Part 04.

102 68 17
                                    

*Kau itu seperti hantu. Datang tak di undang, pergi tanpa pamit.*

Pagi pagi sekali, Andi sudah terbangun dan siap siap untuk pergi bekerja. Andi bekerja sebagai tukang kebun di rumah besar samping kantor A.

Andi memasuki kamar Sandra berniat untuk membangunkan gadis itu. "Araa...bangun nak,  sekarang hari pertama kamu bekerja. Ayo bangun!"

"Emmm iya, yah." Sandra membuka matanya perlahan.

"Jangan sampai terlambat nak, ayah mengajarkanmu untuk disiplin bukan untuk bermalas - malasan." Ucap Andi dan berjalan meninggalkan kamar Sandra.

Sandra berjalan gontai ke kamar mandi. Dia sudah siap memulai ritualnya di kamar mandi.

Gadis cantik dengan pakaian formal itu menghampiri ayahnya yang sedang sarapan di meja makan. "Ara, sini nak kita sarapan dulu."

"Tidak ayah, nanti saja. Aku sudah terlambat." Ucap Sandra sambil terus melihat jam di tangannya.

"Setidaknya, makanlah sedikit," ucap Andi. "Iya ayah" Sandra mendudukan tubuhnya di samping Andi dan mulai sarapan.

                                    *****

"Dimana pekerja baru itu? Baru saja hari pertama sudah telat!" Reyhan mendengus kesal, karena Sandra tidak bisa disiplin.

Sandra berhenti di depan Reyhan dengan nafas tidak teratur. " Ma- maaf pak, saya ter- lambat." Sandra segera melangkahkan kakinya melewati Reyhan.

"Tunggu!" Sandra menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Kamu akan jadi sekertaris saya plus disainer pilihan saya." Ucapnya tanpa ekspresi.

Sandra menatap Reyhan tak percaya. _Benarkah? Ini akan sangat memudahkan gue buat mencari informasi tentang pak angkuh ini._

"Bapak serius, pak?" Tanyanya memastikan.

"Iya" Ucapnya masih dengan tanpa ekspresi.

"Terimakasih, pak!" Refleks, Sandra memeluk Reyhan.

Reyhan sempat tercengang seketika. Jantungnya berdegup sangat kencang. " Saya akan rapat sekarang. Lepaskan saya dari pelukanmu!"

Sandra melepas pelukannya dan mundur beberapa langkah. "Eh, maaf pak." Sandra tersenyum lebar hingga menampakkan deretan gigi rapinya itu.

Ingin sekali Reyhan mengacak acak surai hitam milik gadis itu. Reyhan segera melangkahkan kakinya meninggalkan Sandra.

"Reyhan, gue tau itu lo. Tatapan lo ke gue masih sama seperti saat kita masih sekolah dulu. Kita dulu masih sangat kecil kan? Dan gue tau sekali bahwa dalam hati lo, lo gak mau lepasin gue tadi. Dari dulu, lo sering meluk gue saat gue sedih Han. Apa lo gak ingat?" Sandra memperhatikan punggung Reyhan yang semakin menjauh dan mengecil.

" Dia cantik dan dia sangat percaya diri, gue menyukainya? Ya ampun.."

Miting sudah selesai 5 menit lalu. Reyhan meninggalkan kantor untuk makan siang.

BRUKK...

Dengan segera Reyhan menangkap Sandra dan memeluknya. _Dugaanku benar, ini memang lo. Reyhan!_

Keduanya saling menatap cukup lama sekarang, hanyut dalam pelukan dan tatapan masing masing.

"Ehemm..Bapak ini, belum makan aja udah kenyang duluan." Ale yang baru saja melihat kejadian itu, hanya bisa terkekeh pelan.

Reyhan melepaskan pelukannya kepada Sandra. Dia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana miliknya. _Terkesan sangat cool._

"Apa yang anda maksud? Saya hanya membantunya saja tidak lebih, benarkan?" Reyhan menatap Sandra penuh harap. Dan yang di tatap hanya mengangguk sebagai jawaban.

REYHANDRA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang