4. AWAL KENAL 👋

94 35 8
                                    

PLAY ~ THE CHAINSMOKERS - WHO DO YOU LOVE 😙

•~•

"Ce, lo tau gak? Nggak. Lo mah kebiasaan motong omongan gue mulu. Males ah gue sama ice bear" Tes. Cairan bening membasahi pipi Fanny. Dinda dan Niken menatapnya iba, mereka tau, Fanny gak mau kehilangan Reav lagi untuk kedua kalinya begitu pun dengan Dinda dan Niken.

"Nanti lo bangunkan? Daniel nikah sama gue!" Fanny masih memegang erat tangan yang ada infusannya itu, seakan tidak mau kehilangan dia "Kok lo gak bangun sih? Suami l-lo ni-nikah Ce, sama gu-gue bi-biasanya lo marah, nah kan gu-gue jadi cengeng gi-gini, kesel ah gu-gue sama lo!" Fanny beranjak keluar meninggalkan Dinda dan Niken yang terisak didepan si ice bear.

Fanny sangat terisak didepan ruangan, tiba tiba ada yang memeluknya lalu mengusap puncak kepala Fanny. Yang diperlakukan makin terisak lalu mendongak ternyata itu musuhnya dengan cepat dia menjauhkan tubuhnya.

"Dengerin gue.. Gue tau kita musuhan tapi gue paling gak bisa liat cewek nangis Fan-"

Bruk!

Fanny langsung mengumpat didada bidangnya Raden, entah kenapa sangat nyaman perlakuannya ke Fanny.

"Ke kantin Fan," lagi-lagi Raden menarik tangan Fanny.

Gue gak bakal baper sama sikap lo Den.. Maybe - batin Fanny

Raden duduk disamping Fanny yang masih diam sedari tadi, padahal minuman yang dipesannya sudah menunggu untuk diminum.

"Fan, diminum itu jusnya," yang diajak ngomong masih setia diam. Raden melambaikan tangannya didepan wajah Fanny.

"Hm?" ucap Fanny matanya masih sembab.

"Minum," jawabnya dingin, Fanny pun meminumnya dengan tidak nafsu.

"Lo sahabat sama Icha dari kapan?" Raden membuka suara agar tercipta suasana disini dan mengusir suasan canggung.

"Dari SD... Sebebernya dulu Cece pernah tinggal di sini, tapi cuman dua bulan doang trus dia satu kelas sama gue pas kelas satu... Kita nggak deket waktu itu, cuman karena kita tetangga lama kelamaan jadi akrab trus dia pindah lagi ke Jerman katanya gak cocok disini tapi gue masih komunikasi sama dia... Dia dari dulu gak bisa bahasa sini padahal, tiap liburan sekolah dia sempatkan tinggal di sini seminggu, ya walaupun setahun sekali tapi dia masih mikirin sahabatnya... Gue juga gak tau pas dia bilang katanya mau sekolah di sini sekalian temenin kakaknya di Indo, tapi dia nepatin janji, sekarang sekelas kan sama kita? Hahahaha gue kadang gak nyangka aja gitu sama hidup, kayaknya demen banget bikin gue sedih tiba tiba, seneng tiba tiba... Kadang gue juga iri sama Cece, Den, dia tuh cantik, kaya, keluarga terpandang, pinter, cowok nempelin mulu, tapi gue kesel sama dia, orangnya gak peka trus dingin, tomboy pula... Gu-gue gak mau ke-kehilangan dia lagi hisk," Fanny sangat sesak mengingat semua kenangan.

"Fan, jangan cengeng dih biasanya juga kayak cowok lo bang," Raden terkekeh sendiri karena becandaannya sendiri agar menghibur Fanny, tapi dia hanya diam dan menitihkan air mata Raden merasa bersalah dia langsung memeluk Fanny membawanya kedekapan hangat.

"Gue gak bermaksud bikin lo tambah nangis Fan, maaf," hanya dehaman yang didengar Raden, dia melepas pelukannya dan melihat wajah Fanny serius yang dilihatnya masih sesegukan mata yang sembab dan bengkak.

"Gue yakin Icha bisa tinggal disini bareng kita, dia gak mungkin ninggalin kita gue tau Icha kuat, makanya lo juga harus kuat tunjukin ke Icha kalo kita semua berharap dia akan sembuh, fighting Fanny abang gue!" Fanny hanya terkekeh pelan dengan tingkah Raden baru kali ini dia bisa lihat sisi baik musuhnya.

"Nah gitu dong, senyum, kan cantik gak kayak abang abang," puji Raden me Fanny.

Blush!

Fanny memerah pipinya, entah kenapa dia selalu deg-deg-an setiap dekat Raden dan apa ini? Raden memuji musuhnya dan menyemangatinya.

My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang