Hitoka mematut dirinya sekali lagi pada cermin besar di hadapannya, memastikan penampilannya sudah sempurna.
Ia membuka kotak kecil berisi jepit rambut kupi-kupu berwarna perak yang langsung ia sematkan di sisi kiri bagian depan rambutnya.
Gadis itu menarik nafas sekali lagi, bergumam tanpa suara sembari menyemangati dirinya sendiri.
'Ya Tuhan, semoga hari ini berjalan dengan baik– tidak, harus berjalan baik!' ujarnya dalam hati.
Hitoka sudah menunggu hari ini, hari dimana ia akan menghabiskan waktu dengan Yoshida. Meskipun bukan untuk pertama kalinya, gadis itu masih merasakan debaran yang sama setiap kali memikirkannya.
Ia menatap ikan mas yang beberapa hari lalu diberikan Tsuyoshi dan mengetuk-ngetuk kaca akuariumnya. "Maru.. apakah ikan juga jatuh cinta?"
Pertanyaan konyol, Hitoka juga tau itu. Tapi entah mengapa, yang bisa ia ajak bicara saat ini hanyalah Maru, ikan mas yang baru bersamanya beberapa hari itu.
"Hitoka! Yoshida datang mencarimu!" Teriakan ayahnya membuyarkan lamunan Hitoka.
Gadis itu terperanjat kaget dan menyambar tasnya lalu segera turun menemui pemuda bernama Yoshida Jinto itu.
.
Langit yang cerah seolah mendukung perasaan Hitoka. Sedari tadi gadis itu memperhatikan punggung tegap Yoshida yang berjalan mendahuluinya. Tidak, Hitoka lah yang memberi jarak antara mereka berdua. Bukannya tidak mau dekat, Hitoka mau sekali! Tapi masalahnya, ia tak mau Yoshida mendengar degup jantungnya yang sedari tadi berdetak kencang tak beraturan.
"Hitoka-chan? Kau sedang berjalan bersamaku atau menguntitku?"
"Eh?!" Hitoka menegakkan kepalanya melihat Yoshida yang tersenyum menatapnya.
Dengan ragu gadis itu menyamakan langkahnya dengan Yoshida.
"Begini saja" sedetik kemudian pemuda itu sudah menggenggam tangan Hitoka, membuat gadis itu terperanjat kaget.
Baru saja Hitoka akan bertanya, Yoshida sudah lebih dulu menjawab, "Supaya Hitoka-chan tidak tertinggal di belakang lagi"
Hitoka tersipu, lidahnya terlalu kelu untuk berucap. Ramainya suasana kota tidak lebih ramai dari hatinya yang kini penuh sorak sorai. Ia masih tak percaya Yoshida menggenggam tangannya.
Walau hanya ujung jari yang saling bersentuhan, entah kenapa hangatnya sentuhan itu terasa sampai ke hati gadis itu.
Gadis itu melirik wajah Yoshida yang tersenyum hangat seolah udara yang ada di sekitarnya juga ikut bersuka ria dengan keberadaannya. Anak rambutnya yang mulai memanjang tertiup angin semilir yang terasa menyejukkan.
Rahangnya yang tegas.. hidungnya yang tak terlalu mancung.. mata cokelatnya yang berkilau terbias cahaya mentari.. suara lembutnya setiap kali memanggil nama Hitoka..
Semua hal kecil yang ada pada dirinya, Hitoka sukai.
Hitoka yang tak sadar menggenggam erat jemari Yoshida yang bertaut padanya. Dalam diam ia tersenyum sendu, mengingat semua kenangan yang ia ukir bersama pemuda itu sejak hari pertama ia datang di dalam hidup Hitoka.
Itu adalah hari yang biasa. Hitoka pulang dari sekolah dengan mengenakan seragam SMPnya. Dirinya yang dulu adalah gadis yang pemurung, tak bisa bersosialisasi dan cenderung penggerutu.
Saat itu ia melewati sebuah rumah yang setaunya sudah lama tak berpenghuni. Sedikitnya jumlah keluarga di daerah rumahnya membuat Hitoka mengetahui dengan jelas jika ada orang yang baru bergabung di lingkungan rumahnya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
You've Fallen For Me; ebidan x stardust planet
Fanfichitam dan putih, air dan minyak, laut dan udara, hitoka dan tsuyoshi. ©started sun, march 29th 2020. 10:15pm ®Disclaimer : All of the characters on this story is belong to EBiDAN and section 3 of Stardust Promotion; - Chou Tokimeki Sendenbu - SUPER★...