Ekstra: Nadir

1.5K 196 28
                                    

Nadir
KBBI: (a) jarang ada, jarang didapat, luar biasa.

***

Memang niat Jisung seharusnya diluruskan.

Dia terkadang senang apabila terdengar kode blue kode blue karena dirinya secara tidak langsung akan bertemu dengan Minho, kekasihnya.

Senang sekali sudah bisa menambahkan kata kekasih di belakang nama Minho ketika menyebutkan lelaki itu.

Ada rasa bangga dalam diri Jisung.

Penantian tujuh tahun lebihnya kan jadi tidak sia-sia, layaknya lagu Cho Kyuhyun, 7 years of love.

Kode blue kode blue kode blue.

Nah, itu yang dinanti oh salah, itu yang ditunggu oh ternyata sama saja.

Jisung merapikan tatanan rambutnya dan jas sneli yang tersemat di tubuhnya ia bersihkan, padahal tidak kotor.

"Kecelakaan beruntun di pusat Seoul, satu pasien luka fatal karena kepala terjepit kerangka mobil," Minho berucap pada Jisung atas kondisi pasien.

Jisung mengangguk mengerti dan mulai menangani pasien.

***

Pluk!

Lima buah lolipop dengan berbagai rasa tertangkap di tangan Jisung.

Jisung mendongak kemudian tersenyum, "Makasih sayang," lalu dirinya berucap itu.

Siapa lagi yang dipanggil sayang oleh Jisung kalau tidak Minho. Lelaki tampan yang dipanggil sayang itu tersenyum manis dan memilih duduk di samping Jisung.

"Sudah benar-benar berhenti kan?" Tanya Minho terdengar memastikan.

Jisung memang telah sepenuhnya berhenti merokok dan tidak lagi mengonsumsi obat tidur karena Minho telah menggantikan rokok dengan lolipop dan obat tidur dengan dirinya, kata Minho, "Jadikan aku obatmu jika sedang terbesit bad think dan ingin makan obat-obat itu. Kan kamu juga yang paling tahu efek sampingnya daripada aku. Itu gunanya hubungan ini."

Jisung berucap, "Tentu saja, kan sudah ada lolipop dan tersayangku ini," Jisung dengan tidak tahu malunya memeluk tubuh sang kekasih.

Tentu saja dibalas juga dengan Minho menjadikan pemandangan yang tidak enak dilihat oleh para manusia lajang.

"Aku hari ini hanya sif pagi, kamu juga kan?" Jisung tiba-tiba bertanya disela pelukan mereka.

Minho mengangguk.

"YAS!! ASSA. Kencan???"

Jisung sungguh atraktif dan itu membuat Minho malu karena mereka jadi dilihat oleh hampir seluruh masyarakat rumah sakit.

***

Di sini lah mereka, sungai Han.

Minho jarang keluar jika tidak sedang bertugas maka wisata-wisata yang seharusnya di umurnya itu sudah tahu, tapi tidak dengan Minho.

"Maaf hanya bisa membawa dirimu kemari," Minho menunduk.

"Eiiiii, jangankan ke sini, di kamar dan berpelukan saja aku bahagia, yang penting denganmu," Jisung dengan tangan yang refleks melinggar di pinggang Minho dan memeluknya.

"Jisung seneeeeng banget, banget, banget, bangeett. Kata banget rasanya kurang untuk mengungkapkan perasaan ini," Jisung menatap Minho sedikit mendongak karena tinggi badan mereka.

Minho pun menatapnya dengan tatapan memuja. Setelah sekian purnama dirinya menahan rasa untuk menatap pujaan hati dalam jarak yang begitu dekat seperti ini. Pipi Minho rasanya malah memanas, malu.

Minho yang merasa malu itu pun menoleh ke sembarang arah yang penting tidak menatap Jisung namun yang dialihkan tatap tidak terima, kedua tangan Jisung langsung mencoba menangkup dagu Minho dan menyuruh kekasihnya itu menatapnya kembali.

"Kamu harus tahu kalau Jisung cintaaaa sekali ke Minho," Jisung mulai berujar dengan tangan masih berada di posisi yang sama.

"Mau menikah dengan Jisung?" Tiba-tiba pertanyaan Jisung menjadi serius.

"Apa?"

"Mau menikah dengan Jisung?" Jisung mengulangi pertanyaannya.

Minho lama diam, mungkin masih kaget dengan pertanyaan atau dapat dikatakan dengan sebuah permintaan dari Jisung.

Setelahnya Minho malah menggeleng sembari melepas tangan Jisung yang ada di dagunya dan berganti dirinya yang memegang tangan Jisung lalu mengelusnya lembut.

"Aku tidak mau-" Jisung sudah mau menangis, biarlah terlihat cengeng karena memang Jisung sedih dan berpikir jika dirinya ditolak lagi. Dia kan trauma.

"-karena melamarmu itu tugasku, Ji. Aku sudah tidak menembakmu dan masa aku juga tidak melamarmu. Jadi aku menolakmu."

Minho berdiri dari duduknya dan berjongkok di bawah Jisung tanpa melepas genggaman tangannya dari tangan Jisung.

"Terima kasih telah menunggu selama tujuh tahun dengan memupuk luka yang tidak pernah kamu utarakan. Terima kasih telah menempatkan aku pada hatimu dan menjaganya selama ini meski berapa pun aku menyakitimu. Dokter Han ah maksud aku, Jisungku tersayang, setelah semua yang kita lewati selama ini, aku dengan bangga meminta kamu untuk terus menemaniku selama sisa hidupku, menjalani segala lika liku kehidupan yang menanti kita di masa depan, dan tentu saja menerima segala kekuranganku nanti ketika kita telah tinggal bersama, mau ya Ji?"

Air mata Jisung berlomba untuk keluar dengan isakan yang kerap, bukan tangis sedih yang terdengar tapi tangis bahagia. Tak apa jika Jisung kali ini bersifat asiri karena memang dia ingin menguap dengan perubahan sikap Minho ini.

Jisung mengusap sendiri air matanya lalu memukul bahu Minho pelan, "Belajar dari mana kalimat-kalimat keju itu Minho!!" Pekik Jisung  yang tengah malu itu.

Selama berpacaran memang Jisung yang selalu aktif dan Minho yang lebih banyak malu karena Minho terlalu kaku dalam urusan berhubungan dengan manusia apalagi hubungan yang melibatkan perasaan suka, sayang, dan cinta.

"Itu jujur dari hatiku tahu," Minho mengungkapkan kejujurannya dengan mencium tangan Jisung yang telah dia pegang kembali.

Merona, pipi Jisung kembali merona. Dia tidak terbiasa diperlakukan seperti ini oleh Minho.

"Minhoo~~" berganti Jisung mencium  tangan Minho lalu menyuruh kekasihnya itu kembali duduk di sampingnya guna bisa dipeluk erat.

"Aku mau, sayang."

Jisung bangkit dari duduknya dan mulai berlari.

"Aku mau, sayang. Ayo kita menikah besok!!" Tanpa memperdulikan manusia lain yang berada di sekitar Sungai Han, Jisung berteriak sambil melambai-lambai bahagia.

Minho menggeleng gemas melihat kekasihnya yang sedang loncat-loncat akibat kegirangan, "Ya tidak besok juga, Lee Jisung!!!"

Minho pun juga ikut berteriak, melupakan fakta jika mereka tidak sendiri di sana.

***

















Hadiah untuk kalian yang masih menyimpan buku ini di perpus 💛

Aram Temaram | minsung✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang