Fucek lo!

26 3 1
                                    

Happy Reading kaum rebahan :v

--

"Ya gara-gara elo lah!"balas untei yang memegangi kakinya kesakitan

"Apanya yang sakit?"tanya reynan memegang bahu untei,untuk membantunya berdiri.

"Kaki,"balas untei dengan cemberut.

"Gue anter pulang ya?"tawar reynan

"Gak usah!gue bisa sendiri."Balas untei dengan ketus lalu naik kesepedanya.
--

"Beneran?"tanya reynan

"Iyeeeeeem"balas untei.

"Tapi lutut lo berdarah."ujar reynan

"Udah gapapa,"balas untei

"Gue anter ya?"tawar reynan

"Isshhh lo budek ya?dibilang gak usah ya gak usah!"ketus untei.

Untei baru saja hendak mengayuh sepedany ia merasakan nyut-nyut pada lututnya."awhh..."ringis untei.

"Tuh kan,makanya kalo dibilangin jangan keras kepala."balas reynan

Sementara untei hanya berdecak kesal.Untei melihat reynan menaiki sepedanya.

"Eh,mau ngapain lo?"tanya untei

"Ya mau nganterin lo pulang lah."balas reynan

"Eh tapi ini kan ngga ada boncengannya bambank,"ujar untei

"Lo duduk disini aja,gua yang ngayuh sepedanya."suruh reynan menepuk kebesi sepeda bagian depan

"Tapi lo nggak cape?"tanya untei

"Enggak,udah ayo.Apa perlu gue gendong lo dulu?"goda reynan

"Gak!gak usah!"untei mencoba duduk disitu dengan sedikit gugup.

"Udah?"tanya reynan.untei mengangguk.Reynan merasakan bahwa badan untei agak berat.

Yaiyalah,unteikan sukanya makan makan makan.Hidup itu untuk makan.Begitu prinsip untei.

Disepanjang perjalanan untei hanya memperhatikan wajah reynan yang sangat tampan,serta rambut yang agak basah karena keringat.

"Nggak usah liatin gue terus.iya iya,gue tau kalo gue ganteng."ujar reynan terkikik

"Eh pede amat lo,kutil badak."Balas untei dengan pipinya memanas

Reynan memberhentikan kayuhannya didepan apotek.Ia ingin membeli alkohol,kapas,betadine,dan plester.

"Eh,kenapa berhenti disini?"tanya untei

"Mau beli obat."balas reynan yang melenggang pergi masuk dalam apotek.

Sementara untei menunggu reynan disepedanya dengan raut jutek.Ia merasakan kakinya dipegang oleh seseorang.

"Eh eh,mau ngapain lo?"tanya untei

"Ya mau ngobatin kaki elo lah."balas reynan berlutut menaruh kaki untei dipaha kanannya.

"Nggak usah!pasti lo mau modus."balas untei

"Geer lo,Ngliat badan lo tepes kayak triplek nggak napsu gue."cibir reynan

Sedangkan untei mengepalkan tangannya dan mukanya merah padam.

Reynan memberi alkohol pada luka untei dengan pelan-pelan.Sesekali untei meringis kesakitan,dan menolak untuk diobati.

Sedangkan reynan 'keukeuh' mengobati luka untei.Takutnya jika dibiarkan saja malah tambah parah dan jadi infeksi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ODHA BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang