Happy reading!***
“Lo yakin, Raf?” tanya sosok gadis berambut pirang pada cowok yang bernama Rafa.“Sangat yakin.” Ucapnya dengan penuh yakin.
“Lo pindah buat bales dendam?” tanya sosok gadis itu.
Rafa mengangguk.“Perasaan lo gimana?” kali ini pertanyaan dari gadis itu membuat Rafa menghela nafas berat.
“Gue...gak tau,” lirih Rafa menundukkan kepala.
Setelahnya hening. Sosok gadis itu memberikan ruang untuk Rafa menelusuri perasaannya saat ini.
“Semalem gue ketemu dia.” Rafa mendongakkan kepala seraya mengingat wajah gadisnya tadi malam.“Dia...ketakutan.”
“Ya lo pikir aja, Raf. Cewek mana yang gak takut sama cowoknya yang jadiin dia babu, kalo babu semacam pembantu mungkin masih bisa dimaklumi, lah lo? Cewek lo sendiri dijadiin babu bergilir sama temen-temen lo, bahkan mahkotanya hampir direnggut.” Jelas sosok gadis itu dengan perasaan kesal.
“Masalah itu diluar rencana gue! Arghhh..brengsek si Adi!!” teriaknya frustasi. Mengingat kejadian dimana Aira dijebak teman Rafa sendiri dengan mencampuri minuman Aira obat tidur.
“Untung aja waktu itu lo nolong Aira, jadi Aira selamat.” Benar. Tepat kejadian dimana Aira dijebak, salah satu teman Rafa lebih tepatnya sahabat memberitahu Rafa bahwa Aira dalam bahaya. Rafa marah, dan berakhir teman Rafa—Adi yang menjebak Aira masuk ke rumah sakit dalam keadaan kritis.
Dan pada saat Aira sadar dari pengaruh obat tidur, ia melihat sosok Rafa berdiri dengan nafas terengah-engah dan melihat sosok lain terkapar tak berdaya dengan muka penuh lebam akibat pukulan dari Rafa.
Pada saat itu juga Rafa melihat raut wajah ketakutan Aira, ia menyesal, menyesal telah lengah dalam mengawasi Aira yang menjadi babu teman-temannya, sejak saat itu Rafa menghilang, menghilang dengan membawa perasaan bersalah. Padahal ini semua bukan salah Rafa, tapi Rafa sangat menyayangi dan menjaga Aira meskipun ia selalu menyakiti Aira menjadikannya babu serta merta menyakiti hati gadis itu.
Bukan tanpa alasan Rafa menyakiti Aira. Ia ingin membalas dendam pada ayahnya Aira, ayah Aira membuat keluarga Rafa berantakan. Mama dan papanya Rafa bercerai karena perselingkuhan antara mamanya dengan papahnya Aira. Hal itu membuat Rafa marah, kesal, perasaan berkecamuk menjadi satu dan berakhir menjadikan Aira patokan balas dendamnya.
“Yaudah sana berangkat.”
Rafa mengangguk, ia beranjak berjalan ke pintu dan meninggalkan apartemen sosok gadis rambut pirang itu.
[.........]
“Pagi, pak Yasir.” Sapa Aira pada penjaga gerbang disekolahnya.“Pagi geulis.” Pak Yasir menyapa balik Aira.
Aira memarkirkan mobilnya diparkiran dan turun dari mobil. Kemudian Aira melangkahkan kakinya melewati koridor sekolah, banyak sapaan dari teman teman yang ia kenal, sesekali ia merespon sapaan itu dengan senyuman manisnya.
Disaat langkah kakinya mendekati kelasnya, Aira mendengar bisik-bisik dari segerombolan cewek yang duduk didepan kelas yang dilewati Aira.
“Gue denger denger, ada anak baru disekolah kita. Cowok, tampan banget.” Ucap cewek berambut sebahu dengan tangannya menempel dibahu temannya.
“Stok cogan disekolahan kita nambah dong.” Tukas cewek sebelahnya.
“Katanya sih, tuh anak baru sepupunya Kak Gebi.” Cewek yang tengah mengamati kukunya berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA [On Going]
Fiksi Remaja"Lo tau definisi cinta?" - Azka Radmilo Carney "Gue gak tau definisi cinta, dan apa itu cinta. Karena yang gue tau cinta buat gue sakit hati dan hancur." - Aira Deolinda Jovanka "Gue yang akan jelasin apa itu cinta, dan gue sendiri yang akan merubah...