegang lengan Ibunya. "Woah.. Apa itu, Mom? Kau tahu bahwa aku suka gosip." Dia tertawa lucu yang membuat Kim mencubit pipinya.
Tiba-tiba terdengar dering ponsel milik Lizzie tepat di samping bantalnya. Dengan cekatan dia meraih benda itu dan menatap Kim yang tampak ingin tahu. Dia berbisik pelan. "Jacob. Hai! Selamat pagi."