2💜

21.8K 1.5K 67
                                    

"Ada yang bisa saya bantu ?" Ucap seorang wanita cantik bername tag Irene tersebut. Jungkook masih belum bisa mengeluarkan suaranya, tenggorokannya masih terasa perih dan ketika pagi tadi sang paman memberikan intruksinya ia hanya mengangguk seadanya karena demi apapun tubuhnya serasa mati rasa, lututnya lemas, kepalanya pusing, dan ia ngantuk bukan main. Ketika sang paman mengatakan ia harus ikut bersamanya ada perasaan senang dalam dirinya, ia berusaha menyusun strategi untuk kabur namun ketika ia masuk ke dalam gedung tersebut nyalinya langsung menciut. Para penjaga mengelilingi gedung tersebut berpakaian hitam dengan tubuh yang luar biasa atletis dan juga tinggi.

"Saya sudah membuat janji dengan Tuan Sihyuk," 

"Tuan Kim Jisung, benar ?" Sang resepsionis memastikan yang hanya dibalas dengan anggukan.

"Beliau ada di lantai lima, disana hanya ada satu ruangan dan anda dipersilahkan langsung masuk, Beliau sudah menunggu,"

Jisung tersenyum dan mengangguk, menarik paksa Jungkook yang masih menunduk. Tubuh Jungkook bergetar hebat, ia takut bukan main, ia sadar hidupnya akan lebih hancur setelah ini, karena ia akan dijual kepada salah satu gombong mafia besar, itu kata pamannya pada Jungkook.

Menahan nafasnya ketika ia melihat sesosok pria tambun sekitar lima puluh tahun, merokok dengan secangkir wine di tangan lainnya. Tersenyum mengerikan ketika meneliti Jungkook dari atas sampai bawah, wah bisa-bisa ia diberi bonus lebih.

"Bagaimana ? Kau menyukainya ?" Jisung memaksa Jungkook duduk di hadapan Sihyuk, air mata mengalir deras dari mata bulatnya, bibirnya bergetar hebat, ia takut bukan main. 

"Bagus, tinggalkan dia disini," ucap Sihyuk sembari menyodorkan sebuah cek berisikan nominal yang membuat Jisung membulatkan matanya berbinar, nominalnya bukan main, tidak sia-sia ia membesarkan anak sialan itu, pikirnya.

"Senang berbisnis dengan anda Tuan," Jisung membuka pintu dan keluar dari ruangan tersebut tanpa melirik pada Jungkokk sedikit pun.

"T-tolong jangan jual aku," ucap Jungkook hampir tidak terdengar.

"Itu bukan keputusan yang bisa aku ambil manis, Bos ku yang akan memutuskan," ucap Sihyuk sembari berjalan mendekati Jungkook.

💜

"Yongi bersiap lah dalam posisi," ucap pria berambut cokelat itu pada mic kecil yang menempel di pipinya, dengan tangan yang sibuk meretas dan indra penglihatnya yang mengawasi gerak gerik anggotanya pada layar komputer yang mengelilinginya.

"Lima menit lagi aku akan berhasil mengalihkan datanya," ucapnya lagi dengan kekehan kecil dan bersenandung.

"Cepatlah Jung Hosoek, aku mengantuk," keluh suara di sebrang sana membuat Hoseok tertawa kecil tahu betul jika sang sniper amat sangat mencintai kasur dan guling hidupnya.

"Aakkhh.. hyung ~~" desahan lembut terdengar kembali dari ujung sana membuat Hoseok menghembuskan nafasnya kasar.

"Kerja.. kerja.. malah bercinta ! Sialan kau Min Yoongi !" Gerutu pria itu lagi dengan menggerakkan kakinya cepat seolah hal tersebut dan mempercepat proses pemindahan data yang tinggal tiga menit lagi.

💜

"JAGA BICARAMU SIALAN ! AKU TIDAK AKAN MEMBERIKAN APA PUN PADAMU !" Teriak pria tua dengan nafas memburunya, menatap sang pemuda dengan jas mahal dan wajah angkuhnya yang tidak terusik sedikit pun

Pria tua itu sadar jika ketika ia menandatangani kerja sama dengan sang iblis, nyawa adalah taruhannya. Namun harta membutakan pria tua itu, membuat ia mengkhianati kerja sama bersama sang iblis, dan inilah akibatnya. Ia berlutut dengan tangan terikat di belakang dan wajah yang sudah babak belur. Sang iblis hanya menatap pada jendela besar yang berada di ruangan tersebut.

"KONTRAK ITU SUDAH HABIS DUA HARI YANG LALU, AKU TIDAK ADA URUSAN APA-APA LAGI DENGAMU !" Jerit pria tua itu lagi, namun sang iblis hanya tertawa geli.

"Itu pointnya, perjanjian kita selesai, perusahaanmu sudah kembali berjaya dan aku harus mengambilnya," ucapnya dengan suara berat yang membuat bulu kuduk pria tua itu merinding. 

Pemuda itu beranjak dari tempatnya duduk di kursi kebesaran sembari menyalakan sebatang rokok, menghisapnya dengan khidmat kemudian menghembuskan asapnya secara perlahan.

"Kau pikir, aku tidak mengetahuinya ? Kau berusaha mengahancurkan salah satu cabangku dengan bekerja sama dengan Kim Corporation ? Kau bodoh atau bagaimana ?" Dengus sang pemuda membetulkan earpiecenya yang kemudian tersenyum menyeramkan.

"Semua datamu sudah berada di tanganku, SEMUA. Dan kau bisa memilih opsi dariku, pertama aku menjual organmu, kedua kau mati dengan cekikanku, ketiga mati cepat oleh sniperku ?" Dan ketika pemuda itu selesai berbicara sang pria tua menatap sekelilingnyaencari-cari seorang sniper namun nihil.

"Opsi pertama organmu pasti sudah jelek, opsi kedua tanganku nanti menjadi kotor, oke, sepertinya opsi ketiga lebih baik,"

"T-tidak.. tolong… V, aku mohon aku akan melakukan apa pun,"

"Kau pikir aku peduli ?" Sedetik setelah V berbicara seperti itu peluru menembus kaca dan tempurung kepala sang pria tua, tanpa suara.

💜

Mata bulat , bibir kecil dan tipis, pipi tirus dengan kulit putih bersinar, padahal V tahu apa saja yang sudah di alami pemuda di hadapannya. Wajahnya terlihat begitu lelah, hidung bangirnya memerah karena menangis tiada henti dan Jungkook yang ditatap seperti itu hanya menunduk.

Lima belas menit lalu Jungkook di anatar ke ruangan ini, ruangan beraroma maskulin dengan nuansa gelap, dan mendapati sang Boss yang berwajah tampan bukan main, bersorot mata dingin dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Namun ketika sebuah kalimat keluar dari mulut Bos mafia tersebut, tangis Jungkook pecah.

"Aku sudah putuskan, sepertinya kau lebih mahal untuk dijual, besok jam tujuh pagi kau akan diantar ke pelabuhan, Bersiaplah."

Tbc
Mamas sama dedek udah ketemu nih, gimana menurut kalian ?

BLACK SWAN | TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang