"TOLONG JANGAN… TOLONG TUAN… AKU MOHON… " Teriak pemuda manis itu ketika ia dipaksa untuk bersiap keesokan harinya, tas miliknya sudah berada di bagasi mobil. Ia menarik lengan V dengan tangan lemahnya, sungguh ia tidak ingin beranjak dari sini.
Beberapa menit kemudian sebuah Ferrari F60 berhenti dihadapan mereka, menampakan dua pria yang bertubuh kecil yang satu bermata tajam dan dingin, dan pria di rengkuhannya bermata tajam namun tersenyum kecil. Jungkook menatap pria kecil berambut hitam yang masih tersenyum itu, entah keberanian dari mana ia berlari kemudian memegang tangannya dengan air mata yang masih bercucuran membuat siapa pun iba, namun V tidak terpengaruh sedikit pun.
"Tuan aku mohon tolong aku, aku mohon tuan…" ucapnya lagi dengan suara lirih.
"Tae.. aku pikir…"
"Aku sudah mengambil keputusan," ucap V dengan tatapan tajam dan dinginnya dan Jimin tahu jika V sudah mengambil keputusan artinya tidak ada yang bisa mengganggu gugat, keputusannya adalah mutlak. Membuat Jungkook kembali memohon.
"A-aku akan lakukan apa pun, apa pun Tuan," ucap Jungkook kembali memohon, berlutut di hadapan V dengan sedikit menarik kain dari celananya.
Menaikkan salah satu alisnya, V menatap Yoongi dan Jimin yang masih menyaksikan adegan tersebut, Jimin sang submisif tersenyum kecil sembari mengangguk sedangkan Yoongi sang dominan hanya mengedikkan bahunya dan merengkuh bahu sang submisif dengan posesif, menuntunnya untuk masuk ke dalam sebelum suara V menginterupsinya.
"Jimin, antarkan dia ke white room."
"WHAT ?"
💜
Jimin meneguk ludahnya berkali-kali ia seperti sedang mengantarkan mangsa pada binatang buas dan ia merasa amat sangat bersalah. Sedangkan Jungkook yang berada di belakangnya hanya tertunduk mengekori Jimin dengan isakan yang belum berhenti sembari bertanya pada diri sendiri, apa itu white room ?
"Siapa namamu ?" Ucap Jimin ketika mereka menaiki tangga menuju lantai tiga, disini hanya ada beberapa ruangan dan di lantai ini Jungkook merasakan bulu kuduknya berdiri.
"Jeon Jungkook," ucapnya pelan, tenggorokannya masih sakit tentu saja, ditambah beberapa jam yang lalu ia menjerit-jerit seperti orang gila.
"Jungkook-ah, tolong jangan memancing Taehyung dan menurut saja apa yang dikatakan iblis itu, oke ?" Ucap Jimin ketika mereka berdiri di sebuah pintu besar dengan ukiran kayu berwarna putih gading. Jungkook menatap Jimin penuh tanda tanya, ia ini sedang dilerjual belikan dan Jimin menginginkannya untuk menurut ?
"Taehyung siapa ?"
"V, nama aslinya Kim Taehyung. Jika dia belum memberitahumu jangan menyebut namanya." Jungkook mengangguk lalu kemudian memeluk Jimin sekilas, membuat Jimin yang lebih kecil darinya itu mematung ditempat.
"Terimakasih,"
"Jangan berterimakasih, kau tidak tahu apa yang dia akan lakukan di ruangan ini,"
"Setidaknya dia tidak menjualku,"
"Semoga beruntung Jeon Jungkook," ucap Jimin kembali membuka pintu tersebut dan mempersilahkan Jungkook masuk, setelah pemuda itu memasuki ruangan Jimin menguncinya dari luar, perintah sang Bos.
Ruangan apa ini ? Benda apa ini ? Apa sebenarnya yang akan dia lakukan padaku ? Kenapa ada rantai di atas ranjang dan benda-benda aneh di sini ? Jungkook melangkahkan kakinya dengan perlahan melihat benda-benda yang terlalu asing untuknya, mendudukan dirinya di tepi ranjang dan memainkan jarinya, kenapa perasaanya tidak nyaman seperti ini ?
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SWAN | TAEKOOK
Fiksi PenggemarMafia au Bxb Smuth 21+ Violence Psychopath Gore Fluff Mpreg