1. RIBUT PAGI 😡

219 54 81
                                    

PLAY ~ WHY DON'T WE - WHAT AM I 😙

Pukul 05:20 pagi, Adinda dan Reavlian sudah ada dikelas masing masing. Tapi kali ini Dinda menemani Reav dikelasnya karena ingin comblangin Fanny dan Raden dulu.

"Awas Ce, gue mau tuker bangku Raden sama Fanny," kata Dinda yang sangat bersemangat sekali usil dengan manusia yang suka ribut.

"Fanny marah, gue gak tanggung jawab," ucap Reav yang dari tadi melihat sahabatnya menjalankan rencananya sendiri.

"Oke, sudah siap semua tinggal nunggu adegan naturalnya," ucapnya sambil membersihkan tangannya.

"Pagi," sapa seseorang yang baru saja datang dan disusul oleh seorang perempuan.

"Ehh fav couple udah dateng," ujar Dinda menyambut kedatangan yang sedari tadi dia tunggu.

"Kayak ada yang ngomong," ucap Raden yang jalan menuju bangkunya dan menurunkan bokongnya dibangku dia eh bangku Fanny deng.

"Bangkunya beda banget dah," gumam Raden lalu bangkit dari duduknya dan memeriksa setiap sudut bangku bangku dikelasnya.

"Nah kan bener! Eh Bangbon mana?!" tanya Raden ke penghuni kelas dengan penuh amarah.

"Kedepan buang sampah," ucap Dinda lalu keluar kelas disusuli Raden yang mencari Fanny.

"Bangboon!! Lo nuker bangku gue ya?!" teriak Raden.

"Nelen toa dimana lo?! Nuduh yang kaga kaga lagi! Tadi kan gue dateng bareng lo, gue aja belom duduk trus langsung piket," teriak Fanny sangat nyolot.

"Tapi.. Bangku lo ada di gue bang, trus tadi gue cek ternyata bangku gue di elo," ucap Raden nada turun sedikit.

"Di kasih otak dipake, punya mulut dijaga! Dosa lo pagi pagi nuduh seenaknya, mau ngebantah lagi lo hah?! Tinggal tuker bangku aja susah banget pake dipanjangin masalah kecil doang, dasar childish!" ucap Fanny lalu masuk kedalam kelas membiarkan Raden berdiri didepan kelas.

"Punya ketua kelas kelakuannya gak bisa dicontoh banget, apa apa diselesai-innya pake marah kenapa gak mati mati coba tuh orang," gerutu Fanny sambil mengambil bangkunya ditempat Raden.

"Urusan rumah tangga dibawa kesekolah sih jadi gini dah," gumam Niken tapi masih bisa didengar oleh Fanny.

"Terus aja terus punya temen bukannya dukung gue ini malah ikut comblangin gara gara Pororo," kata Fanny, dan langsung tetlintas dipikirannya kalau ulah ini pasti rencana dia.

"Ce tadi Pororo kesini nuker bangku gue ya?" tanya Fanny berbisik ke Reav.

".." tidak ada jawaban dari Reav.

"Kan bener kata gue oke makasi Ce" ucap Fanny lalu pergi mencari Dinda.

"Lah, lo belom jawab maen kabur aja tuh anak,"  kata Niken kepada Reav tapi tidak mendapat jawaban darinya.

°~°

Triinggg.....

Semua murid keluar kelas menuju kantin, tapi ada saja yang menunggu sahabat atau pacarnya dikelas lain dan itu membuat macet jalan koridor.

Fanny, Niken, Reav, dan Dinda sedang memakan makanan yang sudah mereka pesan, mereka duduk di meja kantin yang di khususkan untuk anak berprestasi.

"Tiap hari karage lagi karage lagi, kali kali kek nasi uduk atau mie goreng, nyesel gue sekolah disini serasa sekolah elit makanan anak kampus semua gila, gak tau apa gue lagi nabung," oceh Fanny. Sebenarnya dia bosan makanannya, terakhir dia nyentuh cimol pas terakhir lulus SD dan sampai sekarang tidak makan jajanan bocah lagi.

"Lo kenapa sekolah di Negeri? Deket rumah lo kan ada sekolah swasta," tanya Niken sambil makan karagenya.

