Diary 03

58 19 1
                                    

*usahakan menyingkirkan gengsi u/ menghargai sebuah karya,
follow me if you like this story..
🙏🙏


°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Dear Diary...

Selamat petang kamu yang tercinta...
Bagaiamana hari ini??
Baik² saja kan.
Saya harap begitu..
Heii,, ini masih sore ,dan saya sudah mulai menulis,, kamu tahu kenapa??
Tidak kah kamu curiga?
Ahaha,, ini sedikit lucu, ketika saya berharap kamu cemas.

Mungkin bagi kamu keadaan saya sama sekali bukan lah hal yang penting, atau malah sebaliknya ya,, hufftt, saya sukar memahami inginmu sebenarnya. Tapi bagi saya cukup menulis disini saja sudah membantu. Saya ingin kamu membaca ini suatu hari nanti.. Hmm,semoga kamu sempat:')

Kata Lea, kondisi saya saat ini stabil. Berterimakasihlah pada Lea dan seluruh rekan perawatnya yang secara sukarela menangani dengan kasih, mengobati saya , menjaga dgn segala cara agar saya kembali dalam keadaan yang baik. Heii! Knpa saya menyuruh kamu berterimakasih XD. Hahaha, entahlah apa yg membuat saya merasa aneh hr ini.

Kamu tahu? _tentusajatidak_
Kehilangan buku ini menjadi hal yg begitu menyebalkan ternyata.  Rasa bosan pun lebih menyiksa drpd rasa sakit yg kamu berikan:') Salahkan saya karena lupa membawa buku ini ketila Lea menjemput kala itu.
Segala tes dan pengobatan ,ct scan, ronsen, atau apalah itu, ditambah lagi saya harus merelakan buku diary ini tertinggal. hahh, sangatlah menjengkelkan. Ini bukan tentang rasa sakit nya, tp menurut saya,mereka terlalu bertele-tele menangani kasus saya. Ini semua berawal dr kamu! Seharusnya saya menuntut balas pada kamu, tapi cinta konyol ini mencegah akal sehat saya berpikir logis.

Saya tau dr awal mengenai rencana jahat kamu, tetapi bodohnya saya tetap melakoni peran yg kamu inginkan. Dan sekarang saya ingin menyalahkan kamu? Sebenarnya siapa yg salah disini?
Ouhhhh,, saya benci. Tapi saya masih tetap cinta kamu:')

Ingatkah kamu,, kala itu saya sedikit mengeluhkan sakit yg mendera kepala saya, dan saya kaget ketika ternyata kamu peduli. Awalnya saya kira begitu, setelah saya melihat apa yg kamu bawa, kamu memberikan saya obat berpuluh² botol yang sama sekali tidak jelas asal-usulnya. Bohong jika saya mengatakan itu obat baik untuk kesehatan saya,dlm tnda kutip "menyembuhkan". Saya kembali dapat dengan mudah mengetahui rencanamu. Bodohnya saya menurut saja dengan kamu, hahhh,, sungguh penyesalan memang selalu ada diakhir.

Saya akan membuat kamu berbahagia dulu Ano. Saya biarkan seolah² rencanamu untuk membunuh saya perlahan itu berhasil. Setelah itu kamu bisa lihat bagaimana aksi saya . Tapi jgn lupa, cinta saya masih milik kamu:')
Dan selamanya begitu.

Ada gelar dari saya untuk kamu.
PSYCHO!

Apakah terdengar kasar? Bukankah tidak asing? Yahh, kamu sendiri yg mengatakan hidup mu hanya untuk alat balas dendam,tp setelah menemukan saya, kamu malah menyeret saya ,yg seharusnya hanya sbg korban balas dendam, malah merangkap menjadi alat kedua untuk pembalasan dendam kamu. Keterlaluan kamu. Saya memaklumi aneh, tidak ada yg bisa disalah kan disini,meskipun tau kamu memang berbuat hal yg dikatakan menakutkan, karena saya memang terlalu bodoh untuk mencintai seseorang yg bahkan membenci kebahagiaan.

Ayah, Ibu, kak Atta, kak Al, kalian pasti membenciku sekarang. Tapi Ara disini juga menderita Yah, Ara rindu kalian Bu, Ara ingin bersama kalian, Ara ingin memukul Atta krna berani meninggalkan Ara sendiri disini, Ara ingin Kak Al tidak berkorban hanya demi Ara yg bodoh ini. Ara ingin kembali ke masa dimana kita baik² saja. Ara inginnn... Kalian..kalian.. Kali..an jahat!! Kalian meninggalkan Ara, kalian tega.... Hiks... Hiks

Tess  tess  tesss

"Ara tidak akan lagi menjadi Aratha Wilona Milano,, Ara akan berubah mulai detik ini, demi kalian"
Hiks  hiks  hiks

Rabu, 8 April 2020
16.35 WIB


____________________________________

Brakk

Itu bukan suara barang jatuh, bukan gedoran pintu, bukan juga suara pintu yg tertutup dengan keras. Itu adalah suara gebrakan meja dikamar milik si gadis lemah lembut, Aratha. Tangisannya masih terdengar pilu meski tidak teriak². Bahunya bergetar, dia mencoba kuat² agar tangisannya berhenti, belum saatnya dia menyerah, bukan saatnya dia mengalah lagi, belum waktunya u/ menyusul keluarganya.

"Ma'afkan Ara yg selama ini diam yah,, hikss"

"Ma'afkan Ara bu.. Hiks hiks hiks "

"Atta, ma.... aff,, ma'af,, ma'afkan Ara, ma'afff hiks"

"Ara menyesall hiks, kak Al hiks hiks, ma'aff"

Bahunya makin bergetar, tangan halusnya menutup wajah penuh air mata itu. Kini dia sendiri yang harus mengakhiri kerusuhan yg diperbuat oleh kekasih hatinya. Dan dia tidak boleh lemah lagi, sudah cukup, cukup untuk diamnya selama ini. Tekadnya adalah agar keluarganya yg memilih pergi merasa tenang .

"Kamu harus melihat bagaimana sisi kasar seorang Milano, Ano bersiaplah"

Masih dengan sesenggukan , Ara mengutuk Vano. Yah, Vano Liam Bastian. Nama itu mnjadi nama yg sangat disukainya, bahkan Ara pun sangat mencintai orangnya. Tapi Ara tidak mau egois selalu membenarkan perbuatan Ano. Ara tidak ingin pengorbanan keluarganya sia-sia.

"Lea, lakukan prosedurnya, saya akan bersiap"

Heiii, ini seperti bukan dirinya. Nada khas yg dingin ini, ini adalah sisi Milano yg baru Ara keluarkan. Sedikit terkekeh, Ara membersihkan sisa air mata di pipinya. Orang diseberang telvon mengangguk mantap, tersenyum penuh arti.

"Team ku berangkat nanti malam, kita lakukan di base"

Ara tidak menjawab, dia mengangguk yang pastinya tidak akan terlihat dr sana. Lalu sambungan telvon itu diputus sepihak oleh Ara.

Ara membaringkan tubuhnya di kasur Queensize milik nya. Wajah keluarganya terlihat tatkala Ara memejamkan kedua matanya. Ara tersenyum melihat seluruh anggota keluarganya, dan senyum itu menular pd mereka. Dan untuk kali pertama, Ara terlelap dengan senyum manis diwajahnya. Tak terasa setetes air mata merembes dr mata yg tertutup itu. Author rasa itu air mata bahagia.






















Hanya 850 kata....

HOPE YOU LIKE IT

Salam kenal
Dari si penulis pemula
RyssQIS

" Dear Diary "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang