Bonus mulmed Azka:*
Happy reading!
[......]
“Woi diem woi! Pak Herman dateng!” seru seorang ketua kelas yang tak lain adalah Farhan.Setelah sang ketua kelas memberitahu bahwa Pak Herman akan memasuki kelas, suasana kelas yang mulanya ricuh menjadi senyap. Bukan apa, pak Herman ialah guru terkiller diantara guru lainnya, beliau mengajar pada mata pelajaran sejarah.
Pak Herman masuk kedalam kelas XI Ips 3 dengan wibawanya dan wajah seremnya. Beliau kemudian duduk dikursinya lalu mengucapkan salam kepada siswa siswinya.
“Selamat pagi,” ucap pak Herman dengan nada tegasnya.
“Pagi pak,” serempak satu kelas menjawab salam dari pak Herman.
“Baiklah, sebelum memulai pelajaran hari ini, seperti biasa bapak akan mengabsen terlebih dahulu,” ucap pak Herman kepada siswa siswinya.
Lalu pak Herman mulai mengabsen muridnya satu persatu, “Aditya Hermawan.”
“Hadir pak,” jawab Aditya.
“Aira Deolinda Jovanka.”
“Hadir pak,” jawab Aira.
“Aletha Quenby Faustene.”
“Saya pak,” jawab Aletha
“Aretha Quenby Faustene.”
“Saya pak,” jawab Aretha.
Aletha yang mendengar jawaban kembarannya, ia yakin pasti kembarannya mengikut ucapannya. Aletha menoleh kebelakang dan memberi pelototan kepada kembarannya, dan respon Aretha hanya menjulurkan lidahnya tak mau kalah.
“Azka Radmilo Carney.”
Tak ada sahutan.
“Azka Radmilo Carney!” ulang pak Herman.
Masih tak ada sahutan lagi.
“Apa Azka tidak hadir hari ini?”
Semuanya diam, tidak ada yang menjawab. Karena semua murid yang ada di kelas sudah jengah dengan kelakuan Azka, sang pemilik sekolah sedang tidur.
“Kenapa semuanya diem?” gumam Aira. Lalu Aira menoleh kebelakang. Aira membelalakkan matanya melihat Azka tengah tertidur pulas.
“Azka tidur pak,” seru seseorang yang tak lain adalah Aira.
“Tidur?!” murka pak Herman.
Pak Herman lalu beranjak dari kursinya dengan membawa penghapus papan tulis menuju bangku Azka dan yap benar, Azka tengah tertidur pulas sekali.
Dan...
'pletak'
Suara penghapus papan tulis menghantam meja yang ditempati Azka, seketika Azka terkejut dengan suara hantaman benda. Azka mendongakkan kepala dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah pak Herman yang tengah menahan amarah, Azka yang baru sadar seketika menegakkan badannya lalu tersenyum manis kepada pak Herman.
“Enak tidurnya?” ucap pak Herman tajam.
“E.. Enak pak,” jawab Azka dengan cengirannya.
“Berani beraninya ya kamu tidur dijam pelajaran saya!” murka pak Herman kepada Azka.
“Kamu itu anak pemilik sekolah ini Azka! Tapi kamu tidak memberi contoh yang baik pada teman-temanmu!” lanjut pak Herman.
“Kan saya cuman tidur pak. Tidur itu contoh yang baik pak,” ujar Azka dengan tampang tak memiliki dosa sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA [On Going]
Fiksi Remaja"Lo tau definisi cinta?" - Azka Radmilo Carney "Gue gak tau definisi cinta, dan apa itu cinta. Karena yang gue tau cinta buat gue sakit hati dan hancur." - Aira Deolinda Jovanka "Gue yang akan jelasin apa itu cinta, dan gue sendiri yang akan merubah...