2. Menerima Nasib

3K 183 51
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor hanya pinjam tanpa izin
Ide cerita asli milik thor
Jika ada fanfic dengan cerita yang sama itu hanyalah kebetulan semata
Genre : romance
Pair : narusaku, naruhina, narufemsasu
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan terkadang ooc







Happy reading




Rasa sepi dan kehilangan tengah dirasakan oleh seorang pemuda berseragam SMA Konoha. Ia sedang duduk di bangkunya sambil sesekali melirik ke bangku kosong yang ada di sampingnya. Sudah dua hari teman sebangkunya tidak datang ke sekolah karena sakit.

Timbul perasaan tidak menyenangkan di dalam hati sang pemuda tersebut. Ia merasa bersalah telah menghajar sekaligus memarahi teman sekaligus rivalnya itu.

"Haah.. ". Sudah sekian kali si pemuda itu menghela nafas. Ia tetap saja memikirkan temannya. 'Apa dia marah dan kesal padaku karena sudah menghajarnya ya? Dia tidak mungkin sakit setelah aku pukul kan? Sasuke kan kuat.' Itulah isi hati sang pemuda bersurai pirang pendek mirip duri buah durian, Namikaze Naruto. Sahabat sekaligus rival dari Uchiha Sasuke. Mereka berdua selalu terlihat bertengkar dan berselisih paham. Sasuke yang lebih pintar dalam bidang pelajaran non olahraga maupun olahraga sedangkan Naruto lebih pintar dalam pelajaran praktik. Sebenarnya ia lupa pintar tapi hanya malas berpikir saja jika ia bisa, nilai akademisnya hanya beda 1 poin dengan sang rival.

Naruto terua saja merasa bersalah. Ia harus segera meminta maaf kepada temannya itu. Kebetulan guru matematika di kelasnya memerintahkannya untuk memberikan lembar kerja siswa milik Sasuke kepadanya. Jadi Naruto yang harus mengantarkannya.

"Yooosh! Aku akan ke rumah si pantat ayam teme itu! Aku harus membawa tomat juga. Dia kan maniak tomat. Hahaha! " seru Naruto sambil memasukkan lks ke dalam tasnya.

Kiba berdehem. "Mau ke mana nih? Ke rumah pacar ya.. " ejek Kiba, duduk di dekat Naruto.

"Pacar? Aku tidak punya pacar, bocah doggy! " bantah Naruto.

"Tapi wajahmu ceria sekali. Kau mau pergi ke rumah si manis itu kan? " Kiba terus menggoda Naruto.

"Si manis? Siapa? Si manis jembatan Konoha maksudmu? Iiih.. Aku sih ogah ketemu mahluk kayak gitu. Cantik tapi bukan manusia. Iih.. " Naruto merinding saat membayangkan sosok hantu yang bernama si manis.

Doeng. Kiba kesal dengan kebodohan teman pirangnya itu. "Maksudku si Uchiha Sasuke itu, Naruto. Dia kan manis. Coba kalau dia jadi perempuan. Pasti cantik. Sakura saja sepertinya kalah cantik," jelas Kiba. Naluri playboynya bangkit. Sebagai catatan, Kiba sudah sering berpacaran meski hanya awet paling lama satu bulan. Naruto saja kalah. Perasaan cintanya kepada gadis yang bernama Sakura itu bertepuk sebelah tangan.

Naruto membayangkan apa yang Kiba katakan. "Hem.. Cocok juga. Tapi.. Dia pasti jadi gadis yang jutek dan tsundere. Hahaha.. "

"Kau benar, Naruto! " sambung Kiba. Kedua pemuda berbeda surai itu tertawa bersama. "Aku duluan ya, Kiba. Aku harus menjenguk si teme ekor ayam itu. Dia pasti merindukanku. Hahaha.. "

"Oke. Sampai jumpa besok, Naruto. Hati - hati dekat sama dia. Nanti kamu belok lho! " seru Kiba.

"Tidak mungkin. Mustahil. Kecuali kalau si teme itu punya dua gunung besar dan bokong montok. Aku pasti akan jatuh cinta padanya! " balas Naruto dengan wajah tersenyum dan melambaikan tangan pada Kiba. Tanpa sengaja seorang gadis cantik dengan ciri - ciri yang tadi ia sebutkan mendengar perkataan mesumnya.

"Na.. Naruto.. Kun.. " gumam gadis cantik yang pemalu itu.

"Si Naruto itu ternyata mesum juga. Pantas saja isi rak bukunya majalah dewasa dan video di ponselnya video panas semua. Hahaha.. Tapi.. Aku juga sama dengannya," ujar Kiba. Ia juga membereskan bukunya lalu pergi meninggalkan ruang kelas tanpa menyadari kehadiran gadis cantik yang pemalu tadi.

Onnanoko ni naru (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang