5. Wine Pekat

4 0 0
                                    

5. Bir Pletok


***

Sekitar 5 tahun yang lalu, ada seorang anak kecil yang menatap gerobak kerak telur yang ramai. Tak ada yang aneh dengan keadaan gerobak tersebut. Diam di tempat di sudut taman, ditemani beberapa pembeli.

Anak itu bahkan merelakan cokelat nyam-nyamnya dicuri teman di sampingnya hanya untuk menatap gerobak di depannya. Jika menurut semua orang tak ada yang aneh, tetapi baginya ada.

Di sana ada kardus dengan tulisan besar. 'TERSEDIA BIR PLETOK'.

Setelah terlalu lama menatap tulisan tersebut akhirnya dia kembali ke rumah bersama teman-temannya. Sesampainya di rumah, dia menatap mamanya sembari berkata.

"Ma, bukannya bir sama alkohol itu haram ya?" Mamanya tersenyum sambil mengangguk. Kemudian, anak itu kembali bertanya. "Tapi kok tadi ada yang jual? Banyak yang beli juga."

"Di mana?"

"Di taman, bir pletok."

Setelah mengucapkan nama bir tersebut, sang mama tertawa. "Kalau itumah halal, boleh diminum. Tapi rasanya nggak enak."

Hanya itu jawaban dari pertanyaan anak tersebut. Setelahnya dia tak bertanya lagi hingga akhirnya setelah sekian lama teringat kembali akan kenangan yang aneh tersebut. Hooh, itu aku.

Buat sebagian orang berpikir, kenapa bir dijual di depan umum? Kenapa minuman itu halal? Kenapa banyak yang beli? Apalagi pas malam minggu? Buat mabok?

Hahahaha, iya itu pemikiran aku sebelum tahu apa itu bir pletok. Tepatnya setelah menentukan tema riset aku langsung searching google.

TERNYATA OH TERNYATA, bir pletok itu minuman tradisional.

Yah, mirip-mirip wedang jahe. Tapi warnanya merah kayak wine. Makanya namanya bir pletok, biar elegan gitu. Ehehehe. Enggak deng.

Awalnya juga minuman ini dibuat karena terinpirasi dari wine. Ditelusuri di google, penduduk Indonesia sering melihat penjajah Eropa meminum wine. Namun karena dilarang agama dan harganya yang sangat mahal. Penduduk Indonesia pun tidak meminumnya.

Melainkan mencoba membuatnya dengan rempah-rempah. Jahe, daun pandan, juga lada menjadi bahan utama minuman ini. Diberi pekat warna merah seperti wine yang berasal dari kulit kayu secang.

Cara membuatnya juga sangat mudah. Semua rempah-rempat direbus sedikit lama, kemudian saring semua rempah dan minum saat hangat.

Bisa dibilang karena refolusi zaman, minuman ini terasuk minuman tradisional yang langka. Kalau dikatakan ada yang menjualnya, pastinya ada. Namun sudah tak sebanyak saat pertama kali aku lihat minuman ini.

Padahal khasiat minuman ini nggak main-main. Minuman ini bisa untuk menghangatkan tubuh, menghilangkan sakit kepala, gangguan pecernaan, penambah napsu makan, dan meningkatkan stamina tubuh.

Karena kondisi sekarang sedang dalam pandemi virus corona, beberapa penjual bir pletok mulai mengenalkan kembali minuman berkhasiat ini. Beberapa penjual sudah menjajakan minuman ini dalam bentuk kemasan praktis.

Ada pula café dan juga warkop yang menyajikan minuman ini. Tak hanya bisa dibeli secara langsung, sejak kemajuan zaman situs jual-beli online adalah ladang penjualan yang sangat menguntungkan.

Jadi, minuman ini masih bisa dicari. Mungkin kalian bisa mencoba membelinya, aku rasa minuman 'wine' ini cocok untuk menemani di kala hujan menyapa.


situs yang dikunjungi:

https://www.tagar.id/selain-tangkal-corona-ini-khasiat-bir-pletok

https://food.detik.com/info-kuliner/d-4390952/tak-bikin-mabuk-ini-asal-usul-bir-pletok-yang-kaya-manfaat

https://id.wikipedia.org/wiki/Bir_pletok

masa lalu~

POLAROID [RISET]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang