Hai^^
Wellcome to my story!
Ini ceritanya aku gabut karena gaboleh keluar, jadi iseng aja bikin cerita lagi hehe.Enjoy the story!
ㅡㅡㅡ=<>=ㅡㅡㅡ
"Bun, mau kemana deh?" Tanyaku di depan pintu pintu.
Kemudian bunda yang sedang terburu-buru memakai sendal itu menoleh.
"Oh? Udah bangun ya kamu. Bunda mau pergi beli sayur, tadi ditelepon sama mamanya Winda katanya mas sayur udah dateng." Jelasnya.
"Ooooo, titip milo ya."
Bunda mengangguk, "Oke, bunda pergi dulu, kamu jangan lupa nyapu." Kata bunda lagi lalu berlari keluar rumah.
Aku menatap kepergian bunda dengan tatapan datar.
Bunda dan ibu-ibu komplek sini tuh udah kayak bucinnya mas sayur. Tiap pagi kalo denger klakson motor dibunyikan berkali-kali, pasti ibu-ibu langsung kompak lari keluar rumah.
Seneng dah tuh mas sayur dikejar-kejar sama ibu-ibu.
Aku pun masuk ke dalam rumah dan menyapu seperti perintah bunda.
-------
Saat aku masih sibuk menyapu, tiba-tiba ponsel di kamarku berdering.
Bunda's calling..
Eh? Perasaan bunda baru aja pergi deh, kok nelpon?
"Hal-"
"Shiren, bunda lupa bawa keranjang sayur nih, bawain ya. Sekarang. Bunda ada di depan rumahnya Winda, oke?"
"Hm iya, oke."
Kemudian sambungan terputus.
Aku merotasikan mata tanda jengah. Jujur saja, aku ini orangnya malas banget kalau disuruh-suruh. Kalau pun kulakukan, pasti ogah-ogahan. Seperti menyapu tadi.
Akhirnya aku pergi mengambil keranjang sayur milik bunda lalu berangkat ke rumah Winda.
-------
"Iya sist, aduuh! Parah banget deh kalau sampai gitu tuh, hm-m iyaa aduh"
Dari kejauhan, kudengar mas sayur bergosip ria dengan ibu-ibu. Ya, suaranya memang besar hingga aku yang masih jauh pun bisa mendengarnya.
"Mas, bundaku mana?" Tanyaku pada mas sayur karena tak melihat keberadaan bunda.
"Eh, ada neng Sherin"
Aku merotasikan mata. Tidak hanya sekali mas sayur memanggilku Sherin.
"Shiren mas, bukan Sherin" koreksiku dengan datar.
"Oh iya, ya ampun, mas lupa hehe. Bundamu tadi pergi ke rumahnya bu Harun tuh, tapi nanti balik kesini lagi katanya" jelas mas sayur.
"Oh, oke" jawabku lalu berjalan ke rumah bu Harun.
"Buset dah neng, jangan jutek-jutek atuh!" Teriak mas sayur yang tak kupedulikan sama sekali.
-------
"Assalamualaikum! Tante Harun! Bunda!" Teriakku saat sudah sampai di depan pintunya tante Harun yang tidak tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Doang
Teen FictionAwalnya kami sering main bersama-sama sewaktu kecil. Namun saat mengenal kata rebahan, aku mulai malas keluar dan kami tak pernah ketemu lagi.. Hingga saat aku kelas 10, bunda membuatku bertemu lagi dengannya. Disitulah awal kisah ini dimulai. Ih ga...