" Ayo cepat bereskan barangmu!" Bentak Kirana kepada gadis yang kini tengah merebahkan tubuhnya di kasur.
" Ada apa bun?" Vinna berjalan lemas menuju kamar saat mendengar suara bentakan dari sang bunda.
" Bunda lagi ngomong sama Vanni, sayang" Kirana berubah lembut saat sedang berbicara kepada Vinna, tapi tidak dengan Vanni.
Air mata telah lolos dari kedua mata Vanni. Hatinya sangat hancur. Semuanya benar benar berubah!
" Ayo cepat bangun! Bereskan baju mu! Bukankah kamu ingin pindah kamar?!"
Kirana menatap tajam gadis yang di bentaknya itu. " Van- Vanni mau pindah?"
Vanni tersenyum kecut pada gadis di belakang Kirana. " Iya! Gue gak mau sekamar lagi sama lo!"
" Jaga ucapanmu Vani! Bunda tidak pernah mengajarkanmu jadi anak seperti ini!"
Vinna mengedipkan mata berkali-kali. Kenapa bunda marahin Vanni? Kenapa Vanni jadi kasar ke aku?
Kirana membalikan tubuhnya dan menatap Vinna lembut. " Kamu istirahat ya, biar cepet sembuh"
Gadis itu mengangguk dan segera melangkahkan kakinya menuju kasur. Saat berpapasan dengan sang adik, Vinna melayangkan senyumnya. Vanni mendekatkan wajahnya dengan telinga Vinna dalam keadaan bertolak belakang. " Ini semua gara-gara lo! Lo yang mulai duluan, liat permainan gue selanjutnya!" Bisiknya pelang.
Vinna menegang ditempat saat Vanni melangkahkan kakinya keluar kamar. " Bun?"
" Istirahat sayang"
***
" LO YAKIN?!" Tiara terlonjak kaget saat mendengar ide gila Vanni.
" Itu sisi lain gue!"
" Oke oke terserah lo aja"
Vanni menyandarkan kepalanya pada kursi. Kelas nampak sepi, semua murid mungkin sedang menikmati makanan makanan lezat di kantin. Gadis ini memilih untuk tidak kemana-mana sejak kejadian kemarin.
Semalam, dia di bentak habis habisan oleh kedua orang tuanya. Sampai tadi berangakat sekolah pun Vanni menggunakan angkutan umum. Hidup benar benar kejam!
Air mata kembali turun tanpa seizin Vanni, semuanya menyakitkan. Dulu, dia memang bersyukur mempunyai kembaran seperti Vinna. Tapi sekarang, semuanya berubah! Vanni bersumpah dalam dirinya untuk menghilangkan kembarannya itu dari dunia. Jika saja membunuh di halalkan, maka itu cara dia menghilangkan Vinna untuk selamanya.
" Van?" Tanya Tiara.
" Apa?"
" Lo sama kak Devan gimana? Lo beneran suka sama dia?" Tanya Tiara memastikan. Pasalnya, sedari dulu Vanni lebih sering memainkan hati laki-laki.
" Gue suka sama dia dari kelas sepuluh. Tapi baru bisa deket sekarang" Jawabnya jujur.
" Anter gue ke toilet yuk!" Tiara menarik paksa tangan Vanni.
Mereka berjalan santai dengan kesibukan masing masing. Tiara sibuk memandang para cogan yang berkeliaran, sedangkan Vanni sibuk memikirkan Devan. " Sana masuk! Gue tungguin disini!"
Vanni menyandarkan tubuhnya di tembok. Dia mengeluarkan ponsel dan membukanya.
Devano28_: Gak istirahat?
Vanni mengedarkan pandangannya saat pesan dari Devan masuk, berharap menemukan si pengirim pesan itu. Nihil, tidak ada wajah tampan milik Devan. Vanni kembali fokus pada ponselnya. Dia mulai mengetik sesuatu disana.
VanniAzl_: Kok tau?
Devano28_: Gue tau semua tentang lo
VanniAzl_: l. Bisa ktmu gak kak? Ada yg mau aku bicarain
Devano28_: Gue di taman belakang
" DOOORR!" Vanni terlonjak kaget saat Tiara berteriak.
" Buset! Gila lo!"
" Lo lagi ngapain sih?"
" Kepo! Lo duluan ke kelas ya. Gue ada urusan bentar" Vanni menepuk bahu Tiara dan melesat pergi.
Sepeninggalan sahabatnya, Tiara tersenyum kecut di belakang. Bodoh!
Gadis ini berjalan riang dengan senyum terpatri di wajahnya. Dia yakin bahwa Devan mungkin mempunyai perasaan kepada Vanni. Buktinya, dia tau semua tentang Vanni. Vanni berniat akan mengutarakan perasaannya kepada Devan sekarang. Sesampainya di taman belakang, Vanni disuguhkan dengan wajah tampan Devan yang tersenyum.
Pria itu terlihat melambai, Vanni pun membalasnya dengan senyum hangat. " Hai Vin"
" Hai kak" Balas Vanni. Eh tunggu, Vin? Kan aku Vanni! Kok Vin sih?
Seorang gadis mendahului Vanni yang terlihat mematung di tempat. Gadis itu, Vinna. " Lo- lo ngapain?" Tanya Vanni.
Vinna menoleh dan tersenyum. " Aku mau ketemu kak Devan. Kamu sendiri?"
" Gue juga" Kini dua gadis cantik itu berjalan mendekati Devan.
Devan menatap secara bergantian gadis kembar di hadapannya ini. " Sekarang gue tau, Vin" Ucap Devan yakin.
" Tau apa?"
Vanni menatap kesal interaksi antara kedua orang ini. Orang yang dia cinta, dan orang yang dia benci. Menjengkelkan! Sok manis!
" Nanti deh"
" Vinna, kenapa disini?" Tanya Vanni manis.
" Aku- aku disuruh kak Devan kesini" Buat nonton pertunjukan gue! Lanjut Vanni dalam hati.
" Van, lo mau ngomong apa?" Devan kini menatap Vanni.
" A- aku mau bicara sama kakak empat mata, boleh?" Secara tidak langsung, ucapan Vanni itu seakan akan menyuruh Vinna untuk pergi.
" Aku pergi aja ya kak, takut ganggu" Ucap Vinna.
Lo emang ganggu njing!
" Gak usah. Disini aja" Biar lo bisa ngerasain sakit hati, Vin! Batin Vanni.
" Gakpapa kan, Van?"
" Gakpapa kok"
" Emmmm yaudah deh" Vinna mengurungakan niatnya itu.
" Jadi, lo mau ngomong apa?"
" Jadi gini kak. Sebenernya aku udah suka sama kakak dari dulu" Ucap gadis itu malu-malu.
" Sebenernya gue udah suka sama lo dari dulu"
Vanni yang sedang menunduk, langsung merasa panas di pipinya. Apakah baru saja Devan telah menyatakan cintanya untuk Vanni? Sekarang Vanni menutupi rona di wajahnya. Ternyata kak Devan udah suka sama aku dari dulu. Batin Vanni.
" Ngghhh...Kak" Vanni bersorak dalam hatinya. Pasti hati Vinna sekarang sudah remuk! Pikir Vanni.
" Gue tau ini terlalu cepat. Tapi, perasaan gue gak akan pernah berubah. Kembar yang gue ceritain itu lo. Gadis itu lo"
Jantung Vanni berdetak lebih cepat, dia memejamkan matanya. Devan pernah mengatakan soal gadis kembar yang salah satunya dicintai Devan kepada Vanni.
" Will you be mine?" Devan menatap gadis itu penuh harap.
Gimana menurut kalian? Maaf yaa aku terlalu cepat buat konflik. Soalnya baru pertama kali bikin cerita hhe.
Orang yang bahagia tak harus memiliki semua yang terbaik, tetapi mereka menjadikan semua miliknya menjadi yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Different Twins
Teen Fiction" ternyata selama ini, kita mencintai orang yang sama" Cussss langsung baca yaaa!