Jinto

31 2 1
                                    

"Yoshida-kun! Maaf membuatmu menunggu!"

Jinto mengalihkan pandangannya dari mesin sebuah boat yang sedang dikerjakannya. Ia terkejut melihat seorang gadis berlari mendekat ke arahnya

Pemuda itu menggeser meja yang diatasnya terdapat mesin boat sehingga ia bisa berdiri "Hitoka-chan!"

Hitoka, putri tunggal dari paman Takayuki. Laki laki yang sering memintanya membetulkan beberapa bagian dari perahunya. Sepasang ayah dan anak yang hanya tinggal 2 blok dari toko milik ayah Jinto ini

Dan sekarang Jinto menepuk jidat dengan telapak tangannya yang menghitam terkena oli dan kotoran.

Karena ia baru ingat telah berjanji untuk membawa Hitoka ke festival hasil kebun hari ini.

Gadis itu menatap Jinto bingung "Yoshida-kun? Apa kau baik baik saja?"

Ia menatap Hitoka setengah panik. "Hitoka-chan maaf! Aku hampir saja lupa sudah berjanji mengajakmu pergi. S-silahkan masuk! Aku akan mandi dan bersiap-siap!"

Belum sempat Hitoka menjawab, Jinto sudah memacu langkahnya menuju kedalam rumah. Bahkan gadis itu bisa mendengar Jinto berseru—setengah berteriak— kepada ibunya

"Ibuuu! Hitoka-chan datang! Tolong sajikan minuman untuknyaa!"

Hitoka menggeleng-gelengkan kepalanya. Memaklumi hal yang baru saja terjadi karena ia tau Jinto berusaha keras membantu ayahnya menjalankan bisnis toko itu

Gadis itu melangkah masuk kedalam ruang tamu Jinto, yang langsung disambut umpatan ibu pemuda itu yang merutuki kecerobohan anaknya

"Hitoka-chan, silahkan masuk"

Hitoka mengangguk pelan sembari berucap "Ojamashimasu.."

Wanita paruh baya itu menyajikan es sirup untuknya "Bibi.. kumohon jangan repot repot" katanya

"Tidak apa apa. Cuacanya sedikit terik, nanti kau bisa dehidrasi. Katakan, apa Jinto merepotkanmu?" Ia mengambil posisi duduk disebelah Hitoka sambil memangku nampan yang ia bawa tadi.

Hitoka tersenyum simpul. "Tidak bibi. Hari ini Yoshida-kun akan membawaku ke festival hasil kebun. Aku sedikit bersemangat sampai tak sadar datang kesini lebih awal. Jadi Yoshida-kun harus terburu-buru untuk bersiap siap. Tolong maafkan aku bibi" ujar gadis itu sedikit berbohong.

Ia harus, jika tidak Jinto akan berada dalam masalah.

"Heee jadi begitu. Syukurlah dia tidak membuat masalah. Kalian akan bersenang-senang ya? Haaahh aku jadi ingat masa mudaku dengan ayahnya Jinto" pandangan bibi teralihkan pada tuan Yoshida yang sedang memotong kayu berukuran besar, mungkin untuk badan perahu.

"Jadi bibi selalu pergi ke festival juga saat masih muda?" Tanya Hitoka yang langsung dijawab 'ya' dengan mantap oleh nyonya Yoshida.

"Sudah kuduga kau akan bertanya. Semua festival di keempat musim selalu kami lewatkan bersama, walau itu artinya berakhir dengan bibi yang selalu dihukum oleh kakeknya Jinto. Dia pria yang keras" Hitoka bisa mendengar ny. Yoshida bergumam tak jelas ketika membicarakan ayahnya.

Kini Hitoka tau darimana ny. Yoshida mendapat sifat galaknya itu. Tapi gadis itu berani bertaruh kalau Jinto tak akan mewarisi sifat ibunya ini, Jinto itu sedikit pemalu dan sangat sabar. Barang memarahi Momo—anjingnya— karena menjadikan obengnya sebagai mainan pun, ia tak tega.

Menggemaskan sekali bukan?

Sebelum ny. Yoshida sempat bercerita bahwa ia hampir saja kawin lari karna tidak tahan dengan sifat ayahnya, Jinto dengan langkah tergesa menuruni tangga menuju ruang tamunya

You've Fallen For Me; ebidan x stardust planetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang