CHAPTER : 2

95 4 0
                                    

Hari ini Erin memilih pulang ke kampung halamannya. Dan meninggalkan aku tinggal sendirian di dalam kos. Demi menghilangkan jenuh, akhirnya kuputuskan saja pergi ke alun-alun kota. Merasakan keindahan malam yang kebetulan cuacanya tidak terlalu buruk hari ini.

Aku kemudian duduk di bangku, seraya menikmati hembusan asap vape. Di kanan-kiri terlihat para anak muda yang sama-sama menghabiskan malam panjang ini dengan berkumpul bersama. Hanya saja, aku sendirian. Seolah menjadi orang yang paling kesepian tanpa teman.

"Hei," Kudengar seseorang datang menghampiriku. seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang bersemir ombre burguni di ujungnya. "Boleh gue duduk di sini?"

"Ya,"

Meski jawabanku terlalu singkat untuknya, aku lantas segera menggeser tempat duduk untuknya. Kehadiran gadis itu sama sekali tidak menghentikan aktivitas vaping-ku. Kami saling terdiam bersama. Lebih memilih sibuk dengan diri sendiri.

"Kalau boleh tahu... lu koleb, ya?" seketika aku terperanjat. Sial! Pertanyaan macam apa itu? bukan maksud aku tidak tahu istilah apa yang baru saja terlontar dari bibir manisnya. Hanya saja itu ... mengejutkanku. Seakan ia benar-benar mengetahuinya

Aku mengakhiri vaping secepatnya. Tapi entahlah, aku tak bisa langsung menjawab pertanyaannya. Bahkan menolehkan wajah ke arah gadis itu sekali pun. Kubiarkan detik demi detik berlalu, hingga akhirnya kujawab asal.

"Menurut lo?"

Ia tersenyum sebentar. Lalu berkata, "Gue koleb juga. Lagi pingin nyari pasangan."

Aku termenung. Apakah ini sebuah kesempatan? Jika memang aku tak mungkin mengakui perasaanku kepada Erin dan melakuakn seperti halnya pasangan kekasih, haruskah aku melampiaskan perasaanku pada gadis yang baru saja kukenal ini? Erin ... kurasa ia tak secantik gadis ini. tapi di sisi lain ... aku seperti dihadapankan oleh seseorang yang akan menerimaku seutuhnya bahwa aku adalah seorang butchy – lesbian. kutelan saliva sesaat. Lalu beralih padanya.

"Nama lo?"

"Siska, lo?" ia berbalik tanya kepadaku. dan aku menjawab dengan singkat tanpa ada tambahan apa pun setelahnya.

Aku dan Siska kemudian saling bercengkrama di tempat. Memandang jalanan yang tengah melintas kereta kuda, berhiaskan oleh lampu cantik dan berwarna-warni. Walau bagaimana pun saat ini aku belum memutuskan apakah aku dan Siska akan menjalin hubungan kekasih. Meski kuajak gadis itu tidur bersama di kos. Setidaknya aku tak akan kesepian sampai Erin akan kembali esok lusa.


APA ARTI KITA? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang