Ayok sama sama pencet tombol bintang di kiri bawah ლ('ڡ'ლ) setidaknya menghargai dong, iya gak? Ehe ლ('ڡ'ლ)
Enjoy your day and don't forget to collect your vote!
"Jaemin!"
Pria jangkung itu menolehkan kepalanya. Mengalihkan atensinya dari taman bunga yang tengah ia siram, pada seseorang yang baru saja menyapanya dengan antusias.
"Oh, Hai." Sapa Jaemin ramah, dengan senyumannya.
"Siram bunga nih?" Tanya gadis itu, sembari memegangi pagar besi berwarna hitam, menatap Jaemin dari luar batas rumah itu.
Jaemin mengangguk sebagai jawaban, "Lanjutin joggingnya, biar sehat." Tuturnya lalu menyimpan alat siramnya, kemudian masuk ke dalam rumahnya meninggalkan gadis tadi.
"Dih. Kok ditinggal? Gak mau ikut jogging nih? Jaemin!"
"Gue udah sehat, (Y/n)." Dengan dingin, Jaemin memasuki dan menutup pintu rumahnya. Membuat gadis itu yang tak lain adalah kamu mempoutkan bibirmu kesal.
"Dikira gue gak sehat kalik ya? Udahlah jangan dipikirin. Jaemin emang batu." Cibirmu, kemudian melanjutkan aktivitasmu.
"Eh, ngapain lo di depan rumah Jaemin? Ngintipin Jaemin mandi ya?"
Sontak kamu menoyor dahi seseorang yang baru saja datang dan tiba-tiba menuduhmu, "Enak aja lo. Mana ada."
Pria tadi hanya terkekeh dengan manisnya, "Lo baru mau keliling, ya? Gue udah dua keliling. Mau ditemenin gak?" Tawarnya.
"Emang gak capek, Jen?" Tanyamu.
"Enggak lah. Emang Jeno bisa capek? Merjuangin cinta dia aja gue gak capek, walaupun akhirnya dia jadi punya orang." Jawab pria bernama Jeno itu, sekaligus curhat.
"Ya udah. Ayok." Ajakmu.
"Gak jadi ah, capek. Ajak Jaemin aja sana. Kasian dia temennya bunga doang." Tolaknya dengan polos.
"Bunga? Siapa bunga?"
Kali ini Jeno yang menoyor keningmu, "Bunga. B-u-n-g-a. Masa siapa sih? Oh, lo cemburu ya?" Ledeknya.
"Dih, kagak lah. Mau nemenin gue jogging gak nih? Kalo enggak- "
"Sendiri aja, gue capek." Ia memotong ucapanmu, dengan langkahnya yang ia percepat meninggalkanmu.
"Emang kampret." Desismu pelan.
Sepulang jogging yang lumayan membuatmu agak lelah, kamu mandi. Setelah itu, membaringkan tubuhmu di atas kasur kesayanganmu. Entah kenapa gaya gravitasi di kasurmu itu sangat kuat. Mengalahkan gaya gravitasi bumi.
Dan matamu langsung menangkap bingkai foto yang terpampang di tembok samping kanan kasurmu. Seulas senyuman kamu tampilkan.
"Andai Jaemin balik lagi kayak dulu." Itu yang kamu ucapkan di kala melihat foto itu.
Di foto itu, ada kamu yang tengah memegang buket bunga dan Jaemin di sampingmu. Kalian berdua tersenyum seakan semua kebahagiaan ada pada diri kalian dan tidak terbagi. Di bagian bawah foto itu, tertera tahun dua ribu enam belas. Yang berarti bahwa sudah sejak lama dari foto itu diambil, sudah tiga tahun lamanya.