"Gue udah tau jajanan disana aneh semua, makanya gue sekolah di Negeri eh ternyata gue salah masuk, Negerinya anak elit juga kan bangke," ucap Fanny mengaduk makanannya.

"Lah lo sekolah karena jajanan? Mati mendingan lo, hidup gak ada tujuan," kata Dinda.

"Kakaknya Raden," ujar Reav datar.

Pfffttt... Uhuk Uhuk. Dengan cepat Niken memberi Fanny minum.

"Bentar gue mikir dulu," Dinda berpikir keras memahami kata sebelumnya.. Dan...

Brak. Dinda menggebrak meja membuat semua orang dikantin terkejut.

"Maksudnya tuh tujuan Ce, hahahaha sumpah gak ada lucu lucunya hahaha lo semua ngerti gak? Kakak si Suaminya Fanny kan namanya Juan jadi maksud Cece 'tuh Juan' bukannya tujuan," heboh Dinda, yang diajak ngomong malah bengong.

"Sumpah lo gila ya? Gua gak ngerti sama sekali hahahahahaha," Fanny tertawa girang entah apa yang membuatnya tertawa sampai mengeluarkan air mata padahal sama sekali tidak lucu.

"Toilet," pamit Reav lalu pergi meninggalkan sahabatnya.

"Emaknya dulu ngidam kutub Utara yak?" tanya Fanny hanya dijawab anggukan dari sahabatnya.

"Kelas yok udah mau masuk, gue duluan," ucap Dinda lalu meninggalkan Fanny dan Niken. Mereka jalan kearah tangga barat tapi tumben macet biasanya tidak.

"Woi! Ada akhlak lo begitu?! Tik tokan ditangga bikin macet jalan aja lo kira ini sekolah punya buyut lo?! Lo semua gak ada hiburan laen apa?!" oceh Fanny yang sangat emosi pasalnya adik kelas ini bikin semua orang tidak nyaman termasuk dia.

"Semua orang aja gak komen kak! Lo tuh ngatur tau gak!" sahut salah satu cewek sepertinya ketua geng mereka.

"Semua orang gak negor karena KASIHAN sama lo pada! Mereka maklumin karena mereka tau lo semua kurang bahagia! Anak sekolah attitude-nya cetek banget, bebek kampung gue aja tau aturan masak anak sekolah yang katanya BERPENDIDIKAN gak tau tata tertib," ucap Fanny yang selalu menekankan kata yang pantas dia terima. Fanny dan Niken meninggalkan adik kelas tadi yang berdiri mematung kata kata Fanny begitu menohok hati mereka tapi nyatanya memang benar.

"Udah setengah jam Cece gak dateng dateng," kata Niken sedikit panik pasalnya kenapa Reav lama sekali ke toilet misalnya BAB tidak mungkin selama ini.

"El, lo liat Icha gak?" tanya Fanny pada teman belakangnya.

"Tadi kan istirahat bareng lo Pan, trus dari tadi gue dikelas Icha gak masuk-masuk," jawab Elsa yang dari tadi dia dikelas, dengan cepat Fanny kedepan kelas.

"ATTENTION! Varishca ilang! Gue minta tolong sama kalian semua buat cari Icha sekarang juga! Teruntuk ketua kelas hubungi wali kelas! Now!" tegas Fanny tak main-main dengan komandonya anak kelas pun langsung keluar kelas mencari keberadaan Varishca atau Icha panggilan kelasnya.

Fanny sangaf panik pasalnya Reav tidak begitu mengenali lingkungan sekolahnya dia anak pindahan dari kelas 9 semester awal. Reav hanya tau gerbang, kelas, toilet, kantin, dan ruang guru saja selebihnya dia masih menerka-nerka apalagi dia jarang bergaul dan sangat malas kalau diajak keliling sekolah. Sekolah Negeri ini memang sangat luas bayangkan saja ada dua belas kelas setiap angkatan artinya ada 36 kelas disekolah Negeri ini.

Hii all!! I'm comeback. Baca aja udah, vomment klo lagi bae.
Bersama lawan covid-19 dengan #dirumahaja;)

Terima Daniel seavey 😚

8 April 2020

My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang