Terlihat seorang gadis berlari kecil sambil bersenandung ria dengan sekotak bento yang dibawanya. Gadis itu menoleh ke kiri dan kanan; seolah mencari sesuatu atau seseorang?
"Aku penasaran apakah dia sudah sampai?" gumamnya pada dirinya sendiri
Ia membuka sandi ponselnya dan melihat sebilah percakapan yang terhenti pada pesan yang berbunyi :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketika akhirnya gadis bernama Fujita Airi itu memilih untuk duduk di sebuah kursi ketika melirik jam di tangannya yang menunjukkan pukul 9:05
Ia meregangkan tubuhnya sedikit. Pagi ini dirinya seperti orang yang kesetanan setelah membaca pesan dari sepupunya yang berkata akan datang dan tinggal di Okinawa
Ia terkejut sekaligus takjub. Sepupunya tak mengatakan alasan ia melakukan itu. Tapi untuk seorang siswa SMA, bepergian dan tinggal jauh dari rumah seperti itu membuatnya kagum.
Memang, Furukawa Tsuyoshi adalah sepupunya yang paling ajaib. Nilai akademiknya luar biasa, ia juga pandai dalam bermain musik. Airi masih ingat, dulu setiap ia berkunjung ke Tokyo untuk merayakan natal, ia akan bernyanyi dengan diiringi permainan piano sepupunya itu
Namun setelah paman dan bibinya bercerai, Airi jadi jarang bertemu Tsuyoshi. Karna itulah ketika beberapa hari lalu Tsuyoshi menghubunginya dan berkata kalau ia akan tinggal dan sekolah di Okinawa, Airi senang bukan main. Ternyata Tsuyoshi masih mengingatnya
Belum lagi, wajah tampan dan tubuh tinggi sepupunya itu membuatnya beberapa kali dapat tawaran menjadi model. Sangat keren, batin Airi
Saat benaknya tengah mengawang ke masa lalu, gadis itu sampai tak sadar seorang pemuda yang baru turun dari shinkasen sudah melambaikan tangannya pada Airi
"Airi!"
Airi yang terkejut menyadari atensinya sudah bertumpu pada seorang pemuda yang tengah berlari kecil ke arahnya. Pemuda yang mengenakan mantel hitam dan syal kotak kotak, yang langsung ia ketahui siapa identitasnya
"TSU-CHAAAAAAN!!"
Pemuda bernama Furukawa Tsuyoshi itu sedikit menunduk karna tubuh Airi yang jauh lebih pendek darinya sudah merengkuh bahu Tsuyoshi kedalam pelukannya
Ia menepuk nepuk punggung Airi karna mulai merasa sulit untuk bernapas "Baiklah baiklah, bisa kau lepaskan sekarang?"
Airi melepas pelukannya "Ini karna aku sangat terkejut tau! Kau jadi sangat tinggi!"
Tsuyoshi menggunakan telunjuknya untuk menyentuh dahi Airi "Dan kau jadi seperti cabai rawit. Kecil tapi sangat pedas" pemuda itu melengos melewati Airi dan mengambil alih kursi yang dipakai gadis itu duduk sedari tadi
'Dia mengataiku cabai rawit, dasar..' batin Airi yang merasa bahwa orang ini masih Tsuyoshi yang dulu, bermulut tajam
Segera setelah pemuda itu duduk, ia melepas coat dan syalnya lalu meletakkannya diatas koper. Sayang sekali udara di Tokyo dan Okinawa sangat berbeda, sehingga ialah yang harus menyesuaikan diri