Tadi siang lagi ribet banget guys, anak gamau tidur jadi Susan mau update.. sorry ya..
.
.
.
.
Masih ada yang nungguin kan ?
.
.
.
.
.Suara tembakan terdengar lagi, lagi, dan lagi. Tiga bulan ini Taehyung semakin menjadi, menembak siapa pun yang berada di jalan bisnisnya. Ia akan menembaknya di tempat, menyayat tubuh sang korban lalu meninggalkannya begitu saja. Iblis di dalam dirinya selalu haus darah.
Apalagi setelah tiga bulan ia tidak bertemu Jungkook, ia sudah sulit untuk di dekati, bahkan oleh Jin sekalipun. Ia sudah meminta bantuan Jungkook tapi pria manis itu hanya menggelengkan kepalanya lemah.
💜
Mengambil sebuah rokok kemudian menyalakannya, menatap para sahabatnya dengan mata dingin. Ia sedang rapat, tapi pikirannya hanya terus berputar tentang bagaimana caranya mendapatkan maaf dari Jungkook.
Ia selalu mengirim bunga dan Jungkook selalu membuangnya, ia meminta untuk bertemu namun Jungkook selalu ketakutan, ia terkadang hilang harapan.
"Tae…" ucap Jin lembut sembari memegang tangan Taehyung dan meremasnya lembut, sedangkan Taehyung yang merasa disentuh oleh seseorang segera menyingkirkan tangan tersebut. Dan menatap mereka dingin.
"Lanjutkan,"
"Jadi kupikir, lebih baik jika kita menyelinap saja dari pada kita menerobos seperti biasanya. Mereka memiliki kerjasama dengan mafia rusia jadi kurasa, aku membutuhkan waktu untuk menembus sistem keamanan mereka." Ucap Hoseok sembari memberikan sebuah kertas yang berisikan peta denah sebuah bangunan.
Mereka akan berusaha mencari Kim Jisoon, orang yang selalu menghalangi jalan mereka. Seperti dua hari yang lalu ketika mereka akan melakukan transaksi jual beli senjata api, tiba-tiba polisi mengepung dan mengejar mereka, untung saja Hoseok segera memberikan jalan keluar melalui gang kecil, membuat mereka dapat melarikan diri namun Taehyung hanya diam di tempat, menyunggingkan senyum mengerikan kemudian menembak satu persatu polisi tersebut.
Bahkan ketika kaki dan bahunya terkena tembakan, Taehyung tetap berdiri tegak dan menghambisi semuanya.
"Tae aku akan membantumu mengganti perban," ucap Jin ketika Taehyung mengakhiri rapat tersebut, namun Taehyung tanpa peduli meninggalkan mereka.
Mereka tau Taehyung akan berakhir dimana, di ruang penyiksaan lalu kemudian ia akan minum di kamarnya hingga mabuk dan minum obat tidur yang bahkan sudah berkurang manfaatnya.
Jin menangis lagi, hatinya sakit melihat sang adik seperti itu dan Namjoon hanya bisa merengkuh suaminya itu, bagaimanapun ia tidak bisa menyalahkan keadaan.
💜
Menatap dari balik jendela kamarnya, Jungkook melihat Jin dan Namjoon berjalan saling bergenggaman tangan, mata Jin seperti biasa terlihat sembab, tubuhnya terisak lembut. Dan Jungkook merasa sangat bersalah ketika ia tahu betul apa sebabnya.
"Sabar sayang, Taehyung tidak akan selamanya seperti itu. Dan lukanya akan segera sembuh. Aku buatkan cokelat panas ya ?"
"Tidak mau,"
"Sayang, ayolah kau belum makan selama satu minggu ini,"
"BAGAIMANA AKU BISA MAKAN KETIKA TAEHYUNG SEPERTI INI ?"
"Kenapa kau berteriak padaku ?"
"Karena kau tidak mengerti bagaimana perasaanku,"
Air mata tanpa Jungkook sadari mengalir di pipinya, melihat pasangan itu bertengkar membuat hatinya sakit bukan main. Jungkook mempertanyakan dirinya sendiri. Apa Taehyung memang sejahat itu ? Balas budi apa yang bisa ia berikan untuk Jin ? Apakah ia akan hidup lebih baik daripada ini jika Taehyung menjualnya ? Dan berbagai pertanyaan yang membuat Jungkook sedikit pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SWAN | TAEKOOK
FanfictionMafia au Bxb Smuth 21+ Violence Psychopath Gore Fluff Mpreg