Semesta

17 1 0
                                    

Ada dua hal yang Hitoka tak sadari sejak pertama ia melangkah kedalam kamar ini..

Satu, phobia nomor 1 Airi adalah kegelapan.

Dan dua, phobia nomor 1 Hitoka adalah laki laki mesum.

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan nona?"

Lampu kamar Airi menyala, Hitoka baru saja tersadar bahwa sejak tadi ia tak seorang diri di kamar ini. Gadis itu refleks mendekap tubuhnya seolah laki laki di depannya ini sedang mencoba melakukan hal yang Hitoka tak ingin membayangkannya

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan di kamar Airi?" Hitoka balik bertanya, berusaha terlihat defensif karna menurutnya dari sisi manapun, laki laki ini terlihat tidak beres

"Siapa aku? Seharusnya aku yang bertanya kau ini siapa!? Seenaknya masuk dan membuka pakaianmu seperti kau tak punya harga diri"

Mendengar perkataan kasar yang dilontarkan pemuda itu, Hitoka membusungkan dadanya dan menunjuk pemuda itu tepat didepan hidungnya

"Pelankan nada bicaramu tuan sok tau! Airi lah yang menyuruhku mengganti pakaianku disini. Dan aku memergokimu menyelinap ke kamar ini. Mengaku saja, kau tau tentang pesta ini dan mencoba mencuri di rumah ini sementara orang orang sibuk di bawah sana kan!?"

"Mencuri katamu!?"

Hitoka memandang lurus kedalam mata pemuda yang jauh lebih tinggi darinya itu, menunjukkan bahwa ia tak gentar samasekali

"Tentu saja! Dan aku tak akan membiarkanmu kabur, kita lihat apa kau sudah siap mental untuk masuk penjara setelah ini!"

Hitoka tau persis pemuda itu sudah terbakar oleh amarah. Namun seolah dalam satu jentikan jari, ekspresi pemuda itu berubah menjadi sangat aneh

Mata hitamnya berkilat tajam, seperti seorang psikopat gila yang akan menjadikan Hitoka bahan eksperimen ilegal seperti di film film fiksi ilmiah

"Aku mengerti. Aku sangat mengerti sekarang" ujarnya setengah tertawa dan ia terlihat seperti orang bodoh di mata Hitoka

"Apa maksudmu?" Hitoka belum bergeming dari posisinya, masih mencengkram erat bagian depan bajunya yang masih belum ia kancingkan

"Biar aku jelaskan padamu satu hal.." pemuda itu mendekatkan wajahnya pada telinga Hitoka

"..Fujita Airi adalah sepupuku."

Kali ini jantung Hitoka serasa akan terlepas dari tempatnya. Ia berusaha mengingat ngingat, dan matanya membulat sempurna ketika mengetahui fakta bahwa yang berdiri di hadapannya ini adalah..

"Kau adalah.."

"Tenang, aku akan memperkenalkan diriku secara formal padamu. Namaku adalah Furukawa Tsuyoshi. Kamar ini secara teknis adalah kamarku juga untuk sementara waktu, karena Airi belum membereskan kamarku, ruangan yang kau lihat di ujung sana" ia menunjuk kearah luar kamar Airi

Mata Hitoka bergerak kesana kemari dengan gugup, tak mampu menatap langsung ke mata Tsuyoshi.

"Apa lagi ya? Oh! Umurku 17 tahun, dan meskipun aku tak ingin, aku selalu jadi pusat perhatian dimanapun aku berada. Alasan kenapa aku tak ingin bergabung ke bawah sana.."

Hitoka tak sanggup mendengar apapun lagi. Semuanya jadi masuk akal, dan kenyataan itu membuatnya semakin ingin mengubur dirinya hidup hidup untuk saat ini

"Dan satu lagi.. aku sangat membenci gadis murahan yang membuka bajunya tiba-tiba di hadapanku, kemudian mulai mengatakan hal hal yang tidak masuk akal."

Pemuda itu berhenti sejenak, mengambil nafas dalam dalam. Yang entah untuk apapun alasannya, membuat Hitoka tidak nyaman

"Kurasa cukup perkenalannya. Kau akan segera terbiasa mengenai segala hal tentangku mulai saat ini. Meskipun sejujurnya, aku sangat tak ingin bertemu denganmu lagi.. Hi–to–ka–san.."

You've Fallen For Me; ebidan x stardust planetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang