CHAPTER : 3

73 3 0
                                    

"Apaan sih!" Erin menyentak keras tangan Restu, tepat saat jam pulang pabrik telah tiba. Aku tahu itu, hanya saja aku memilih bersembunyi. Melihat dari jauh, apa yang akan dilakukan pemuda sialan itu kepada sahabatku.

"Eh, lu kok jadi cewek galak banget kenapa sih?! gue kan mau ngajak lu pulang bareng."

Erin menatap tajam ke arahnya. "Gue kaga mau pulang sama lu! Kenapa juga lu terus ngincer gue sampe segininya, heh?!"

"Karena gue suka sama elu, Rin!" tandas Restu.

Namun Erin masih tak menggubrisnya. Raut wajah yang semula cemberut gadis itu seketika berubah saat aku datang menjemputnya. Lalu kuberanikan diri menghadapi ulah Restu yang menganggu sahabatku.

"Gue bilangin sekali lagi sama lu, ya. Erin nggak suka sama lu. Jadi mulai sekarang, nggak usah nguber-nguber dia. Ngerti?"

Tanpa tendeng aling-aling, Restu langsung menghantamkan bogem mentah di wajahku. Kudengar suara Erin yang memekik, Karena melihatku dalam keadaan terjerembab di badan jalan.

"Apa-apaan lo?! Beraninya main tangan sama cewek!"

Aku berusaha bangkit, ketika spontan kurasakan Restu menarik kerah jaketku.

"Restu! Stop! Gue bilangin sama security lu!"

Restu mengarahkan tatap mata sangar dan tak sukanya kepadaku. "Lu mending nggak usah sok ikut campur sama urusan kami, Njing! Dia yang emang nggak suka sama gue, atau lu sebenarnya suka sama dia, huh? Dan itulah alasan kenapa lu sengaja ngehalangi maksud gue sama Erin."

Aku bungkam seketika. Mendapati satu hal yang terlontar dari mulut Restu dengan sangat jelas. Dan Erin juga pasti dapat mendengarnya. Kutelan saliva susah payah. Namun tak segera merespon ucapan sarkas Restu, sampai pada akhirnya datang seorang satpam pabrik yang datang memisahkan kami.

Pemuda itu lantas melepaskan jaketku. Dan pergi begitu saja setelah Erin dan satpam mengusirnya jauh-jauh. Sementara aku mengembuskan napas panjang, sesekali merasakan nyeri berdenyut sebab hantaman tinju yang cukup kuat dari Restu.

"Neng nggak apa-apa, kan?" tanya satpam itu.

Dan aku menjawab dengan apa yang seharusnya didengar olehnya. Aku baik-baik saja. Ini hanya luka akibat pukulan. Dan setelahnya kami – aku dan Erin segera pamit undur diri dari hadapannya. 

APA ARTI KITA? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang