Happy Reading
Pagi yang cerah seperti biasanya. Sekolah sudah ramai di penuhi siswa siswi. Karena hari ini para guru sedang rapat, maka murid murid di bebaskan untuk berbuat apa saja. Kalau ingin pulang juga tidak masalah.
Masing masing murid melakukan apa yang mereka suka. Ada beberapa yang memilih pulang, karena malas berlama lama di sekolah. Calya, aurelia, iqyan, abdi, dan Aksa sedang duduk di pinggir lapangan, menonton anak anak lain bermain Basket. Tidak tertarik, tapi katanya Iqyan, abdi, serta Aksa juga ingin ikut bermain. Jadi Calya dan Aurelia jadi ikut menonton.
"Daisy belum datang?" Tanya Aksa.
"Apa urusan lo nanya nanya?" Tanya Iqyan.
"Ya tumben! udah jam 08:23 belum datang!" Kata Aksa.
"Baru aja, kemarin mau ngobrol sama kita. Sekarang udah main ngilang aja." celetuk Abdi.
"Jangan mikir aneh aneh! Siapa tau lagi sakit? Lagi ada urusan keluarga? Lagi males ke sekolah?!" Sambung Aurelia.
"Kalo malas datang sekolah, kayaknya Daisy bukan tipikal orang seperti itu deh!" Calya berfikir. "Pasti dia ada masalah!"
Mata Aksa melebar. "Alamat rumah nya di mana?" Tanya Aksa.
"Cie ada yang merasa khawatir, tapi gak mau jujur." Sindir Iqyan tanpa melihat Aksa.
"Lo suka sama Daisy?" Tanya Calya dengan wajah serius.
"Iya. Dia suka sama Daisy." Sambung Abdi.
Aksa terdiam. Dasar Abdi. Mulut nya gak bisa di jaga. Tapi apa benar? Gue suka sama Daisy? Aksa jadi binggung dengan perasaan nya sendiri.
"Kalo lo memang suka sama dia, pliss...bahagiain dia. Gue emang gak di anggap sama dia! Tapi gue udah anggap dia kayak Aurelia. Selalu fi cuekin Daisy gak membuat gue terluka. Dan gue mau berteman sama dia, bukan karena kasihan. Gue yakin sama lo Sa. Lo bisa bahagiain Daisy." Gak nyangka. Calya yang suka ceplas ceplos, dan terlihat biasa saja, memiliki perhatian lebih dengan Daisy.
Aksa diam mendengarkan. Apa gue bisa?
"Gue juga pengen jadi bagian dalam hidupnya. Selayaknya sebagai seorang sahabat. Dekat dengan keluarganya, dan tertawa seperti gue dan Calya. Selalu ada di sisi Daisy. Nyemangatin dia, dan saling curhat bareng. Karena gue yakin, Daisy orangnya asik di ajak bicara. Orang yang baik, bukan dingin dan menutup diri. Orang yang lemah lembut dan ramah. Pintar dalam pertemanan. Tapi entah apa yang membuat nya menutup diri." Sambung Aurelia.
"Lo berdua emang orang baik ya." Puji Abdi. Melihat sifat baik Calya dan Aurelia, ingin sekali Abdi bercerita tentang masa lalu Daisy yang membuat nya menutup diri. Tapi kata Aksa, jangan beri tahu siapa siapa. Biar Daisy yang beri tahu itu ke siapa saja. Karena itu hak Daisy.
"Pikir lo?! Jah--" tiba tiba saja, ada bola yang di lempar dan mengenai kepala Calya. "Aduhh!..sakit baget!..siapa sih yang lempar! Tau main gak sih? Kalo gak tau main biar gue ajarin! Sambil gue halusin badannya, Di ulek ulek pake bola!" Omel Calya. Dasar, suka ngatain Iqyan dan Abdi gila. Eh dia nya gak sadar diri.
"hehe sory! Target gue si Abdi. Ehh lo di kirim sebagai penolong nya." Kata cowok yang melempar bola itu. Berjalan menghampiri mereka. "Yuk main. Tim sebelah udah pergi. Gantiin mereka!"

KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY AKSA
Fiksi Remaja@Daisy_Stella_Gintara Cewek cantik, berambut panjang. Anak satu satu nya dari Wiliam_Faldi_Gintara dan Sifabella_Anatasya_Gintara Sebuah perpisahan, membuat Daisy tidak mau menerima orang baru dalam hidup nya. Sebuah salah paham yang terjadi anta...